Dua hari berlalu, Hyunjin tiba di rumahnya, ia melihat Sena dan Yeji yang tengah makan malam bersama. Hyunjin memejamkan matanya sejenak, lalu ia kembali memandang datar dan memantapkan langkahnya menghampiri kedua gadis itu.
"Eo-kak Hyunjin" Panggil Sena seraya tersenyum senang saat melihat Hyunjin di hadpannya.
"Selesai?" Tanya Sena dengan gumaman, dan ia terlihat tidak peduli.
"Hm, selesai" Sahut Hyunjin, lalu ia mendekat pada Sena.
"Kalung itu, udah gue titipin ke pelayan rumah Oh Yunseok" Ujar Hyunjin, dan Sena mengangguk.
"Pasti sulit nemuin papa, dia emang orang sibuk" Sahut Sena dengan acuh, sesekali ia meneguk air minumnya.
Sebenarnya Hyunjin ingin mengatakan bahwa Papanya kecelakaan, namun ia mengurungkan niatnya selagi Sena tidak bertanya lainnya.
"Hm, aku gak ngerti. Kak Hyunjin ini sebenarnya abis dari mana?" Tanya Yeji, lalu Hyunjin menoleh.
"Kerja, dan ini penting makanya gak bisa pulang selama empat hari ini"
"Kalau udah selesai langsung ke kamar" Ujar Hyunjin, lalu dengan patuh Yeji beranjak dan pergi memasuki kamarnya.
"Ada yang mau lo sampein?" Tanya Sena dengan dahi berkerut.
"Gue ke jepang buat nemenin Jeno"
Sena menghela nafasnya "sekarang gue enggak peduli, dan gak mau tahu"
Hyunjin berjongkok dan meraih kaki Sena yang sudah tidak di perban, namun bengkaknya masih terlihat.
"Ahk sakit" Pekik Sena karena Hyunjin menekan bagian bengkaknya.
"Ini harusnya udah gak bengkak, pasti lo banyak jalan" Tebak Hyunjin, dan Sena membenarkan di dalam hati.
"Gue cuma keluar masuk kamar" Ujar Sena, lalu Hyunjin tiba-tiba mengangkat tubuh Sena, sontak Sena mengalungkan kedua tangannya di leher Hyunjin.
"Lo berlebihan, gue bisa jalan sendiri" Ujar Sena seraya memandang wajah sendu Hyunjin.
"Kaki lo gak bakal sembuh kalau lo banyak jalan" Ujar Hyunjin seraya berjalan memasuki kamar Sena, dan mendudukan Sena di atas kasur.
Hyunjin mengambil semacam krim mentol di laci, beserta kain elastisnya. Lalu ia duduk di pinggiran kasur dan menaruh satu kaki Sena di atas pangkuannya.
Sena memperhatikan bagaimana Hyunjin dengan telaten mengobati kakinya.
"Sshh, sakitnya sampai telingking kaki" Lirih Sena seraya meringis, lalu Hyunjin memijat telingking kakinya sejenak, lalu melilitkan perban di kakinya.
"Apa gak ada orang yang nyariin gue?" Tanya Sena yang membuat Hyunjin menatapnya.
"Gak ada"
"Harusnya gue enggak berharap lebih" Gumam Sena lalu menghela nafasnya.
"Hm. Jangan tidur larut, kalau butuh apa-apa panggil Felix aja, jangan banyak jalan" Ujar Hyunjin seraya beranjak, lalu ia keluar dari kamar Sena.
"Ada apa sama gue? Rasanya gak enak" Gumam Sena seraya memandang dinding putih di sana, lalu ia menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran buruknya.
**
Sudah beberapa hari ini Jiwon selalu menangis, kadang menangis sendirian, kadang mencari Jaehyun dan menangis sesenggukan. Saat ini Jiwon tengah di ruangan Jaehyun dan duduk di pangkuan Jaehyun sambil menangis.
"Kamu tuh sebenarnya kenapa?" Tanya Jaehyun yang terlihat kesal, sebab mendengar anak menangis tanpa sebab membuatnya jengkel, terlebih Jiwon tidak cerita apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang Hyunjin
Fanfiction[END] Han Sena, perempuan yang terjebak di kediaman Gengster bernama Ares, geng yang beranggotakan 6 laki-laki brandalan yang tengah di buru oleh Polisi. Ares adalah Geng pengedar barang ilegal, pencuri, dan pembunuh bayaran. Mereka tidak pernah se...