Hyunjin dan Sena tiba di rumah, Hyunjin berjalan cepat menuju kamar Jeno, namun Jeno sedang tidak di sana, jadilah Hyunjin meraih koper senapan milik Jeno.
"H-hyunjin" Guman Sena yang tidak mengerti, lalu tak lama Jeno datang karena melihat Hyunjin memasuki kamarnya.
"Ada apa?" Tanya Jeno, dan Hyunjin menoleh, lalu ia melmpar koper senapan milik Jeno ke lantai.
Hyunjin tampak berusaha tenang, namun hal itu malah membuat bibirnya gemetar. Bahkan Jeno merasakannya, kemarahan Hyunjin yang di tahan.
"Ada apa sama lo?" Tanya Jeno dengan pandangan tak suka karena koper kesayangannya di lempar begitu saja.
"Dimana gantungan Salip lo? Yang katanya jimat keberuntungan lo" Tanya Hyunjin dengan suara pelan.
Jeno pun meraih kopernya dan mencari gantungan itu, namun ia tidak menemukannya.
Hyunjin geram, ia hendak memukul Jeno namun Sena menahannya. "Lo kenapa sih Jin? Lo gak perlu kasar!"
"Gantungan ini, punya lo kan?" Tanya Hyunjin dengan desisan tajam seraya menunjukan gantungan itu di tangannya.
"Jawab sialan!" Bentak Hyunjin.
Jeno terlihat panik, namun dengan cepat ia mengubah ekspresinya menjadi tenang, ia pun membuka laci nakas, dan menunjukan gantungan salipnya berada di sana.
"Punya gue disini, ini lepas karena di rusak Kkami beberapa hari yang lalu, dan lo tahu itu" Ujar Jeno, ekspresi terkejut Sena tergantikan dengan helaan nafas.
"Jin, lo gak perlu gegabah, gak ada alasan buat Jeno melakukan itu" Bisik Sena yang membuat Hyunjin melemaskan bahunya, terlihat sekali raut wajah frustasi Hyunjin.
"Barang kayak gitu gak cuma ada satu, banyak yang jual. Lagian lo kenapa sih? Cerita kalau ada masalah" Ujar Jeno, lalu Hyunjin berjalan gontai keluar dari kamar Jeno.
"Nanti gue ceritain" Ujar Sena seraya menyusul Hyunjin.
Jeno mendudukan dirinya di pinggiran kasur, lalu mengusak kasar surainya.
**
Hyunjin menenggak minuman kalengnya hingga habis, Sena yang melihat itu memandang Hyunjin dengan pandangan cemas.
"Lo bilang kedua orang tua lo terlilit hutang?" Tanya Sena, dan Hyunjin mengangguk.
"Apa sampai sekarang hutang itu belum lunas?"
"Gak tau"
"Kita tunggu Yeji sadar, kemungkinan dia tahu tentang hutang orang tua kalian, dan kalau benar mereka masih ada hutang, kita cari si rentenir itu, dan cari tahu apa rentenir itu ada hubungannya sama kematian kedua orang tua lo" Ujar Sena yang membuat Hyunjin terdiam.
"Lo harus tenang Jin, walau berat tapi kalau gegabah kayak tadi, lo bisa menyinggung Jeno, dia enggak tahu apa-apa"
Hyunjin menghela nafasnya dalam "jangan ganggu gue" Gumamnya, lalu pergi menuju kamarnya dan menguncinya dari dalam.
"Sedih beneran, kasihan Hyunjin" Lirih Sena, lalu meninjukan kedua tanganngnya.
"Gue enggak akan biarin si penembak lolos" Ujarnya dengan kesal, lalu pergi menuju kandang Kkami, seperti biasa bermain bersama Kkami jika sedang tidak ada kerjaan.
**
J
am sudah menunjukan pukul 8 malam, Sena memutuskan untuk pergi ke toko buku mengantar Jisung membeli buku untuk ujiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang Hyunjin
Fanfiction[END] Han Sena, perempuan yang terjebak di kediaman Gengster bernama Ares, geng yang beranggotakan 6 laki-laki brandalan yang tengah di buru oleh Polisi. Ares adalah Geng pengedar barang ilegal, pencuri, dan pembunuh bayaran. Mereka tidak pernah se...