07

70.2K 7K 2.6K
                                    

Warning 18+

.
.

Siang ini, Sena tampak menuruni tangga, dan ia melihat Jaemin yang tengah membawa kardus dari arah ruang kerja Ares menuju belakang rumah.

"Lo lagi ngapain?" Tanya Sena seraya berjalan di samping Jaemin.

"Mindahin berkas lama ke gudang, lo udah makan siang?"

"Belum" Sahut Sena seraya meraih beberapa berkas yang berada diatas kardus.

"Habis ini makan siang bareng"

"Hm" Gumam Sena seraya membaca bagian depan berkas tersebut, sesekali ia melihat perlembarnya sambil berjalan, tentunya tanpa sepengetahuan Jaemin.

Sena merobek pelan satu lembar, lalu melipatnya dan mengantunginya.

"Kita makan siang dimana?" Tanya Sena.

"Gue udah pesan makanan, ada di meja makan" Sahut Jaemin, lalu Sena mengangguk. Setelah keduanya menaruh berkas itu di gudang, mereka pun pergi menuju dapur, sudah ada beberapa makanan di atas meja makan.

"Wah, lo sengaja beli?"

"Iyalah"

Sena pun tersenyum lalu ia duduk di hadapan Jaemin.

"Yang lain kemana?" Tanya Sena

"Gak tau, tapi kalo Jeno pergi ke makam orang tuanya" Sahut Jaemin yang membuat Sena menatapnya.

"Orang tua Jeno udah meninggal?"

"Iya, orang tua kandung Jeno udah meninggal, itu pun Jeno baru tahu 2 tahun yang lalu"

"Hmm sebenarnya kalian ini dari mana? Maksud gue kok bisa bikin geng kayak gini?"

"Kita semua anak panti asuhan sejak lahir, dan Willis ngadopsi kita saat kita umur 15 tahun buat dia jadiin anak asuhnya, ternyata tujuan utama dia buka cuma jadi anak asuh, tapi buat di jadiin pekerja. Willis ngedidik kita sampai kita jadi kayak gini"

"Willis siapa? Gue selalu dengar nama itu dari kalian"

"Kita manggilnya Willis, dia orang penting di negara ini, tapi sebenarnya dia juga punya bisnis ilegal, dia memperjual belikan barang ilegal lewat kita, jadi kita kerja buat dia. Kalo kita ketahuan, kita enggak boleh sebut nama dia"

"Kita semua berterimaksih pada Willis, soalnya kehidupan kita di panti enggak senyaman yang orang-orang pikirin, panti kita kayak setan, pemiliknya suka kasar sama kita semua" Lanjut Jaemin dengan santai.

"Jadi, kita enggak ada hak buat nolak perintah Willis. Tapi Sen, kita semua belum bilang sama Willis kalo Ares punya anggota baru"

Sena terlihat cemas "k-kenapa gak bilang? Kalian takut? Atau dia emang jahat?"

"Tentu dia jahat, dia Mafia tersembunyi di negara ini. Kejam banget, gue aja enggak berani natap dia lama-lama. Tapi lo enggak perlu khawatir, nanti Hyunjin yang jelasin ke Willis, tapi bukan sekarang. Jadi kita usahain lo enggak boleh ketemu Willis dulu untuk sementara" Sahut Jaemin.

"Lo bikin gue takut" Lirih Sena, dan Jaemin tampak tidak enak.

"Bukannya gue nakut-nakutin, emang kenyataannya gitu. Tapi lo tenang aja, jangan khawatir. Hyunjin bisa ngatasin semuanya"

Sena mengangguk, dan mereka kembali melanjutkan makan.

**

Kini Sena sudah berada di kamarnya, ia mengunci pintu dan mengambil ponsel androidnya.

ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang