55

35.2K 3K 1.5K
                                    

Novel oneshot, zero, dan Perfect demon lagi diskon nih.

Cek harganya aja di shopee aerishop794, jangan sampai kehabisan ya!

😍😍

Hayu spam komen! Jangan lupa Vote juga ya.

Terimakasih ❤️🤗🤗

.
.
.

Chan, tumbuh menjadi orang yang agak dingin, ia lebih banyak bicara dengan Hyunjin dan Jiwon ketimbang teman-teman di sekolahnya. Chan sebenarnya merasa kesepian, ia ingin mudah berbaur dengan yang lain, namun itu terlalu sulit baginya.

Chan memperhatikan bagaimana temannya bergaul satu sama lain, namun dirinya sulit, bahkan teman-teman di sekolahnya terlihat takut padanya, sebab Chan gampang emosi dan selalu berlaku kasar jika kesal.

Lebih tepatnya Chan selalu berkelahi dengan teman di kelasnya maupun di kelas lain, karena laki-laki lain di sekolahnya selalu iri pada Chan karena Chan populer di kalangan gadis di sana, membuat mereka menjauhi Chan, memancing Chan untuk berkelahi, bahka mengejek Chan yang tidak memiliki Ibu.

Chan selalu di hukum karena keributan itu, ia pasrah dan tidak mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Padahal teman-temannya lah yang memulai lebih dulu, tapi mereka semua menyalahkan Chan. Dan Hyunjin tidak tahu soal itu, sebab Chan rela di hukum agar Hyunjin tidak di panggil ke sekolah.

Kini, Chan kembali masuk ke ruang konseling, sebab ia mematahkan tangan teman sekelasnya, Reon.

Tak lama, seseorang masuk ke dalam ruang konseling, seorang wanita dewasa yang begitu cantik terduduk di hadapannya, bahkan Chan tidak mengenal wanita itu.

"Perkenalkan, nama saya Han Zia, saya guru konseling dan guru matematika baru di sekolah ini. Siapa namamu?"

Chan terdiam menatap guru barunya dengan datar.

"Saya akan mengurus kasusmu yang selalu berkelahi" Gumam Zia seraya membuka buku hitam yang ia bawa, ia mencari nama Chan di buku itu dengan mencocokan foto disana dan wajah Chan. Karena Chan tidak memakai Nametag pada seragamnya.

"Hwang Se Chan" Lirih Zia, lalu Zia menatap Chan tepat di matanya.

"Nama kamu Hwang Se Chan?" Tanya Zia, dan Chan mengangguk pelan.

Zia terdiam denga nafas sedikit terdengar lebih cepat, membuat Chan dibuat bingung karenanya.

"Tolong urus secepatnya Bu" Ujar Chan yang membat Zia tersadar.

"A-ah baik. Jadi kenapa kamu berkelahi dan mematahkan-

"Hukum saya, dan semuanya selesai"

"Enggak, semua ini enggak bisa selesai dengan hukuman. Ceritakan kejadian sebenarnya" Pinta Zia menolak untuk menghukum Chan, sementara Chan di buat bingung dengan guru baru di hadapannya, biasanya guru lain akan senang hati langsung menghukum Chan.

"Saya cuma mau di hukum" Ujar Chan.

"Cerita atau orang tua kamu saya panggil" Zia memberi pilihan.

"Hukum saya, jangan panggil orang tua saya-

"Hukuman gak ada di pilihan!" Bentak Zia yang membuat Chan sedikit berjengit.

"Masalah gak akan pernah selesai dengan hukuman. Kamu harus tau itu, saya yang akan mendengarkan dan memutuskan kamu di hukum atau enggak"

Chan mengela nafasnya lirih "Reon selalu membuat saya kesal, salah satunya slelau mengolok saya hidup tanpa Ibu"

Penjelasan singkat Chan membuat Zia terdiam, merasakan denyut menyakitkan di dadanya. Rasanya sangat sesak.

"L-lalu kamu memukulnya lebih dulu?" Tanya Zia dengan suara pelan, dan Chan mengangguk.

ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang