26

52.7K 5.5K 1.1K
                                    

Pukul 2:30

Hanya ada 6 orang anak buah Sehun di belakang gedung saat ini, dua orang terus menggali lubang yang sudah ada sebelumnya, hanya saja tidak terlalu dalam.

"C-cukup" Ujar Seokjin dengan suara gemetar, dan dua orang lagi yang berada di atas mengoper tubuh Sena yang sudah di balut selimut putih kepada dua orang di bawah sana. Mereka meletakan tubuh Sena begitu saja, dan menimbunnya dengan tanah merah.

Seokjin mengepalkan kedua tangannya, ia mengutuk Sehun di dalam hatinya. Iblis itu harus hancur bagaimana pun caranya.

Sementara itu di balik pohon besar sedikit jauh dari Seokjin berdiri, Jisung berjongkok dan menangis seraya menutup mulutnya agar suaranya tidak terdengar.

Lalu Hyunjin mengusap pelan bahu Jisung, namun matanya tidak lepas dari sana.

Hyunjin sesekali melirik jamnya, dan ia terlihat gusar.

Setelah beberapa menit kemudian, semua anak buah Sehun pergi dari sana. Di rasa mobil anak buah Sehun sudah pergi, Hyunjin menepuk bahu Jisung.

"Kita harus cepat menggali tanahnya" Ujar Hyunjin lalu berlari menghampiri tempat Sena di kubur.

Sementara Jisung, ia hanya bisa mengikuti Hyunjin dengan pandangan penuh tanya.

"Bantu gue jisung!" Bentak Hyunjin dengan terburu-buru.

"Kenapa harus kita gali kak?"

"BANTU GUE!" Bentak Hyunjin, dan Jisung pun mencari benda yang bisa di gunakan untuk membantu Hyunjin menggali. Sedangkan Hyunjin menggunakan papan yang sengaja ia bawa.

Beruntung anak buah Sehun menggali dan menimbun dengan asal, membuat Hyunjin dan Jisung menemukan selimut putih yang menutup tubuh Sena dengan cepat.

Jisung segera menggali sisinya, agar mereka lebih mudah untuk mengambil tubuh Sena.

Setelah selesai, mereka mengangkat tubuh Sena beserta selimut putihnya, lalu membukanya. Terlihatlah wajah pucat Sena dengan tubuh yang lemas. Pada dasarnya orang yang mati sungguhan tubuhnya akan kaku setelah berjam jam, namun Sena masih dalam keadaan lemas.

Hyunjin segera menyuntikan cairan lagi kedalam tubuh Sena. Sedangkan Jisung hanya diam dengan raut wajah sendunya.

"Sena bangun, Sena" Lirih Hyunjin seraya memeluk tubuh Sena cukup lama.

"Oh Sena, Oh Sena. Bangun Sena, bangun"

"Sena lo harus bangun"

"Oh Sena, gue mohon" Hyunjin terus berbisik di telinga Sena, sedangkan Jisung hanya bisa terisak seraya menggenggam tangan dingin Sena.

"Kak, hiks. Kita harus segera makamin kak Sena dengan layak" Lirih Jisung di sela-sela isakannya.

Hyunjin mengeratkan pelukannya pada Sena, ia memijat lengan Sena agar sirkulasi darahnya melancar kembali.

"Sena bangun Sena. Lo bakal baik-baik aja"

"Sena dengarkan gue, lo harus bangun" Bisik Hyunjin dengan gusar, namun Sena masih tidak merespon.

ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang