23

50.8K 4.9K 207
                                    

Kriett

Hyunjin menoleh saat mendengar suara pintu kamar yang terbuka, dan tak lama terlihat Jisung yang berjalan ke arahnya, tepatnya menuju lemari pendingin di dekatnya. Lalu Jisung mengambil air mineral di dalam sana.

Hyunjin sudah tahu tentang semalam, Jisung yang ketakutan sehabis bertemu Kris.

"Duduk" Perintah Hyunjin, dan Jisung yang baru selesai minum itu duduk di hadapan Hyunjin.

"Semalam ketemu Yifan?" Tanya Hyunjin, dan Jisung mengangguk, ekspresinya terlihat sendu.

"Dia bilang sesuatu sama lo?"

"Enggak" Sahut Jisung dengan suara serak.

"Kak, Yifan ketemu kak Sena" Adu Jisung.

"Iya tahu, Sena enggak tahu kalau itu Yifan. Apa Yifan bikin lo takut?" Tanya Hyunjin, dan Jisung mengangguk.

"Dia kasar, suka mukul gue"

Hyunjin mengangguk "jangan di pikirin, gue pastiin kita enggak akan pernah terlibat lagi sama Dynamic. Besok sekolah kayak biasa, langsung hubungi gue kalau ada yang mencurigakan disana" Ujar Hyunjin seraya beranjak dari kursi, lalu meninggalkan Jisung. Sedangkan Jisung hanya bisa menghela nafas lirih.

**


Sementara itu di kamar, Sena mendapat telepon dari pak Choi.

"Siang pak"

"Siang juga Sena, surat pengunduran diri kamu sudah di sahkan. Kenapa kamu mengundurkan diri secara tiba-tiba? Apa ada masalah?"

Sena terlihat bingung setelah mendengar ucapan pak Choi.

"S-surat pengunduran diri?"

"Iya, dua hari yang lalu kamu kirim lewat kurir"

Pip

Sena mematikan sambungannya sepihak, tatapannya terlihat kosong. Demi tuhan ia terkejut, bahkan sangat terkejut. Bagaimana bisa Sehun melakukan hal itu secepat ini?

Tidak perlu bertanya dari mana Sena tahu bahwa itu ulah Sehun, sebab hanya Sehun satu-satunya orang yang membenci pekerjaannya. Dan papanya tidak mungkin melakukan hal selicik ini.

Sehun bisa melakukan apapun, bahkan ia bisa dengan mudah membuat Sena keluar dari pekerjaannya.

Sena menghela nafas lirih, merasa sedih dan kesal yang bercampur menjadi satu. Pekerjaan yang ia impikan sejak dulu lenyap begitu saja, dan ini ulah si bajingan yang menjelma sebagai kakak tirinya. Kalau begitu, menyamar menjadi anggora baru Ares adalah hal yang sia-sia, usahanya yang setengah jalan ini kandas begitu saja.

Sena memejamkan matanya, dan terus menunduk, isakan lirihnya mulai terdengar. Ia tidak bisa lagi menahan tangisnya, baginya pekerjaannya adalah sebuah kebanggaan yang lebih dari apapun, ia bersyukur bisa mencapai titik itu tapi harus berakhir seperti ini.

Siang ini Sena menangis seorang diri, menangis sejadinya, ia tidak merasa puas walau menangis selama itu, seolah rasa sedihnya tidak akan habis sampai kapan pun juga.

Sena merasa kesepian, hanya di tempat kerjanya ia bisa memiliki kegiatan dan melupakan rasa bencinya terhadap Sehun untuk sesaat. Keluarga Sena sudah hancur, Papanya sudah sejak tahun lalu meninggalkannya ke luar negri, dan Sehun selalu bersikap kasar padanya, lalu jika sekarang ia tidak bekerja lagi, bagaimana Sena harus menjalani hidupnya?

Ares, Sena akui Ares tidak membuatnya kesepian, hanya saja Sena paham bahwa yang Ares lakukan adalah salah, semua pekerjaan yang Ares lakukan berdosa, ia tidak mau melakukan dosa seperti itu, bagaimana pun ia sudah bersumpah bahwa dirinya hanya akan membela kebenaran dan menghukum mereka yang berbuat jahat dengan menjebloskannya ke penjara.

ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang