28

50.5K 5.1K 988
                                    

Sirkuit dini hari tampak ramai, sorak riuh terdengar keras menyebut nama J-One sang pembalap mobil yang tidak pernah mencium kekalahan.

Laki-laki dengan surai coklat terang dan terlihat seperti tupai itu tersenyum puas saat garis finish berhasil ia lalui. Yang tandanya ia akan mendapat mobil lawan karena taruhan yang mereka sepakati.

J-One, atau Han Jisung, ia menangkap lemparan kunci saat ia baru saja keluar dari mobil sportnya.

"Gue bilang jangan nantang" Ujar Han dan Hyunjin mendengus kecil.

"Gue masih punya yang model kayak gitu" Gumam Hyunjin seraya berjalan menjauh, Han pun mengejar Hyunjin dan berjalan di sampingnya.

"Mungkin Ares butuh anggota driver handal kayak gue" Ujar Han seraya melirik Hyunjin.

"Lo harus ijin sama Willis, terakhir gue masukin anggota baru tanpa sepengetahuan Willis, dia mati dua minggu yang lalu"

Han terkejut bukan main "lo serius?"

"Ngapain gue bohong"

"Wahh, Willis orangnya kayak gimana? Gue bener-bener pengen jadi anggota Ares"

"Dia pemimpin Red Mafia-

"APA? Jangan becanda!" Pekik Han yang membuat Hyunjin meringis seraya memegang telinganya.

"Terserah"

"Willis? Apa berarti itu Oh Sehun? Pemimpin Red Mafia?"

"Iya"

"Wahhh sumpah gue baru tahu kalau Willis.itu Sehun! Kenapa lo gak cerita-cerita sih?"

"Emangnya gue tipe orang yang kayak gitu?" Tanya Hyunjim dengan malas, dan Han menyengir, lalu ia mendesis lirih.

"Gue dengar dia punya adik yang cantik" Gumam Han yang membuat Hyunjin menoleh dan menghentikan lanhkahnya.

Han yang menyadari tatapan tajam Hyunjin tiba-tiba tergugup "g-gue dengar dari orang lain, kenapa lo natap gue gitu?"

"Jangam bicarain keluarga Willis sembarangan, lo enggak akan tahu kalau orang di sekitar lo adalah anak buah Willis"

"Huah gue merinding" Ujar Han seraya mengusap lengannya.

"Dan lo adalah anak buah Willis" Timpal Han.

"Gue asuhannya yang dia jadikan mesin duit, tapi gue juga untung banyak" Ujar Hyunjin seraya memasukan kedua telapak tangannya ke saku celana. Sebab udara dingin sangat menusuk.

"Makanya itu, gue juga butuh duit banyak Jin, siapa tahu juga sabunya lebih murah-

"Ares enggak ada yang pecandu" Sela Hyunjin dengan desisan tajam.

"Hah okay-okay, memang sampai kapanpun gue enggak akan bisa masuk Ares" Gumam Han seraya memutar bola matanya malas.

"Tapi lo bisa kerja buat gue" Gumam Hyunjin yang membuat Han menoleh.

"Kerja apaan?"

"Mencari pembunuh orang tua gue" Sahut Hyunjin yang membuat Han terkejut.

"S-sejak kapan lo ada orang tua?"

"Kalau lo gak mau juga gak apa-apa, padahal bayarannya lumayan"

"Eh gue mau, tapi gimana caranya?"

Hyunjin mendengus "lupain, gue enggak butuh orang goblok" Ujar Hyunjin seraya berjalan mendahului Han, sedangkan Han memandang kepergian Hyunjin dengan kesal.

"Ck pemarah"

**


Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi, dan Hyunjin baru saja sampai rumah sakit Seoul, tepatnya di kamar rawat Yeji. Terlihat Jiwon yang tengah duduk di brankar bersama Yeji.

ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang