27

50K 5.2K 1.9K
                                    

Jam menunjukan pukul 10 malam, Sena baru saja kembali dari toilet, tubuhnya sudah bisa di gerakan dalam waktu dekat. Sena mendudukan dirinya di pinggiran kasur, lalu menekan dadanya yang terasa sesak, dan itu menyakitkan.

Sena beranjak dan membuka pintu kamarnya, ia terkejut saat mendapati 3 orang pria berpakaian formal yang berjaga di dalam rumah ini. Satu orang di depan kamarnya, dua orang di pintu utama.

"Siapa kalian?" Tanya Sena dengan suara seraknya.

"Kami di tugaskan untuk berjaga di sini oleh Tuan Hwang. Nama saya Lee Felix" Sahut laki-laki itu dengan suara beratnya, berbanding terbalik dengan wajahnya yang terlihat imut.

"Bisa antar aku kerumah sakit Seoul?" Tanya Sena.

"Eoh? Nona sakit? Sebaiknya nona tetap di kamar"

"Enggak, aku mau jenguk adikku di sana"

"Maaf nona, Nona tidak boleh keluar dari rumah ini" Ujar Felix dengan cemas, membuat Sena mendengus kecil.

"Dimana Hyunjin?"

"Tuan Hwang sedang bertugas"

Sena berdecih mengejek "bertugas? Tugas apa? Kata-katamu terdengar seperti tugas untuk negara" Sindir Sena yang membuat Felix tidak mengerti.

"Aku bakal bayar kamu berapapun, asalkan biarkan aku pergi dari sini" Ujar Sena.

"Maaf nona-

"Lee Felix, apapun akan ku berikan untukmu. Aku ini orang kaya" Sela Sena dengan jengkel.

"Maaf Nona"

"Okay, jangan salahkan aku kalau kalian semua patah tulang" Desis Sena seraya menarik bahu Felix hendak membantingnya, namun naas Felix yang reflek pun terlebih dahulu membanting tubuh Sena, membuat Sena memekik kesakitan.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Hyunjin yang entah sejak kapan ia datang, bahkan ia sudah menaiki tangga menghampiri Sena dan Felix.

"Nona Sena ingin di antar kerumah sakit Seoul" Sahut Felix.

Sena merintih kesakitan seraya beranjak.

"Masuk" Perintah Hyunjin dengan dingin.

"Gak mau! Gue mau pergi dari sini- ugh" Sena tiba-tiba limbung, dan Hyunjin dengan sigap menangkap tubuhnya, namun Sena dengan cepat mendorong tubuh Hyunjin.

Hyunjin mendorong mundur bahu Sena hingga mereka berdua memasuki kamar itu.

Sena menekan dadanya yang semakin sakit, bahkan dahinya sudah berkeringat. Hyunjin yang melihat itu meraih beberapa obat disana dan memberikannya pada Sena beserta air minumnya.

"Gue enggak mau" Lirih Sena seraya menepis pelan tangan Hyunjin.

"Lo bisa mati" Desis Hyunjin menahan kesal.

"Biarin aja-

"Minum sekarang!" Sela Hyunjin dengan bentakan.

"Gue enggak mau!! Lo gak dengar?" Sena membalas bentakan Hyunjin dengan nafas tersengal.

"Minum sekarang, atau gue bakal lakuin hal apapun biar obat ini masuk kedalam tubuh lo" Desis Hyunjin dengan nada penuh ancaman.

"Kenapa lo harus maksa gue sih Jin? Lo tinggal biarkan gue pergi, urusan kita selesai-"

Ucapan Sena terhenti saat melihat Hyunjin yang memasukan semua obat itu ke dalam mulutnya. Dan meraih tengkuk Sena, hingga bibir keduanya beradu.

Sena meremat jaket Hyunjin, dan ia memekik kesakitan saat Hyunjin menggigit bibir bawahnya. Hyunjin pun dengan sigap mendorong obat-obat itu dengan lidahnya hingga berpindah ke mulut Sena. Sena mengerutkan dahinya saat merasakan pahit.

ONE SHOT || Neverending Story ✔ +Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang