29

3.6K 118 6
                                    

Miranda merasakan pening yang sangat kuat di kepalanya. Belum selesai masalahnya dengan Marcel yang selalu mengatakan mencintai dirinya, sekarang dihadapkan sebuah kenyataan yang sulit dipercaya.

Kembar tapi beda ayah? Adakah hal yang lebih tidak masuk akal lebih dari ini? Bagaimana bisa?

Mengerang, Miranda menutup wajah dengan kedua tangan lalu merambat ke atas dan berhenti di rambutnya yang tergerai indah. Menariknya dengan keras hingga terasa sakit seolah ingin mengingatkan dirinya sendiri bahwa ini sebuah kenyataan bukanlah mimpi. Sesuatu yang bahkan tak pernah dirinya duga walaupun itu dalam sebuah dongeng.
Dongeng? Ini bahkan melebihi dongeng itu sendiri. Ini gila!!

Dan disinilah Miranda berada, di depan layar laptopnya yang menyala. Mengambil tempat tersepi dalam kampusnya, dimana lagi kalau bukan perpustakaan. Mengambil tempat terdalam di ruangan luas yang sepi dan nyaman itu, Miranda menggali sebuah kenyataan yang membuat matanya membelalak lebar.

Superfekundasi heteropaternal.

Istilah dalam kedokteran, suatu kondisi yang sangat jarang terjadi. Kondisi kelahiran sepasang kembar dengan ayah yang berbeda. Hal itu dapat terjadi.

Pertama, jika seorang perempuan melakukan hubungan seks dengan dua pria berbeda dalam rentang waktu yang sangat singkat.

Atau yang kedua, jika seorang perempuan melepaskan dua sel telur yang terpisah dalam beberapa hari tapi masih dalam siklus reproduksi yang sama. Dan perempuan itu kemudian melakukan hubungan seks dengan dua pria berbeda.

Hal yang membuat Miranda sangat tidak bisa mempercayai adalah bahwa sebuah kenyataan jika ibunya telah menghianati ayahnya. Miranda menggelengkan kepalanya. Itu tidak mungkin. Melihat interaksi keduanya setiap hari dan setiap waktu selama lebih dari 20 tahun, tidak pernah ada sedikitpun indikasi bahwa ibunya sanggup menghianati hubungan mereka.

Mungkin ini memang bukan urusannya. Hubungan ayah dan ibunya di masa lalu adalah urusan mereka. Tapi hati kecil Miranda ingin sekali mengetahui kenyataannya. Benarkah ibunya telah menghianati kepercayaan dan cinta ayahnya? Tapi jika tidak, bagaimana bisa hal yang aneh ini terjadi dalam keluarganya?

Miranda memilih untuk bertanya bukan berasumsi. Setelah mengemasi barang-barangnya, Miranda bergegas menuju keluar. Tapi di tengah perjalanan saat menyusuri lorong kampus yang masih ramai itu, terlihat Erina berlari kecil dari kejauhan.

"Dari mana aja sih Mir, gue cari dari tadi lu." Kata Erina dengan nafas sedikit terengah-engah. Setelah hampir setengah jam mencari temannya itu, akhirnya Erina melihat sosoknya sedang berjalan menuju ke area parkiran.

"Sori gue keburu nih, eh gue bisa minta tolong Rin?"

"Apaan? Emang mau kemana lu ampe keburu gitu?"

Miranda menimbang antara menceritakan atau membungkam. Dan tidak menceritakan adalah keputusan yang tepat baginya.

"Gue mau ke kantor bokap. Gue minta tolong absenin gue ya. Gue keburu soalnya." Miranda berhenti tepat di depan mobilnya.

"Ada hal penting apa sampe lu keburu gitu? Gak biasanya."

"Sorry, gue gak bisa cerita ke lu. Masalah intern. Gue cuma mau minta tolong ke lu buat absenin gue. Bisa kan?"

Erina menganggukkan kepalanya, melihat wajah Miranda yang terlihat cemas, dirinya tahu bahwa hal itu memang sangatlah penting. Dan Erina tahu batasnya. Jika dirinya bisa membantu, sekecil apapun itu maka dirinya akan dengan senang hati membantu.

"Oke Mir, tenang aja. Ntar gue absenin. Lu hati-hati ya. Salam buat bokap lu."

"Oke, thank you ya Rin. Gue cabut dulu."

Forbidden Love (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang