Masih stay di cerita ini ya aku. Belum ada ide buat nulis di cerita sebelah.
Itung-itung buat penebusan satu bulan kemarin gak update.Jadiii... Nikmatin yang ini dulu yee.. XD
#####
Miranda melangkah keluar setelah membayar pesanannya tadi. Baru dua langkah keluar dari cafe, tanpa sadar seseorang menabrak tubuhnya.
"Eh, Lo siento, es mi culpa porque no vi bien. ¿Estás bien?" Tanya orang itu dengan logat yang aneh. (maafkan aku, ini salahku karena aku tidak melihat dengan baik. apa kau baik-baik saja?) --google translate.
Miranda menganggukkan kepalanya, "it's ok, i'm fine. Just... Surprised. But, i'm totally fine. Never mind." Jawab Miranda tersenyum dalam bahasa inggris. Seolah mengatakan bahwa memakai bahasa itu lebih nyaman daripada menggunakan bahasa ibu grandma nya.
(Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Hanya... Terkejut. Tapi, aku sangat baik. Tidak perlu dipikirkan.)Dan orang di depannya pun mengangguk mengerti dengan penolakan Miranda yang menjawab menggunakan bahasa inggris.
"Ah, syukurlah. Aku takut kau terluka." Jawab orang itu menggunakan bahasa inggris yang fasih, lebih fasih daripada bahasa yang sebelumnya. Seolah mengatakan pula bahwa dirinya lebih nyaman menggunakan bahasa internasional itu.
Miranda menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Mata Miranda membulat sempurna, melihat sosok wanita cantik nan ramah didepannya ini. Tipe wajah oriental V-shape yang membingkai dan mata yang sedikit sipit dengan satu kelopak mata, ditambah kulit putih yang bersinar seolah meneriakkan etnis mereka adalah orang Korea. Bukannya China ataupun Jepang. Dan Miranda sangat hapal dengan perbedaan ketiga etnis itu.
"Korea?" Celetuk Miranda tanpa sadar.
Wanita didepannya membulatkan matanya dan tersenyum lebar. "Kau tahu? Wow! Fantastis. Aku kira tidak ada yang akan mengenaliku sebagai orang Korea. Karena biasanya mereka mengira aku orang Jepang atau China. Tapi kau menebaknya dengan baik. Dan kau? Asli Spanyol? Aku kira tidak."
Miranda menggelengkan kepalanya dan tertawa. "Bukan, aku dari Indonesia."
Keduanya pun tertawa di pinggir jalan tanpa disadari.
"Ah, kenalkan. Eun Ae." Kata wanita itu.
"Miranda" Jawab Miranda menerima uluran tangan wanita itu."Ah, hampir lupa. Maaf, aku harus menemui seseorang. Tadi aku terburu-buru karena ada yang mengikuti ku di belakang dan tragisnya, aku malah menabrakmu. Maafkan aku." Eun Ae meringis kaku.
Miranda membulatkan mata karena baru menyadari posisi keduanya. Berbincang di pinggir jalan. Sangat tidak nyaman.
"Ah, oh iya. Aku juga lupa kalau kamu tadinya terburu-buru. Silakan, kamu bisa pergi. Dan, bagaimana yang mengikutimu? Apakah dia masih dibelakangmu? Kamu tidak melaporkannya ke pihak keamanan setempat? Aku bisa mengantarkanmu." Tanya Miranda cemas.
"Ah, tidak. Tidak perlu. Kau tahu? Seperti... Emm.. Dia mengejarku karena.. Emm." Eun Ae bingung menjawabnya.
Bagaimana bisa dia menjawab bahwa yang mengejarnya adalah pengawal ayahnya sendiri yang ditugaskan untuk mengawalnya kemana pun?

KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love (2)
Romansacerita ini lanjutan dari story Forbidden Love yang berada di akun sebelumnya @Just_Arsha.