42

2.5K 128 11
                                    

Tangisan tak lagi ada dalam daftar kegiatan harian Miranda saat ini. Tidak lagi. Selama dua hari penuh Miranda telah terlalu banyak mengeluarkan air mata yang tak diketahui sumbernya dan tak akan ada habisnya. Tuhan Maha Sempurna. Karena telah menciptakan airmata tanpa sumber tapi mampu mengalir tanpa henti dan tak ada batasnya. Sedangkan manusia, hanya tinggal memilih menekan tombol on off nya saat memutuskan ingin terus mengalirkan aliran air mata atau menghentikannya.

Menyesali apa yang telah terjadi? Bahwa Marcel telah mengambil mahkotanya? Kegadisannya? Keperawanannya?

Bukankah dirinya yang memberikan dan membiarkan pria itu mengambilnya? Lalu apa yang harus disesali, jika hal itu dilakukan bahkan dengan kesadaran penuh? Masihkah dirinya berhak menangisi hal yang sebenarnya dilepaskannya sendiri, diberikannya dengan sepenuh hati dan menikmatinya?

Tidak. Airmata itu harus dihentikan. Menangisi hal yang sia-sia dan seharusnya dirinya lebih pintar dari ini. Ataukah sebenarnya dirinya hanya menangisi rencana yang ternyata gagal dalam mempertahankan Marcel disampingnya dengan memberikan satu-satunya mahkota dalam hidupnya? Benarkah itu yang menjadi tujuannya?

Lalu apa, apa yang menjadi rencana cadangannya jika ternyata rencana besarnya gagal? Apakah dirinya hanya akan terus menangis dan menyesali? Ataukah mengatakan pada kedua orangtuanya bahwa Marcel telah merenggut kegadisannya? Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Berantakan besar dalam keluarga besarnya. Itu lah yang pasti akan terjadi. Ayahnya akan membunuh Marcel, ibunya akan gila, ataukah keduanya akan bunuh diri karena mengetahui tindakan gila kedua anak mereka? Tidak. Miranda tak akan sanggup menanggung hukuman itu seumur hidupnya.

Jadi kali ini, Miranda memutuskan untuk menghentikan tangisannya. Karena itu sia-sia. Dan jika dipikir-pikir, Miranda mengenal Marcel sebaik dirinya sendiri. Dia tahu sifat asli saudara kembarnya. Bukankah menjadi saudara kembar adalah sebuah kelebihan? Bahwa dia bisa lebih mengerti sifat dari kembarannya itu lebih baik dari yang lain.

Disinilah sekarang Miranda yang baru saja memutuskan percakapan dengan Erina sahabatnya. Dirinya harus bisa keluar rumah hari ini dan mencari alamat teman Marcel yang sering disebutnya sebagai ahli dalam hal IT. Dia akan meminta bantuan teman Marcel itu untuk menemukan dimana saudara kembarnya sebelum semuanya terlambat.

Miranda bangkit dari ranjang dengan penuh kepercayaan diri dan melangkah menuju ruangan yang berisi segala kebutuhannya. Tak pernah dalam hidupnya sekalipun mendapatkan gairah dalam mengambil keputusan sebesar ini. Dan Miranda merasa hidupnya berubah menjadi lebih baik lagi.

Sambil menunggu kedatangan Erina, Miranda memastikan semua kebutuhannya. Dan tak lupa meminum obat yang bisa membuat ketahanan tubuhnya kembali.

Jika dulu dia merasa bersyukur karena diantara dirinya dan Marcel, dirinyalah yang memiliki ketahanan tubuh yang lemah dibanding kembarannya itu. Karena saat itu dia berfikir jika dirinya yang jatuh sakit, Marcel akan selalu bersamanya dan menemaninya hingga sembuh. Karena akan menjadi lain ceritanya jika Marcel yang sakit. Ayahnya tak akan pernah mengijinkan dirinya mendekati saudaranya itu.

Tapi kini, Miranda sedikit menyesali kenapa ketahanan tubuhnya tidak disamakan kuatnya dengan Marcel. Karena gara-gara itu, dirinya harus merasa sakit yang hanya disebabkan oleh guyuran hujan tak seberapa dan membuatnya tak bisa keluar rumah.

Tidak. Bukan saatnya mengeluh maupun menyalahkan keadaan. Tuhan memberikan umatnya kelebihan dan kekurangan dalam tubuh masing-masing karena Tuhan tahu apa yang terbaik bagi insannya.

Menatap pantulan tubuhnya di depan cermin, Miranda melihat sedikit pucat diwajahnya. Kemudian dengan cepat meraih alat make-up dan membubuhkan sedikit di atas wajahnya guna menutupi dan menyamarkan keadaan yang sebenarnya.

Forbidden Love (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang