4. Baby Sick

9K 536 20
                                    

Irene melepaskan kacamata bulatnya yang sudah bertengger di wajahnya lama dan dia bawa tidur. Dia agak menyesal tidak bisa pulang, mau bagaimana lagi. Pekerjaan menumpuk ini harus segera diselesaikan. Dia sudah melewatkan begitu lama sejak Yeri pulang ke Seoul, jadi hari ini dia hanya akan membayar waktu untuk bekerja.

Irene berdiri dari kursi kebesarannya, tubuhnya terasa lengket. Dia harus membersihkan diri. Irene berjalan ke tempat paling pojok dan mengambil peralatan mandinya untuk segera mandi. Irene memang sengaja menyediakan beberapa baju ganti dan peralatan mandi disana.

Saat membuka pintu ruangan miliknya, orang-orang yang berlalu lalang pun memberi hormat dengan bungkukan badan sopan. Untungnya jarak kamar kecil dari ruangannya ini tidak begitu jauh, jadi Irene tidak perlu begitu menanggung malu dengan muka yang sudah kusut.

Irene selesai mandi sekitar pukul 13.00. tapi dia baru sadar bahwa ponselnya kedap-kedip beberapa kali. Dia segera meraihnya dan mengendalikan ponsel pintar itu. Mata Irene membesar lebih tepatnya terkejut saat melihat ada notif pesan dan beberapa panggilan tidak terjawab dari adiknya, Joy. Irene baru ingat bahwa dia men-silent hp nya agar tidak ribut saat dia sedang bekerja.

Sooyoungie
Unnie kapan kau akan pulang? Aku baru sampai di rumah
Yeri tidak masuk ke sekolah, dia tidak enak badan 07.02

Unnie 08.00

5 Panggilan tak terjawab dari Sooyoungie

Unnie apa kau sudah tak peduli pada anakmu? Dia sedang sakit 08.34

Kau memang ibu yang egois unnie 12.01







Irene mematikan ponselnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Dia bergegas mengemasi barang-barang miliknya dan akan pulang ke rumah saat ini juga, mendengar Yeri yang sedang sakit membuat hatinya ikut sakit. Dia sudah tidak bisa mendengar sapaan apapun lagi, dia harus pulang dan bertemu anak semata wayangnya.

Irene sampai di rumah begitu waktunya sudah telat. Jam 3 sore. Dia sangat menyesal pada Joy begitu pula pada anaknya.
"Dimana Yerim?" Tanya Irene dengan wajah cemas begitu mendapati Joy tengah melipat tangan di depan dada dan menatapnya tajam.

"Di kamarnya" Irene berjalan cepat melewati ruang keluarga dan berbelok ke kiri kemudian membuka pintu kamar Yeri. Rumah Irene memang hanya satu lantai, tapi rumah ini terbilang cukup luas dengan atap rumah yang tinggi.

"Yerim ah" terlihat seorang gadis tengah tidur dengan selang infus di tangannya. Saat mengetahui bahwa Yerim sakit, Joy langsung menelepon dokter Song untuk memeriksa Yeri dan memasangkan infus untuknya, sebab Yeri tidak mau makan sama sekali.

Irene mengelus-elus wajah pucat anaknya dan mencium pipinya beberapa kali. Aktivitas itu membuat Yeri terbangun.
"Enngghh"

"Sayang, mommy disini, nak.."

Pandangan Yeri masih buram, dan begitu mendapati sang mommy dihadapannya, Yeri langsung mengangkat tubuhnya dan memeluk Irene dengan erat. Jangan tanyakan bagaimana perasaan Irene saat ini, dia sudah meneteskan air mata sembari mengelus lembut rambut milik Yeri.

"Yeri apa kau sudah merasa baikan?" Tanya Joy dengan pelan.

Yeri hanya menggeleng sembari bersandar lemas di tubuh ibunya. "Baby, tubuhmu sangat panas. Kita ke rumah sakit saja ya? Mau ya?" Yeri menggeleng lagi dan merebahkan tubuhnya di ranjang kembali, tidur membelakangi mereka dan tidak berniat menjawab pertanyaan mereka satu-persatu.

Joy dan Irene saling bertatapan.
"Dia tidak mau makan malam dari kemarin" kata Joy yang masih kesal dengan sang unnie. Joy menarik tangan unnienya keluar dari kamar Yeri, menutup pintu kamar keponakannya dengan pelan.

STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang