23. Merasakan Bersama

4.4K 400 63
                                    

Di suatu malam, yeri hanya tidur terlentang sambil memejamkan matanya. Sedangkan ibunya telaten mengobati luka-luka itu yang perlahan mulai membaik

"Tidakkah kamu ingin bercerita pada mommy?"

"Eung?" Tanya bocil itu bingung ketika irene membuka percakapan

"Tentang luka ini"

"Ah...! Tadi aku mencoba mencicipi ttoboki milik ahjumma di pinggir jalan sekolah. Mommy harus mencobanya, itu sangat lezat"

Irene hanya menjawabnya dengan hembusan nafas kecewa.

"Mommy tidak tertarik" terdengar suara bunyi plester yang nyaring, irene baru saja mengoleskan obat merah disana

"Ah mommy itu makanan kesukaanmu. Aku langsung memikirkan mommy saat melihatnya"

"Mommy tidak tau sejak kapan selera makan mommy suka hilang"

Sepertinya obrolan dengan ibunya berubah serius. Yeri langsung mengangkat tubuhnya dan duduk bersila menghadap irene yang sedang menyusun alat obat-obatan itu setelah selesai melakukan tugasnya

"Mommy waegure?" Yeri mengeluarkan jurus puppy eyes sambil mengelus-elus punggung tangan irene yang dia pegang dengan ibu jari

"Gwenchana.." kata irene berbisik. Wanita itu pun sudah lelah jika yeri terus menutup mulut seperti ini. Bagaimana dia bisa tahu dan anak itu sepertinya tidak akan jujur padanya lagi
"Tidurlah.."

Irene berjalan meninggalkan kamar Yeri dan menutup pintu dengan perlahan.

"Ah, sepertinya mommy memang tidak percaya ya jika aku pakai alasan jatuh dari jurang kemarin.. Huft.. ini sungguh membuatku pening"











▪︎■▪︎■▪︎■▪︎







"Mommy..." yeri menggoyangkan tubuh irene dengan lembut di sisi sofa

"Ierona" irene ketiduran karena menunggu yeri pulang malam

"Sudah pulang ya?" Tanya irene dengan suara serak. "Kenapa lama sekali hanya mengerjakan tugas kelompok?"

"Mianhae, soal matematika memang sulit" irene melirik jam di dinding pukul 9 malam.
"Pulang dengan siapa?"

"Imo.."

Melirik Joy yang ikut duduk di samping unnienya
"Unnie lihatlah putrimu. Dia mau belajar jadi preman"

"Apa maksudmu sooyoung ah?"

Yeri langsung menginjak kaki tantenya dengan kuat dan memberi tatapan mematikan yang tajam untuknya
"Eoh.." irene melebarkan bola matanya. Kedua tamgannya dia bingkai di wajah yeri dan menatap putrinya dengan seksama

"Ini apa yerim ah?" Yeri meringis saat irene hanya mengusap pipi dengan ibu jari. Dan luka kecil goresan di pipi memang terasa sakit

"Bukan apa-apa"

"Aku menemukannya sedang makan es krim di toserba dan membeli beberapa cream untuk menutup bekas luka"

Irene terus menatap putrinya yang tidak berani melakukan kontak mata dengannya saat ini. Yeri melirik ke samping dengan takut. Keringat sudah bercucuran di dahinya

"Yerim apa itu benar?" Tanya irene dengan tegas

"M-mianhae"

STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang