Yeri menarik lengan Irene, membawa tubuh Irene untuk bersandar di punggungnya. Membiarkan beban tubuh Irene bertumpu pada tubuh Yeri. Yeri menggendong Irene dan mengeratkan kaitan lengan dengan kaki Irene.
"Mommy jebal..." Seumur hidup, Yeri tidak pernah merasakan rasa takut seluar biasa ini. Mommy-nya tidak pernah seperti ini. Tapi hari ini wanita kuat itu terlihat sungguh lemah. Perasaan takut kehilangan sudah menjalar ke urat nadi.
"Yerim palli..!" Joy sudah menunggu di samping mobil, jangan tanyakan juga bagaimana perasaan Joy saat ini.
"Mommy, please bangun dan lihat aku.." tapi nyatanya, dipanggil puluhan kali-pun wanita itu tidak kunjung membuka matanya. Joy semakin kalut saat melihat Yeri yang menangis keras lewat spion mobil. Yeri tidak berhenti membelai wajah Irene yang bersandar di atas paha Yeri sebagai bantalan.
•••
Irene membuka kedua kelopak matanya dengan perlahan. Namun rasa bingung menghampiri nya. Dia melihat dan memutar tubuhnya untuk melihat tempat yang dia pijaki saat ini. Pijaki? Dia baru sadar dia berada di atas genangan air yang dangkal, ketinggian airnya hanya sampai pergelangan kakinya yang putih jenjang.
Irene melihat lagi ke sekitar tempat ini. Tempat yang sangat sepi. Tenang dan Damai.
Sebuah tangga di hadapannya, tangga yang menjulang tinggi.Dan sesuatu yang sangat bersinar di ujung tangga. Irene penasaran, dia pun berjalan dengan perlahan dan menaiki undakan tangga dengan rasa penasaran. Memangnya ada apa di ujung sana?
Irene sudah setengah jalan, tapi dapat melihat siluet seseorang. Awalnya dia terlihat begitu bersinar, namun sekarang jelas dia dapat melihat mendiang suaminya disana, Taehyung.
Irene tertawa bahagia, air mata sudah mengenang di pelupuk matanya. Dia sudah menangis sekarang. Menangis bahagia saat Irene berjalan cepat menaiki undakan tangga dan menghampiri Taehyung disana.
Saat sudah berada di hadapan Taehyung, dia baru menyadari jika dia sedang memakai gaun putih, sama seperti Taehyung
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]
FanficMenjadi seorang single parent adalah hal yang tidak mudah. Tapi, itulah yang dirasakan oleh Irene. Meskipun putrinya cuma satu dan akan menginjak usia remaja, semua tingkahnya suka buat Irene mengelus dada. "Dia yang manja dan nakal Putriku yang mas...