50. Happiness

6.1K 350 85
                                    

Kuliah Yeri di tempat baru, berjalan lancar. Dia berusaha untuk lebih membuka diri dan berinteraksi dengan orang-orang sekitar dan teman-temannya di kelas dengan tampilan bule.

Masa remaja Yeri terasa sangat lengkap begitu saja, saat seorang lelaki yang juga datang dari negara asalnya, menarik perhatian. Namanya Jungkook, dan mereka sudah dekat satu bulan belakangan ini.

Sebenarnya, Irene belum tahu karena Yeri takut menceritakan soal laki-laki padanya. Yeri juga ngerti, jika Irene adalah ibu yang overprotektif  dan posesif pada anak. Mungkin saja, sikap Yeri selama ini terasa sangat menonjol dan kentara.

Musim panas itu, Irene sudah menaruh curiga saat putrinya kebiasaan senyum-senyum sendiri menatap layar hp. Belakangan ini, anak itu suka bercermin lama-lama dan keluar dengan penampilan yang sangat rapi dan wangi. Tidak jarang juga, Yeri jadi suka pulang telat dan diantar oleh mobil sedan berwarna hitam.

"Berhenti main hp-nya. Makan dulu.."

"Arraseo."

"Ada yang ingin kamu ceritakan?"

"Andweyo."

"Beneran?"

"..."

"Jangan kira, mommy diam, mommy gak tau apa-apa ya. Siapa cowok itu?"

Yeri menghembuskan nafas. Sudahlah, kalau sudah ditanya begini. Lebih baik jujur daripada terus bersembunyi dan akhirnya berbohong.

"D-dia Jungkook."

"Jungkook? Dari Korea?"

"Iya, mom. Tapi--"

"Udah mulai pacaran?"

Yeri tidak bersuara. Tapi mengangguk adalah jawaban yang pasti.

"Kamu berpacaran!?"

"I-iya.. duh,"

"Suruh dia besok ketemu sama mommy." Membesarkan seorang anak selama bertahun-tahun bukan hal yang mudah. Irene tidak bisa begitu saja, membiarkan siapapun mendekati putrinya tanpa dia  mengetahui bibit, bebet dan bobotnya.


~~~




"Mom..." Yeri menghampiri ruang baca Irene dan duduk di pangkuan ibunya. Memeluknya dan bersandar di pundak ringkih ibu.

"Ada apa? Bukannya pergi tidur."

"Mom, besok boleh kan? Ngedate sama Jungkook?"

Irene meletakkan bukunya di samping. "Kalau mommy bilang gak boleh?"

"Kalau mommy gak ijinin aku, gak bakal pergi kok."

"Yasudah pergi sana.. jangan pulang malam-malam.." Yeri tersenyum berseri. Senang rasanya, jika Irene telah merestui hubungan pacarannya dengan Jungkook. Lama-kelamaan, Yeri jadi mengerti bagaimana rasanya sakit hati itu jika ditolak. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika Irene bisa saja tidak mengizinkan dirinya berpacaran.

Setelah berbulan-bulan menjalin hubungan, wajar jika permasalahan soal berselisih sering terjadi di Yeri dan Jungkook. Dan Irene, selalu menjadi orang pertama yang berada di sisinya bagaimanapun situasi yang sedang dia hadapi.

Memeluknya, menenangkannya dan tidur bersama. Yeri memang tidak mengerti, bagaimana Irene bisa berjalan setegar ini. Ingatan memori masa lalu, membuat Yeri sadar bahwa dia telah menjadi orang yang sangat egois.

STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang