5. Sedikit Berubah

7.3K 436 23
                                    

Pagi yang begitu cerah, seperti biasanya Irene akan selalu memasak sarapan sederhana untuk Yeri, apalagi di tambah Joy pagi ini. Yeri melihat sang ibu yang sudah berkutat di dapur entah sejak kapan. Yeri sudah siap dengan seragam sekolah miliknya dan mengambil posisi duduk di kursi sambil menatap punggung Irene dari belakang. Karena posisi meja makan dari tempat Yeri langsung berhadapan dengan dapur.

"Mom.." panggil Yeri pelan, membuat Irene langsung menoleh ke belakang. Irene melepaskan apron yang sudah kotor oleh bahan masakan dan meletakkan di bar dapur, meletakkan spatula di panci dan berjalan menghampiri anaknya.

"Hei, kamu sudah siap? Apa sudah merasa lebih baik?" Irene mengecek suhu tubuh Yeri dan mengembangkan senyumnya. "Sudah sembuh.." ini sudah 2 hari sejak Yeri sakit, dan dia sudah absen sekolah 3 hari. Apalagi ditambah Irene benar-benar mengenyampingkan pekerjaan miliknya yang biasa selalu dia prioritaskan. Irene membawa seluruh pekerjaan kantornya ke rumah dan benar-benar merawat Yeri. Bayangkan betapa senangnya Yeri bisa menghabiskan waktu berdua saja dengan ibunya walaupun dia harus sakit dan menderita.

"Apa kamu sudah lapar?"
Yeri mengangguk. Irene hanya tersenyum melihat tanggapan anaknya.

"Tunggu sebentar yah, masakannya hampir matang"

"Mau aku bantu mom?" Irene yang tadinya hendak melihat masakannya langsung berbalik badan. Apa dia tidak salah dengar? Yeri telah menawarkan diri?

"Tidak usah, kamu duduk saja. Sebentar lagi siap," jawab Irene dengan senyuman

"Kalau begitu aku mencuci piring" Yeri melepas blazer sekolahnya dan meletakkan di punggung kursi yang dia duduki. Irene hanya terheran-heran menatap putrinya yang melewatinya. Tapi setelah dia mendengar suara sarung tangan yang telah dipasang oleh Yeri. Irene langsung sadar.

"Yerim ah, tidak perlu melakukan ini, nanti baju sekolahmu basah" Yeri tidak peduli dan melanjutkan mencuci piring yang lumayan banyak. Irene pun mengambil apron dan memasangkan pada putrinya.

Meskipun begitu, Irene tersenyum dalam hatinya. 'Kamu sudah sedikit berubah, nak.'

Sementara itu Joy yang menatap dari kejauhan
'kesambet setan apa ya ponakan gue? Ckck'

•••••

"Mom aku sudah di depan.."

"Eoh..? Sebentar ya mommy turun"
Mematikan ponselnya, irene bergegas memakai sepatu hak tinggi merah marun miliknya. Dan bergegas untuk turun ke lantai dasar untuk menjemput Yeri. Entah kenapa, Yeri tiba-tiba saja mengatakan jika dia bosan di rumah dan ingin ke tempat kerja mommy-nya saja sambil menunggu mommy-nya. Alhasil disinilah dia sekarang, tanpa pulang ke rumah dahulu, Yeri langsung pergi ke perusahaan tempat sang mommy bekerja.

"Sayang" panggil Irene. Yeri yang melihat sekitar gedung pun langsung menoleh ke sumber suara dan bernafas lega saat sudah mendapatkan Irene di depan mata.
Sepertinya Yeri suka dengan suasana sekitar gedung, banyak pepohonan, jalanan untuk orang berolahraga, lampu-lampu tertancap di tepi jalan dan sejuk dengan pemandangan orang berlalu-lalang sambil berjalan kaki.

"Kamu tidak tersesat kan?"
Seperti biasa, anak itu hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Yaudah yuk, langsung masuk saja" Irene merangkul tubuh Yeri yang sekarang lagi sama tinggi dengannya. Saat berjalan beriringan untuk menuju ke lift, mereka sudah menjadi pusat perhatian kantor.
Bukan apa, mereka hanya bingung, ini direkturnya sedang bawa teman apa anak? Apalagi direktur yang terkenal galak ini tampak terus memasang senyum dan tampak ramah dengan orang dia rangkul terus.

"Kamu yakin ingin menunggu mommy?"

"Aku bosan di rumah" jawab Yeri seadanya.

"Yaudah kalau begitu, Cha... Ini ruangan mommy" Irene membuka pintu yang bertuliskan Director SM Company. Ruangan itu lumayan luas dengan interior yang klasik. Namun lebih terasa nyaman dan bersih.

"Duduk saja dulu, ini remote tv," Irene hanya menyerahkan nya, takut-takut jika Yeri bosan menunggunya.
Yeri baru sekali saja berkunjung disini. Saat tinggal bersama halmeoni di pulau Jeju dulu, neneknya selalu bercerita jika mommy-nya bekerja di perusahaan dengan kongsi yang besar, juga terkenal. Neneknya juga bilang jika sang mommy telah lama bekerja bahkan saat dia pertama kali memberanikan diri pergi ke Seoul demi menghidupi mereka di kampung halaman. Selama ini Yeri tidak pernah berminat ingin ke Seoul mengikuti Irene. Apalagi sampai tinggal menetap di Seoul, Yeri tidak pernah terpikirkan hal seperti itu.

Namun keadaan memaksanya.. dan bagaimanapun dia harus menyesuaikan hidup disini.

TOK TOK TOK!

"Masuk.." sahut Irene dari dalam.

"Permisi Bu.." sekretaris Irene, Hana berjalan menghampiri Irene dan berbisik sesuatu kemudian pamit keluar lagi.

"Hei, baby.. kamu disini dulu ya, mommy keluar sebentar.."

Yeri mengangguk mengiyakan, Irene tersenyum dan mengelus puncak kepalanya.

Akhirnya dengan langkah yang anggun, Irene berjalan menuju lift dan turun ke lantai 12, dimana ruang rapat itu berada.
Irene pun mengetuk pintu ruang rapat yang sudah dipastikan dia sedang ditunggu oleh seseorang di dalam.

"Rene.." ucapnya lembut setelah membuka pintu dan menarik tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.

"Suho.. kamu kenapa kesini?"

"Kenapa? Kita sudah lama gak ketemu.. apa kau tidak merindukanku?" Irene hanya diam tidak menjawab tapi matanya menatap mata Suho sambil mendongak.

"Aku sangat merindukanmu, Rene.." Suho meletakkan telapak tangannya di sekitar pipi Irene sampai di belakang telinganya, membingkai wajah mungil itu dan perlahan bibirnya sudah bersentuhan dengan bibir milik Irene.

Menciumnya dalam, melumatnya, dan mengabsen setiap gigi miliknya. Irene pun membalas, melakukan hal yang sama. Tidak bisa dipungkiri, dia memang merindukan lelaki ini.
Perlahan Suho melepaskan pagutan bibir mereka, kemudian bibirnya turun menjilati leher Irene dan sedikit menghisapnya.

"S-suho.. hentikan" untung saja ruang rapat ini sangat sepi hanya ada kedua insan itu, jadi mereka tidak malu. Namun Irene tidak bisa, disatu sisi dia terus memikirkan Yeri yang sedang menunggu dia diruangannya.

"Wae? Kau selalu meminta berhenti saat aku ingin lebih dari ini..!" Suho memelas.

"Aku tidak ingin melakukannya" jawabnya singkat.
"Yeri sedang menunggu di ruanganku, aku harus kembali"

"Yeri? Putrimu?" Sebelum menjalani hubungan berpacaran ini, Suho sudah tahu bahwa Irene adalah seorang janda satu anak, dan suaminya telah lama tiada.

"Iya, apa kau mau bertemu dengannya?"

"Aku ingin berkenalan dengannya"

"Baiklah kalau begitu, ayo kita ke ruanganku"
















TBC!

STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang