Biar tak kasih poto lucu dek Yerim dulu sebelum baca
Biar gak tegang-tegang amat..
Happy reading~×
×
×
×
×Joy membelai rambut Yeri yang tidur menyamping dengan tatapan yang kosong di depannya. Gadis itu duduk di sisi bed sambil menyeka air mata yang terus turun dari pelupuk keponakannya.
Emosi Yeri perlahan mulai netral dan anak itu sadar bahwa apa yang dia lontarkan semua pada ibunya adalah salah. Tadinya, dia hanya tidak bisa menahan amarahnya dan langsung meluapkan semuanya pada Irene karena dia mementingkan ego-nya sendiri.
"Aku gak suka lihat mommy seperti itu" curhatnya.
"Mommy kayak gitu, karena dia cemas sama kamu Yerim ah.."
"Dia berlebihan..."
"Dia seperti itu karena takut kamu kenapa-napa.."
"Aku bukan anak kecil lagi, Imo..."
"Hey, Yerim ah.. dengarkan Imo" Joy memegang kedua pundak Yeri dan mengangkat tubuhnya agar berubah posisi menjadi duduk. Mereka sekarang berhadapan. "Begitulah perasaan orang tua, termasuk mommy kamu.. mau kamu umur berapapun, seberapa tua kamu, kamu hanyalah anak kecil baginya. Itulah kenapa mommy sangat menyayangimu"
Sial. Kenapa lagi air mata Yeri turun begitu saja. Seketika anak itu merasakan perasaan bersalah yang teramat sangat.
"Memangnya kenapa kalau mereka menganggapmu sebagai anak mami? Kenapa kamu harus merasa malu""Harusnya kamu bersyukur mempunyai mommy disampingmu. Kenapa harus perduli omongan teman-temanmu? Memangnya mereka yang membesarkanmu?"
"Arayoo... aku sudah salah. Aku yang egois.."
"Imo ngerti berada di posisimu.. tapi kamu terlalu membuat mommy kamu sakit hati."
Yeri menjambak rambutnya dan menampar dirinya sendiri sekarang.
"Hentikan.." Joy menahan tangannya.
"Kau juga tahu kan, jadi single parent itu bukan hal yang mudah.."
Mendengar itu, Yeri semakin tak bisa menahan tangisnya. Kali ini saja, Joy tidak meledeknya cengeng, tapi memeluknya agar dia tenang.
"Maka dari itu, minta maaflah padanya.. hm?"
Yeri mengangguk."Aku akan melakukannya..." katanya sambil bergetar
"Kau tidak tau, seberapa berat perjuangannya bahkan sampai detik ini."
~~~
Yeri mengatur nafasnya sekali dan membuka pintu kamar Irene dengan sekali dorongan disana. Pemandangan pertama yang dia dapatkan adalah kamar Irene yang sudah seperti kapal pecah dan barang-barang di kamarnya sudah tidak teratur letaknya. Bahkan Yeri harus berjalan dengan hati-hati agar tidak mengenai beling kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]
Hayran KurguMenjadi seorang single parent adalah hal yang tidak mudah. Tapi, itulah yang dirasakan oleh Irene. Meskipun putrinya cuma satu dan akan menginjak usia remaja, semua tingkahnya suka buat Irene mengelus dada. "Dia yang manja dan nakal Putriku yang mas...