41. Lost

3.2K 304 56
                                    

"Kalian sedang apa?"

Mereka terlalu terbawa suasana hingga tidak menyadari jika Yeri sudah berdiri hampir 5 detik di depan pintu kamarnya menyaksikan mereka di dapur.
"Omo... unnie!!" Joy juga tau, dia sama terkejutnya dengan Yeri. Yah, meskipun ini sudah merupakan hal yang biasa baginya, tapi tetap saja dia merasa tidak enak ada anak kecil disini.

Chanyeol dan Irene langsung mengambil jarak. Mereka berdua tersipu malu. Apalagi Irene, yang disaksikan putrinya. Gak bisa diungkap pakai kata-kata lagi betapa malunya dia saat ini.

"A-aku sebaiknya pulang..." kata Chanyeol tergugup-gugup. Lelaki itu berjalan melewati mereka setelah mengambil mantel di sofa. Ketiga orang itu masih terdiam saling tatap hingga terdengar bunyi pintu yang tertutup barulah Irene berjalan menghampiri mereka.

"Sayang..." dengan perlahan Irene meletakkan telapak tangannya di pipi Yeri dan sediki mengusapnya dengan jempol tangan.
"Yerim.. bukannya udah tidur?"

"Yerim ingin pipis, disuruh temani.." Joy yang menjawab. Dia memberikan death glare pada sang kakak karena sudah berani memarahinya kemarin karena ciuman di depan rumah dan diintip Yeri. Namun, yang lebih parahnya lagi Irene dan Chanyeol berciuman di dapur dan disaksikan langsung oleh Yeri.

"Tadi itu... apa?" Tanya gadis itu kebingungan.

Mampuslah Irene. Dia akan jawab apa pada Yeri? Sedangkan wajahnya saja sudah seperti kepiting rebus. Dia menoleh ke Joy dan meminta bantuan lewat tatapan mata. Namun, Joy malah tidak menggubris dan merangkul Yeri menjauh dari Ibunya dulu sementara.

"Ayo yerim ah, kita ke kamar mandi.."


~~~


Irene terus mengusap rambut putrinya hingga tertidur lagi. Dia tidak duduk di sisi bed, dia berjongkok di samping ranjang sambil memperhatikan wajah baby face milik Yeri yang tak pernah bosan baginya.

"Mommy..." Yeri yang tadinya sudah menutup kedua matanya dan mencoba tidur lagi, namun gagal. Dia khawatir dengan ibunya saat ini. Gadis itu menggunakan jempolnya mengusap bibir Irene dengan tatapan cemas.

"Mommy, gwenchana? Bibir mommy seperti digigit ahjussi itu.." Joy yang berbaring di sebelah Yeri malah tak bisa menahan tawanya. Astaga, kenapa keponakannya ini sangat polos?

"Itu bukan gigitan, Yerim ah.." Joy datang menimpali. "Itu.... kisseu..~" Irene datang menepuk paha Joy beberapa kali agar orang itu kapok. "Aaaa... unnie! Kan yang aku bilang benar!"

"Kisseu?"

"Enggak sayang... Yerim sekarang bobo ya, anggap saja kamu tidak pernah melihatnya tadi, hm?"
Irene sekarang duduk di sisi bed dekat putrinya, dia terus menepuk pantat Yeri agar anak itu cepat tidur.
"Berhenti tertawa Park Sooyoung!"

"Ah, arraseo~ jangan membiarkan Yerim kebingungan terus unnie~"

"Tapi.. mommy tidak apa-apa, kan?"

"Mommy gakpapa, Nak.." Irene menarik selimut hingga ke batas leher Yeri, mengusap pipinya dan memajukam wajahnya,  menggesekkan hidungnya ke hidung Yeri. Membuat gadis itu terkekeh geli namun dia tetap suka saat ibunya melakukan hal itu. "Tidur ya.." Irene mematikan lampu tidur hingga ruangan itu berubah menjadi gelap gulita. Kemudian Irene beranjak keluar dari kamar putrinya.

"Imo..."

"Hm.." Yeri tau jika tantenya belum tidur juga, Yeri menyampingkan tubuhnya agar bisa melihat wajah Joy dengan jelas.

"Imo juga pernah melakukannya, imo tidak apa-apa?"

Joy membuka matanya yang coba ia pejam tadi. "Tidak ada yang terluka dengan melakukan itu, Yerim ah.."

STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang