17. Minta Izin

4.8K 318 16
                                    

One week later

Irene bolak-balik mengecek email miliknya dari benda persegi itu. Bahkan nasi putih di dalam mangkuk itu masih terlihat penuh dan Irene masih belum menyentuhnya sebutir pun. Yeri menelan makanan miliknya sambil menatap lurus ke wajah ibunya yang datar. Yeri jadi mengurungkan niatnya untuk bertanya, tapi amplop putih itu sudah dia simpan dari tadi di pangkuannya.

"Mommy"

"Hm?" Tanpa melihat ke arah Yeri.

"Mommy makan," tegur Yeri dengan nada yang lembut.

Irene menoleh ke Yeri dan meletakkan ponselnya di samping. Irene baru sadar jika makanan Yeri saja hampir habis.
"Sayang mau nambah lagi? Mommy gak bisa habisin" Yeri tau jika ibunya itu berbohong. Bahkan terakhir kali saat mereka sarapan, Irene hanya minum segelas susu.

Yeri menggeleng. "Aku udah kenyang." Irene mengangguk, sebenarnya ini adalah hari pertama dia bekerja setelah bed rest dalam seminggu ini. Jadi Irene super sibuk mengejar ketertinggalannya.

"Mommy"

"Hm?" Kegiatan yang Irene lakukan jadi setengah-setengah. Sebentar makan sebentar mengecek hp.

"Mommy makan..." Yeri mengambil ponsel Irene dengan paksa dan menyimpannya di genggaman.

"Geurae, akan mommy habiskan dulu. Setelah itu mommy lanjut bekerja yah"
Setelahnya Irene makan malam dengan Yeri yang terus memperhatikan mommy-nya

"Mommy, igo-yo.." Yeri akhirnya menyodorkan sebuah amplop putih di depan Irene.

"Igo boya?"
Irene membuka amplop tersebut dan membaca isi-isinya dari atas sampai bawah.

"Surat izin ikut serta perkemahan selama 3 hari?"

Yeri menganggukkan kepalanya. "Boleh ya mom aku ikut?"

"Enggak boleh" Irene meletakkan surat tersebut di samping. Sambil melanjutkan menelan makan malamnya. Irene tidak akan bisa membiarkan Yeri mengikuti hal yang tidak masuk akal menurut Irene. Irene jelas tau bahwa Pramuka itu seperti apa dan Irene yakin Yeri akan pulang dengan keadaan yang sangat lelah dan begitu menguras tenaga nantinya. Heol, dia hanya tidak ingin putrinya menderita.

"Mommy please~ aku ingin ikut.."

"Mommy gak izinin kamu. Lebih baik kamu istirahat aja dirumah"

Yeri menggeleng, memelas memegang tangan mommy-nya yang bebas dan terus memohon.

"Mommy bilang gak boleh ya gak boleh!"
Irene menatap sebal putrinya yang sudah menunduk dan terdiam. Tidak berani merengek lagi. "Kemari kan hp mommy" Yeri memberikannya di tangan Irene yang terjulur.

Sriieet!

Yeri menggeser kursinya ke belakang dan pergi meninggalkan mommy-nya yang melihat punggung putrinya dari belakang. Yeri berbelok memasuki kamar dan menutup pintu.

"Apa aku terlalu kasar?" Tanya Irene pada dirinya sendiri. Selera makannya jadi hilang. Biasanya Yeri akan membantu dia mencuci piring, tapi hari ini Irene melakukannya sendirian.
Irene tak terlalu mengambil pusing soal tingkah diamnya Yeri. Setelah selesai melakukan kegiatan dapurnya, dia ingin melanjutkan pekerjaannya yang dia ambil dari kantornya.





•~•





Rumah sepi. Joy tidak pulang. Pagi hari hanya ada Irene dan Yerim di dalam ruangan luas itu.
Seperti biasa sebelum berangkat mereka akan melakukan ritual sarapan pagi. Yeri sudah rapi  dengan seragam sekolahnya, tapi pada saat ingin ke dapur. Tempat itu tampak sepi. Terdengar suara guyuran air dari kamar mandi. Yeri tahu jika Irene sedang mandi dan meninggalkan sarapan untuknya.

STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang