30. Kunjungan Mendadak

4.3K 347 74
                                    

"Aaaaaa......"

Gadis itu memalingkan wajahnya. Lagi.

"Ayo dong, sayang."

Yeri menggeleng sambil membuang muka.

"Kamu harus makan.."

"Yerim buka mulutmu dan demi tuhan, telan saja makanannya" Joy sudah geram dengan tingkah keponakannya sedari tadi. Disuruh makan tidak mau. Membuat mereka sangat galau. Bahkan irene sudah hampir putus asa dan akan menangis lagi.

"Aku. Tidak. Mau!" Yeri menutup seluruh tubuhnya dengan selimut rumah sakit.

"Sayang..." irene melayangkan tangannya ingin menarik selimut itu, agar wajah putrinya terlihat.

Tapi sepertinya yeri mengerahkan seluruh tenaganya untuk bermain tarik menarik selimut dengan ibunya. Dia tidak mau makan. Dia takut perutnya akan sakit lagi seperti kemarin. Rasanya dia akan mati.

"Aku mau pulang!!!"

"Kamu akan pulang setelah menghabiskan sarapanmu, Kim Yerim!"

Yeri benci saat terbangun tadi mendapatkan dirinya sudah berada di rumah sakit dengan seluruh tubuhnya yang sangat sakit. Dia benci menjadi lemah seperti ini.

"Sedikit saja tidak apa-apa.. hm?" Bujuk irene lagi. Mangkuk bubur yang dipegang itu bahkan sudah hampir dingin.

"Shirreo..!" Yeri berteriak lagi di balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Teriakan itu kemudian disusul dengan sebuah isakan.

Oh tidak, Yeri menangis
"Geurae. Mommy gak memaksamu lagi.."
Irene jadi merasa bersalah. Lihatlah putri kecilnya itu yang sudah basah air mata.

"Yerim ah... baby" irene menarik selimut itu turun dengan paksa. Begitu melihat yeri, Irene langsung memeluknya.

"Begitu saja sudah nangis.." sebenarnya Joy mengejeknya. Atau tidak? Dia juga merasa kasihan. Tapi Yeri itu cengeng.

"Perutku masih sakit..! Aku gak mau makan lagi! Berhenti memaksaku!"
Chanyeol mendengar dari luar ruangan itu saat ingin melakukan cek rutin. Dia langsung menghentikan langkahnya dan menyuruh suster yang menemaninya untuk pergi. Biar pasien dia yang satu ini, dia tangani sendiri.

"Selamat pagi.."

"Eoh dokter" joy menunduk kepalanya yang dibalas langsung oleh Chanyeol.

Lelaki jangkung itu langsung menghampiri Irene yang masih dengan posisi memeluk putrinya.

"Noona waegeurae?"

"Dia tidak mau makan.." kata irene sedih

"Iya dokter. Suntik aja kalau bisa. Anaknya bandel kayak gitu" Joy cuma menggodanya. Tapi Yeri malah menangis semakin keras dan memeluk irene sangat erat. Bagaimana ini? Hati Irene sungguh sakit melihat putrinya seperti ini.

"Noona.. percayakan sama ku" Chanyeol mengambil mangkuk bubur itu sambil berkata dengan bisikan. Memberi senyum tipis dan sedikit anggukan di kepala itu.

Irene akhirnya mempercayakan Chanyeol dan meninggalkan ruangan dengan Joy.

"Annyeong Yerim ah.." senyum chanyeol hingga membuat pipi bulatnya menggembang. Lelaki itu mengambil posisi duduk Irene tadi, yaitu di sisi ranjang pasiennya.

"Dokter mau ngapain?"

"Anieyo.." chanyeol terdengar ramah sekali di telinga Yeri. Sehingga anak itu tidak merasa takut dengan orang asing seperti chanyeol.
Lelaki itu menyeka jejak air mata di pipi Yeri yang bulat.

"Panggil saja Ahjussi. Jangan formal begitu. Arachi?"

"Ne, ahjussi" tangis Yeri sudah tenang.

"Cha.... kenapa yerim tidak mau makan buburnya?"

STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang