34. I Know I'm Not a Perfect Daugther tho

4.4K 394 59
                                    

Pagi ini mereka menghadapi suasana yang canggung lagi. Joy tidak ikut sarapan karena kelelahan dan sedang tidur di kamar keponakannya.

Irene menyesap teh pahitnya di pagi ini sambil melanjutkan sarapan tanpa banyak basa-basi seperti biasanya. Sedangkan Yeri, anak itu hanya menusuk daging bacon beserta telur mata sapi dengan garpunya dan enggan makan.

"Cepat dimakan, sebentar lagi kita berangkat"

Irene melirik Yeri yang memasang muka sedih sesedih-sedihnya anak itu dengan alis yang ditautkan.
Irene tidak ingin bertanya kenapa. Dia lagi hemat bicara belakangan ini dengan Yeri. Jadi biarkan saja anak itu berbuat sesukanya.

Irene membantu Yeri memotong daging dan telur menjadi potongan yang kecil saat melihat Yeri yang kesusahan dengan tangan kirinya memegang pisau makan.

"T-thank you, mom"

"Hm"

Yeri menelannya dengan perlahan dan tak berselera, padahal ini adalah salah satu menu favorit Yeri.
'Kamu bukanlah anakku lagi..!'
Yeri menunduk dan mengerucutkan bibirnya sedih. Kenapa dengan perasaannya? Semakin dipikirkan semakin membuatnya sedih. Sepertinya tidak ada kemungkinan lagi mommy-nya akan kembali sayang padanya. Yeri tau, dia sudah keterlaluan. Sekarang dia harus bagaimana? Mengatakan yang sebenarnya hanya akan menambah masalah apalagi jika tikus licik Suho mengetahuinya. Ataukah dia harus pergi jauh saja agar dia tidak menjadi beban lagi untuk Irene?


~~~



Irene berhenti tepat di depan gerbang sekolah elite yang luas di Korea selatan.
"Sudah sampai.." Yeri mengangkat sandaran  kepalanya pada kaca mobil Irene dan mengambil ransel di jok belakang. Hari ini, tanpa embel-embel sayang lagi. Ugh, kemana itu? Yeri sungguh rindu dengan panggilannya..!

Sebelum Yeri masuk ke dalam kelas, sudah menjadi kewajiban untuk menempelkan bibirnya di permukaan wajah Irene. Kali ini hanya di pipi bagian kanan sekali.
"Bye mom. I love you."

"Hm, yang rajin belajarnya"

~~~


Irene baru saja sampai di rumah setelah pekerjaan yang melelahkan. Wanita itu melepas high heels miliknya dan dia letakkan di samping. Berjalan melewati ruang tamu, dia melihat Joy dengan makan malam dan serial TV favoritnya.

"Unnie, kau sudah pulang"

"Hm. Lagi makan apa?"

"Jajangmyeon, aku tahu kau tak akan memasak, hari ini aku delivery"

"Hm, baguslah. Yerim sudah makan?"

Joy otomatis menggeleng dan meletakkan jajangmyeon di pangkuannya. "Dari tadi hanya mengurung diri dikamarnya"

"Yerimie?" Tanya Irene meyakinkan.

Joy mengangguk cepat. Irene menyatukan dahinya. Ada apa dengan putrinya? Kenapa belum makan malam? Padahal sudah hampir jam 9 malam. Joy juga mengadu jika sedari tadi dia terus membujuk Yeri buat makan, tapi gadis itu hanya menolak dan lebih memilih mengubur dirinya di dalam selimut.

Irene melepas mantel dan meletakkan tas tangannya di atas sofa. Dia berjalan menghampiri kamar Yeri tanpa diketuk dahulu dan langsung mendapatkan kondisi selimut yang terisi penuh.

STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang