1. Suasana Baru

10.8K 582 8
                                    

Wajah sembab bengkak sana-sini masih melekat di muka Yeri dan Irene. Yeri masih tidak bisa menahan rasa sakitnya. Dia terus meneteskan air mata kala melihat nenek kesayangan mereka akan dikebumikan. Begitu juga dengan irene, dia sangat merasa sedih dan berterima kasih telah merawat anak satu-satunya dengan baik.

Irene dan Yeri telah sepakat akan menginap di rumah nenek dulu selama sehari, sebelum Irene membawa Yeri ke Seoul. Sementara itu Irene membantu menyiapkan barang-barang Yeri yang akan dibawa besok. Yeri hanya duduk terdiam menatap telivisi dengan tatapan kosong.

"Sayang, kita makan malam yuk, mommy udah pesan Jajangmyeon untukmu.." sambil mengelus rambutnya dan duduk di sampingnya.

"Aku tidak lapar" Yeri langsung melangkahkan kakinya ke kamar sang nenek alias ibu dari Irene itu. Irene kembali membuang napasnya lelah, sepertinya ini akan terasa sulit.

"Ini semua salahku" Irene bermonolog sendiri sambil meratapi nasibnya, dia punya anak tapi seperti tidak punya anak. Dia ingin berbagi kasih sayang, tapi yang dia dapat hanyalah penolakan dari orang yang paling dia sayang saat ini. Sikap Yeri sudah bagai kutub Utara yang dingin padanya. Irene sungguh tidak tahu apa besok dia masih bisa hidup dengan sikap cuek Yeri yang seperti ini.

•••••

Yeri menyeret kopernya dengan langkah yang malas menuju ke pintu masuk rumah Mommy-nya di Seoul ini. Perjalan begitu melelahkan dan memakan waktu berjam-jam. Yang Yeri butuhkan saat ini hanyalah tidur di kasur yang empuk dan segera menyusul ke alam mimpi.

Irene memberi senyum damainya beserta rasa sayang dia menuntun Yeri untuk masuk ke dalam rumah. "Mommy kesepian selama ini hanya tinggal sendirian. Kadang-kadang saja Imo datang menemani mommy disini.." sambil bercerita, Irene berjalan menuju ke kamar anaknya. Yang memang sudah spesial Irene sediakan untuk Yeri, kapan saja Yeri bisa pulang dan menempati kamar ini. Namun tetap saja kamar itu selalu kosong hingga saat itu, Yeri selalu menolak tinggal bersama ibunya dan lebih memilih bersama nenek di Pulau Jeju. Jadi Irene sudah biasa memakluminya. Mereka tidak terlalu dekat satu sama lainnya.

"Cha... Ini kamarmu, selalu mommy bersihkan setiap ada waktu.." Yeri menelusuri seluruh ruangan dengan bola matanya. Memang ruangan bernuansa biru langit ini sangat bersih dan tertata rapi serta beberapa furniture yang tampak oke. Ruangan kamarnya bahkan lebih luas dari dapur di rumah neneknya. Serta ranjang berukuran queen size untuk ditidurinya seorang. Sepertinya Irene benar-benar memperhatikan kenyamanan anaknya.

"Tidurlah, kamu pasti lelah setelah menempuh perjalan seharian kan?" Irene mengelus-elus rambut serta pipinya dari atas. Saat ini posisi Yeri sedang duduk di sisi ranjang dengan Irene yang berdiri tepat di hadapannya.

Yeri tidak menjawab tapi hanya mengangguk. "Jika kau membutuhkan apapun, panggil saja mommy ya?"

•••••

Yeri benci dia harus beradaptasi dengan suasana yang baru, rumah baru, sekolah baru, lingkungan yang baru, dll. Dia menyampirkan tas sekolah di punggungnya, dan membuka pintu kamar yang langsung bisa dilihat Irene melalui dapurnya.

"Sayang, kita sarapan dulu.."

"Hm,"
Yeri cuek sambil berjalan menghampiri sang Mommy yang telah menunggu di dapur.
Hari ini adalah hari pertama Yeri masuk sekolah menengah atas tingkat pertama. Yeri masih berumur 15 tahun, dan Irene hanya tidak menyangka saja jika anaknya tumbuh secepat dan Segede ini, bahkan Yeri sudah sedikit lebih tinggi daripada Irene.

"Sayang, hari pertama sekolah, berbaur lah dengan teman-teman baru disana, ya?" Pasalnya Irene hanya khawatir dengan sikap Yeri seperti ini, dia akan dibenci dan tidak mendapat teman.

Yeri mengangguk sambil melanjutkan makannya. Irene kembali membuang napas, Yeri hemat sekali berbicara semenjak meninggalnya sang ibu. Mungkin dia merasa sangat terpukul, Irene tahu. Semasa hidupnya hanya halmeoni yang sangat dekat dekatnya. Jadi ini terasa sangat mendadak baginya.

"Mommy akan menjemputmu pulang jika sempat," Irene hanya tidak menjamin dia tidak punya banyak waktu luang. Selama Yeri selalu menolak untuk tinggal bersamanya di Seoul, dia menghabiskan kebanyakan waktunya untuk bekerja dan bekerja sebagai direktur SM Company. Tapi setelah melihat Yeri yang seperti ini, Irene tahu dia harus meluangkan banyak waktu untuk anak satu-satunya ini.

"Terserah mommy saja" jawab Yeri cuek sambil menyudahi sarapannya.




To be continue~
S

aya apdet karena vote sudah lebih dari perjanjian ya 😄

STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang