11. Yeri Just Don't Get It

5.9K 364 23
                                    

“hey..” sapa Irene melihat putrinya berjalan keluar dari kamar, rapi, bersih, wangi, dan babyable banget buat Irene. Sudah pasti bisa ditebak Yeri ingin mengisi perutnya yang terasa lapar. Beruntung Irene sudah selesai masak dan menyambut dirinya masih dengan apron yang belum terlepas dari sana.

“morning baby...”

“morning mom”

“kemari sayang” Yeri yang tadinya ingin duduk, mengurungkan niatnya dan berjalan menghampiri Irene. Wanita itu mencium pipi orang yang paling dia sayangi. Mencium kesayangannya. Oh, Irene hanya ingin mengadu, betapa dia sangat menyayangi buah hatinya ini, berterimakasih kepada Tuhan bahwa dia memberikan seorang Kim Yerim dalam hidupnya.

“mommy apaan sih”
Yeri tidak menolak, tapi hanya menatap sebal ibunya.

“gakpapa sayang, mommy cuma kangen doang,”

“mommy kan setiap hari bertemu denganku”

“iya, mommy gak cuma kangen tapi gemes sama kamu!”

“mom stop it! Aku bukan anak kecil lagi...” entah ingin kesal atau bagaimana, terkadang Yeri sering dibuat seperti anak kecil bagi Irene. Mencubit pipinya, menciumnya, menjawil hidungnya, dan menoel-noel wajahnya gemas.

“yah, meskipun begitu.. but you're always still, still my baby..”

“whatever mom. Aku lapar”

“yaudah kamu makan dulu ya nak, mommy mau mandi dulu”
Yeri mengangguk, kemudian Irene melepas apronnya ke samping dan berjalan ke kamar mandi membawa handuk.

Yeri menyendok kan nasi ke dalam mulutnya dan berpikir lagi. Saat pagi-pagi sekali, Irene sudah bangun dan tidak berada di sampingnya lagi. Yeri hanya mendengar suara ribut dari dapur, itupun Yeri tahu bahwa Irene berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sekeras apapun agar tidak membangunkan dirinya. Kenapa dia tidak pernah tau jika mommy-nya bangun sepagi itu untuk membuatkan sarapan mereka. Baru seminggu ini mereka mulai tidur bareng, setiap kali Irene selalu bangun kepagian dan tidur tengah malam. Yeri juga jadi agak khawatir jika Irene melakukan ini terus menerus. Tapi Yeri pasti sudah bisa menebak, jika Yeri menyuruhnya istirahat, pasti Irene lebih memikirkan kerjaannya, dan akan mengatakan gakpapa.

Heol, apa-apaan itu?

Yeri jadi melanjutkan kunyahan nya dengan kesal. Apa yang mommy-nya lakukan tadi? Katanya sayang sama dia, tapi tidak sayang sama dirinya sendiri, jika mommy-nya kenapa-kenapa, apa mommy-nya tidak kasihan melihat Yeri yang akan sedih setiap hari?





•••••






Kedua ibu dan anak ini menikmati makan malam mereka dengan khidmat, sebenarnya ada yang ingin Irene sampaikan. Jika tidak, dia pasti akan absen makan malam lagi dengan putrinya ini. Jadi, dia tidak ingin melewatkan malam terakhirnya di Seoul sebelum dia pergi ke kunjungan kerja untuk pertemuan bisnis sekaligus.

“sayang?”

“hm?”

“besok mommy mulai kunjungan kerja hingga seminggu kedepan” Yeri yang mendengar penuturan dari ibunya ini, meletakkan sendok dan garpu di samping piringnya.

Irene sudah bisa mengartikan arti tatapan ini, sedih, tidak rela, tapi harus bagaimana lagi.
“mom, kenapa mendadak bilang sama aku nya?”

“mianhae.. hm? Hanya seminggu.. kamu dirumah dulu ya bareng imo?”

Yeri pun mengangguk dengan pasrah. Tapi kembali menatap ibunya, “mommy apa aku boleh ikut?” tanyanya dengan harap.

STILL MY BABY - [ 𝑌𝑒𝑅𝑒𝑛𝑒 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang