Prolog

3.7K 179 4
                                    

Katharina kembali mengingat kejadian tadi malam. Sepulang dari rumah Wynona, sahabatnya. Dia salah mengambil jalan. Tadinya dia menghindari kemacetan, tapi malah jadi terjebak di jalanan sepi dan gelap. Malam sudah beranjak larut. Dengan rasa takut Katharina melajukan mobilnya dengan sedikit cepat, tapi jalan berbatu dan berlubang menghambatnya. Dan sialnya ban mobilnya tergelincir masuk ke parit di pinggiran jalan.

" Ouh, shit. Kenapa aku bisa salah jalan sih." Rutuknya kesal.

Dia berusaha mengeluarkan ban mobilnya dari parit. Tapi kondisi parit yang licin membuatnya kesulitan.

" Oh my God. Please, help me." Gumamnya.

Dia menurunkan sedikit kaca jendelanya. Tapi tidak ada seorang pun disana, untuk dimintai bantuan. Suasana semakin mencekam, gadis itu semakin cemas.

Dalam situasi seperti itu dia teringat Rendy, lelaki yang beberapa bulan ini dekat dengannya. Dia segera mendial nomer pria tersebut.

" Hei cantik, ada apa malam malam menghubungiku."

Suara diseberang terdengar setengah berteriak mengalahkan bunyi dentuman musik yang teramat keras. Katharina menutup sambungan ponselnya.

" Percuma, sepertinya dia sedang sibuk di Club dengan wanitanya." Ucapnya pelan.

Lalu dia menoleh ke kanan dan ke kiri mencoba mencari seseorang yang bisa menolongnya.

" Aku tidak mungkin menghubungi Wynona, dia sedang hamil."

Katharina berdecak. Dia bingung harus bagaimana. Lalu ketika matanya menangkap ada tiga motor menuju ke arahnya. Jantungnya jadi berdebar lebih keras. Dia mulai merasakan keringat dingin mengaliri kulitnya. Dia gemetar. Kejadian sepuluh tahun lalu terekam jelas di pikirannya. Napasnya mulai memburu. Perutnya serasa melilit tak karuan. Dadanya terasa linu.

Suara ketukan di kaca jendela kendaraannya membuatnya terpekik. Dia menatap seraut wajah yang menatapnya dari balik jendela. Dia membuka kaca jendelanya perlahan, sedikit ragu.

" Selamat malam nona, butuh bantuan."

Suara lelaki itu terdengar ramah. Kathrina menatapi tiga motor yang berhenti tidak jauh dari kendaraannya. Lampunya menyorot menyilaukannya. Bisa dilihatnya ada lima orang lelaki di sana dan salah satunya yang kini berdiri di dekat pintu kendaraannya.

" Nona, apa yang bisa kami bantu?"

Lelaki itu mengulangi pertanyaannya. Katharina menatapnya takut takut. Lelaki itu tersenyum samar.

" Sepertinya ban mobilmu masuk parit, kami akan membantu mendorongnya. Bergeserlah biar aku yang mengemudikan mobilmu."

Lelaki itu memasukkan tangannya ke dalam melalui kaca yang terbuka, lalu membuka pintu mobil. Belum sempat Katharina berkata apa pun dia mendorong gadis itu untuk duduk di bangku penumpang. Katharina melotot tajam.

" What the hell are you doing?"

Teriaknya sambil menatap lelaki yang kini terlihat menyeringai itu. Katharina ketakutan setengah mati. Kejadian malam itu memenuhi otaknya.

Setelah mobil berhasil keluar dari parit. Lelaki itu menatapnya dengan smirk dan tatapan mata tajam.

" Nona, mau bermain main sebentar denganku."

Suara serak itu membuat bulu kuduk Katharina meremang. Dia lalu menggeleng tegas.

" Please, leave me alone."

Suara lirih gadis itu bercampur tangis. Lelaki itu tertawa keras membuat hati gadis itu semakin menciut.

" Brandon, don't."

Sebuah suara menghentikan tawa lelaki itu. Lalu dengan segera pria itu keluar dari mobil. Katharina cepat beralih ke kursi kemudi. Sebelum dia sempat menutup pintu, seraut wajah melongok ke arahnya. Katharina terpana menatap raut wajah itu. Raut wajah yang dicarinya selama ini. Raut wajah dengan mata bermanik biru gelap.

" Pergilah, Nona. Hati hati."

Suara itu teramat dikenalinya dan masih jernih tersimpan di pikirannya. Katharina menahan tangan lelaki itu yang hendak menutup pintu kendaraannya. Sekali lagi dia menatap wajah itu untuk memastikan.

" Siegi....is it you?" Ucap gadis itu pelan.

Lelaki itu hanya menatapnya. Lalu beranjak menuju motornya.

" Pulanglah Nona, sudah larut malam. Take care."

Lalu dia berlalu memacu motornya diikuti yang lain.

Katharina berdecak mengingat kejadian malam tadi. Dia masih terus meyakinkan diri bahwa lelaki itu memang benar lelaki yang sama.

" Kali ini, Aku akan menemukanmu."

SIEGFRIED BALDRIK   ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang