Kathatina melihat, hari ini Siegfried tampak sudah tenang. Dia sedang berbincang akrab dengan Dad tentang segala hal.
" Siegi, aku akan ke rumah Wynona lalu mampir sebentar ke rumah Ivory. Aku merindukan bayi bayi lucu itu." Ucap Katharina beranjak dari duduknya.
" Bisa mampir sebentar ke apartement, sayang. Tolong ambilkan pakaianku?"
Siegfried menatap Katharina yang mengangguk. Lalu gadis itu merapikan tasnya. Tidak lupa membuka kotak makan yang tadi dibelinya lewat pesan antar.
" Jangan lupa sarapanmu, Siegi." Ucapnya sambil menunjuk kotak makan yang kini telah terbuka di atas meja. Siegfried mengangguk.
" Dia seperti Ibumu. Penuh perhatian." Ucap Dad yang membuat Katharina tersipu.
" Aku pergi dulu, Dad. Siegi.."
Katharina menyalami Dad lalu beralih memeluk tubuh kekar kekasihnya. Siegfrid memeluk hangat tubuh mungil itu lalu mengecup lama keningnya.
" Hati hati, jangan terlalu malam ya. Aku nanti malam berencana bertemu Pap." Ucap Siegfried dengan suara lembut. Katharina tersenyum dan mengangguk.
Gadis itu beranjak keluar ruangan dengan langkah ringan. Sebenarnya tujuan utamanya adalah menemui Pap. Hati dan pikirannya terus saja mempertanyakan kebenaran cerita Pap tempo hari yang berbeda jauh dengan yang diceritan Dad.
Sebenarnya Katharina mencintai Siegfried, siapa pun dirinya. Dia tidak peduli dengan bagaimana pun masa lalu lelaki itu. Apakah dia Baldrik atau Baldomero, dia juga tidak peduli. Dia juga tidak mau ambil pusing dengan semua yang sudah dilakukan lelaki itu. Yang dia lihat hanya saat ini. Lelaki itu begitu mencintainya dan itu sudah cukup bagi Katharina. Lelaki itu selalu menghadirkan cinta dalam setiap warna sikapnya. Ungkapan itu tidaklah meragukan hati Katharina.
Jika dilihat dari penantiannya selama sepuluh tahun ini. Siegfried pun seharusnya tidaklah meragukan cinta yang Katharina tunjukan. Cinta yang sedikit pun tidak lekang oleh waktu.
" Ini hanya menjawab rasa penasaranku saja atas kebohongan Pap dengan ucapannya. Aku ingin tahu cerita dibalik kebohongannya itu kepadaku." Ucap Katharina begitu Wynona bertanya tentang keinginannya bertemu Pap.
" Lalu kau telah bicara dengannya?" Tanya Wynona sambil sibuk memakaikan baju Leonard, bayi lucunya.
" Aku tadi sudah ke Poliklinik tapi Pap tidak ada. Oliver bilang mungkin sedang ke Rumah sakit pusat. Aku akan menanyakan atau minta antar Carl nanti, sambil menjenguk Allyssa yang demam pasca di suntik imun." Jawab Katharina sambil tersenyum memandang kedatangan Tobias memasuki kamar dengan botol susu ditangannya.
" Bagaimana kabar Siegi?" Tanya Tobias menatap Katharina.
" Better." Jawab Katharina tenang dengan senyum.
Lalu ketika Tobias keluar dari kamar Katharina berbisik dihadapan sahabatnya.
" Apa kau sudah menerimanya?"
Wynona menggeleng dengan senyum. Tangannya dengan terampil mengendong Leonard lalu menyusuinya.
" Aku berusaha untuk menggantikan Edgar, tapi sangat sulit Kath. Aku tidak ingin menjanjikan apa pun. Tapi Tobias tetap yakin, suatu hari nanti aku akan menerimanya." Ucap Wynona yang kini memberikan susu botol yang tadi dibawa oleh Tobias untuk Leonard.
" Terserah kau saja. Kau pasti yang lebih tahu mana yang terbaik untukmu. Tapi Tobias kulihat sangat tulus." Ucap Katharina sambil menenteng tasnya.
" Kau akan pergi sekarang?" Tanya Wynona melihat sahabatnya itu sudah bersiap.
" Ya, aku harus tiba di rumah sakit sebelum gelap. Siegi berniat bicara dengan Pap malam nanti. Aku harus mendahuluinya. Aku pergi, Wy. Tobias, jaga baik baik sahabatku dan bayinya."
Katharina berbicara sambil berjalan menuju pintu setelah mengecup pipi Wynona dan Leonard yang kini sudah terlelap. Tobias menatapnya dengan senyum.
" Sure, Kath. I love them with all my heart."
Jawaban Tobias membuat Katharina tersenyum senang. Dia melangkah keluar apartement Wynona dengan perasaan ringan.
" Hei, Kathy. Kuharap adikku baik baik saja. Aku menyesal dengan keadaan ini. Aku dan Oliver selama ini tidak pernah tahu kalau Siegi bukan adikku. Sementara Mam Halley, seorang Ibu yang sangat baik dan menganggap kami sebagai anaknya sendiri. Kami sangat menyayanginya, walaupun kami tahu dia bukan Ibu kandungku."
Serentetan ucapan itu yang menyambut Katharina begitu menjejakkan kakinya di kediaman Carl dan Ivory. Katharina sampai tercenung tanpa berkata apa pun.
" Aku tahu kau ingin menemui, Pap. Aku akan mengantarkanmu ke sana. Aku mohon Kathy, jangan membenci Pap, walaupun dia salah. Aku sangat tahu pasti Pap menyayangi Siegi dan aku juga memintamu untuk menenangkan adikku itu. Kami mencintai dan menyayanginya.
Katharina hanya mengangguk sambil mengulas senyuman untuk Carl dan Ivory yang sedang menggendong Allyssa yang terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIEGFRIED BALDRIK ( COMPLETED )
General FictionKatharina Leota Ernest, selalu teringat dengan seorang pemuda yang mencuri ciuman pertamanya. Pemuda itu bernama Siegfried Baldrik, seorang berandalan yang menolongnya ketika dia hampir di perkosa segerombolan pemuda jalanan. Lalu ketika esoknya dia...