vierzig

986 90 20
                                    

Siegfried terus menatap Istrinya yang terlelap, senyum lebar terus saja tersungging di bibirnya. Sebentar sebentar dia merubah posisinya. Tampak sekali dia merasa tidak sabaran.

Lalu ketika tubuh itu mengeliat dan matanya terbuka. Siegfried segera menghampirinya. Menariknya ke dalam pelukan hangatnya.

" Aku, aku bermimpi. Aku menjadi tua. Menjadi Ibu seorang gadis remaja." Ucap Katharina pelan dalam pelukan Siegfried. Lelaki itu mengurai pelukannya. Lalu menatap penuh cinta.

" Apa aku yang menjadi lelaki tua dimimpimu, apa aku yang menjadi Ayah gadis remaja itu?" Tanya Siegfried sambil menatap Istrinya. Terbersit sedikit kekhawatiran di sana. Katharina tertawa pelan.

" Of course baby. Kau yang menjadi Ayahnya. Bahkan pelukan serta ciumanmu pun aku dapat mengingat sepenuhnya."

Siegfried mencium lama kening Istrinya. Menyalurkan rasa bahagia yang bertalu dan membuncah di hatinya.

" Kau tahu, bahkan Carl dan Ivory ada dalam mimpiku. Gadis remajaku bernama Geraldine dan dia di jemput Edgar, anak Wynona. Lalu Kian, berpacaran dengan Allyssa."

Siegfried tertawa menanggapi cerita Istrinya. Katharina juga ikut tertawa.

" Kau bermimpi atau berkhayal?" Tanya Siegfried sambil mengusap sayang kepala Istrinya yang menggeleng. Tawanya masih terdengar.

" Tapi aku suka nama Geraldine. Pasti secantik dirimu." Siegfried berucap sambil mencium lembut bibir Katharina.

" Sebegitu sempitnyakah dunia di dalam mimpimu, sampai aku harus berbesan dengan Wynona dan anak Grace berpacaran dengan anak Carl?"

Katharina tidak menjawab, dia mendesakkan tubuhnya ke dalam pelukan hangat Suaminya. Siegfried merengkuh tubuh itu.

" Apa kau sudah mendapat tamu bulananmu?" Tanya Siegfried tiba tiba, Katarina terjengat. Dia menatap tajam suaminya.

" Dari mana datangnya pertanyaan itu?" Tanya Katharina penuh selidik. karena wanita itu tahu Siegfried bukan orang yang tahu hal semacam itu.

" Aku..tadi..aku menghubungi Carl dan Ivory memintaku bertanya padamu." Jawab Siegfried sedikit tergagap.

" Kenapa kau harus menghubungi Carl dan Ivory?" Tanya Katharina lagi. Siegfried memeluk kembali Istrinya yang tadi sedikit merenggangkan tubuhnya.

" Aku takut dengan kemarahanmu. Kau tidak biasa marah seperti itu. Aku terus terang bingung, sayang." Ucap Siegfried lembut di telinga Istrinya.

Katharina menatap Siegfried. Ya, selama ini Katharina memang belum pernah marah karena perasaan yang tadi dirasakannya. Rasa yang membuat hatinya seolah dicubit cubit linu. Dia cemburu, melihat ada wanita yang dengan mata berbinar menatap Suaminya. Bahkan menunjuk nunjuk penuh kekagumam.

Selama ini mereka hanya bertemu dengan orang yang itu itu saja. Orang orang di Kota kecil yang mereka tempati sudah cukup tahu. Siegfried tidak pernah menolehkan wajahnya dan menempatkan hatinya pada wanita mana pun. Lalu ketika Katharina hadir di sana. Sepenuhnya Siegfried hanya milik Katharina.

" Aku, aku hanya cemburu. Aku tidak biasa melihat Suamiku ini ditatapi wanita seperti itu. Aku merasa kesal. Aku takut kau.."

" Hei, hei baby. Aku tidak akan mungkin berpaling dari Istriku yang cantik ini. Wanita yang selalu membuatku mencintai dan dicintai. Wanita yang membuatku selalu merindu. Aku tidak akan berani bermain main dengan sebentar saja melupakan akan menggantikan wajahmu di relung hatiku. Never baby."  Ucap Siegfried dengan penuh perasaan.

" And you know honey, Aku pun takut kehilangan dirimu." Lanjutnya pelan, diciumnya dalam bibir Istrinya yang terlihat sedikit bergetar.

" Aku hanya takut, baby. Aku hanya cemburu." Ucap Katharina dengan wajah yang disurukkan ke dalam dada Suaminya. Siegfried mengecupi kepala itu.

" Tapi sepertinya aku memang harus mengeceknya. Tamu bulananku terkadang tidak teratur dan saat ini aku belum mendapatkannya. Siegi, apakah tidak terlalu cepat jika aku hamil?"

Siegfried memandang sayang Istrinya. Dia menangkup wajahnya lalu mencium kedua pipinya. Lelaki itu menggeleng dengan senyum menghiasi bibirnya.

" Apakah kita sudah siap, jika itu terjadi. Apakah kau sudah siap aku repotkan?" Tanya Katharina lagi.

Siegfried mendengar nada kegundahan di sana. Segera dia membawa tubuh itu ke dalam pelukannya lagi.

" Aku sudah katakan, bahkan aku tidak sabar menunggunya. Aku akan merasa senang direpotkan Istriku karena mengidam." Ucap Siegfried berusaha menghapus keraguan yang terbayang di mata indah Istrinya.

" Can't wait to see you to get pregnant, dear."



SIEGFRIED BALDRIK   ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang