Setelah selesai mandi, Siegfried mengandeng tangan Katharina keluar dari kamarnya. Lelaki itu mengumbar senyum senang di bibirnya. Katharina menatap hangat lelaki yang sangat dicintainya itu.
Mereka berpapasan dengan Oliver dan Warren yang seolah menunggu mereka keluar dari kamar. Senyuman menggoda terlihat di kedua bibir lelaki itu. Siegfried menatap garang mereka, sementara Katharina tertunduk malu.
" Senang rasanya melihat adik bungsuku tersenyum cerah ceria seperti ini." Ucap Oliver sambil menatapi Siegfried yang mendengus kesal.
" Pasti kamarnya tidak dingin lagi." Warren ikut bersuara. Siegfried menatapnya tajam.
" Sepertinya tidak lama lagi, aku akan dapat keponakan dari Siegi." Ucap Oliver dengan senyum. Warren tergelak.
" Shut up, guys. Kalian jangan buat gadisku jadi malu." Ucap Siegfried dengan suara menggeram kesal.
Katharina melirik Siegfried yang mengerti akan lirikan kekasihnya itu. Lelaki itu merangkul pundak gadisnya dan mengecup puncak kepalanya. Oliver dan Warren mendelik menatapnya. Siegfried menyeringai.
Segera Siegfried memeluk pinggang gadisnya dan berlalu meninggalkan dua orang yang kini tergelak itu.
Mereka menuju apartement Katharina, tempat yang akan sering Siegfried kunjungi mulai saat ini.
" Perhatikan, Siegi. Password ini tanggal, bulan dan tahun kita bertemu dulu." Ucap Katharina sambil menekan perlahan enam angka di sana. Siegfried tersenyum lalu mengangguk.
Katharina mengajak masuk Siegfried yang masih menyandarkan dirinya di dinding sebelah pintu. Lelaki itu bergeming. Katharina kesal melihatnya. Dia segera saja membawa langkahnya yang sengaja dihentakkan memasuki apartementnya dengan wajah cemberut. Meninggalkan Siegfried sendiri di luar.
Lelaki itu tergelak melihat tingkah laku menggemaskan kekasihnya. Segera dia menyusulnya dan dengan satu gerakan membawa gadis itu ke dalam gendongannya. Katharina terpekik kaget. Siegfried menciumi pipi gadisnya dengan rasa sayang. Tidak lama berselang, terdengar tawa ceria gadis dalam gendongan lelaki itu.
" Apa yang membuatmu berada di kota kecil ini. Kota yang dikelilingi hutan marga satwa. Mengapa kau tidak memilih tinggal di kota besar yang dikelilingi mall dan gedung gedung pencakar langit?" Tanya Siegfried setelah mendudukan diri di sofa lalu menarik gadis itu ke atas pangkuannya.
" Aku melarikan diri dari hidupku." Jawab Katharina singkat. Siegfried menatapnya tidak mengerti.
" Aku tidak menerima pernikahan ayahku bersama Grace, sahabatku."
Katharina menatap Siegfried lalu menarik napas perlahan, sedikit berat dia menghembuskannya.
" Dan lagi, setelah aku tidak dapat menemukanmu, aku merasa tidak ada lagi yang dapat menahanku di sana."
Katharina melanjutkan ucapannya dengan mata menerawang. Siegfried menatapnya dengan rasa penyesalan yang jelas terlihat.
" I'm sorry, baby. Maafkan aku tidak ada di sisimu saat itu. Seharusnya aku memelukmu dan memberimu kekuatan. Seharusnya aku berada di sana. Maaf..."
" No, Siegi. Kau tidak bersalah. Aku yakin ada alasan kuat mengapa saat itu kau pergi. Kita akan sama sama mencarinya. Termasuk hilangnya ingatanmu itu. Aku senang, kita masih bisa bertemu saat ini dan saling memiliki. Berjanjilah untuk selalu ada di sampingku. Selamanya."
Siegfried menatap lekat gadis cantik yang membuatnya jatuh cinta itu. Dia mengusap lembut pipi halus gadis itu. Diciumnya lembut berulang ulang.
" I'm really in love with you, dear. Love you so much."
Siegfried mencium bibir tipis gadis bermata biru cantik itu. Rambut pirangnya yang tergerai dibelainya penuh rasa sayang. Gadis itu terlihat mengukir senyum manis di bibirnya.
" Siegi, kau besok bertugaskan?"
" Ya, aku harus memeriksa wilayah sisi Barat. Ada apa, kau mau ikut?"
Gadis itu tertawa pelan sambil menggeleng tegas. Siegi mengangkat kedua alis matanya.
" Aku besok akan ke apartement Wynona, sekalian mampir ke tempat Ivory. Aku ingin menggendong bayi bayi lucu itu."
Siegfried menatap Katharina yang juga sedang menatapnya. Lelaki itu tersenyum menggoda.
" Apa kau ingin punya bayi juga?"
Katharina mengangguk cepat tanpa sadar. Siegfried menatapnya lekat. Mata lelaki itu berkilat.
" Aku pasti akan mewujudkan keinginanmu itu, sayangku."
Ucapan Siegfried yang lembut membuat Katharina tersipu. Rona merah menjalari wajahnya.
" Sepertinya kamar mess mu itu akan sering kosong mulai saat ini." Ucap Katharina dengan senyum genit yang sengaja dia sunggingkan. Siegfried memejamkan matanya menahan gejolak yang naik kepermukaan.
" Yeah, I know. Baby, you always tease me."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIEGFRIED BALDRIK ( COMPLETED )
General FictionKatharina Leota Ernest, selalu teringat dengan seorang pemuda yang mencuri ciuman pertamanya. Pemuda itu bernama Siegfried Baldrik, seorang berandalan yang menolongnya ketika dia hampir di perkosa segerombolan pemuda jalanan. Lalu ketika esoknya dia...