achtunddreißig

906 92 14
                                    

Siegfried terus menatap wajah cantik Istrinya yang cemberut. Wanita itu terus uring uringan dan terlihat kesal. Bahkan tadi sebelum memutuskan kembali ke hotel, dengan tegas dan ketus dia berkata.

" Tidak, tidak usah ke Taman Yihe, langsung pulang saja. Aku sudah tidak mood. Mood ku rusak. Berantakan." 

Siegfried mengikuti saja maunya Katharina sambil terus berpikir tentang kesalahannya, yang membuat Istrinya seperti itu. Selama ini Katharina hampir tidak pernah marah, tapi kali ini Sigfried dibuat kewalahan.

" Sayang, sudah dong marahnya. Please, tell me. Aku salah apa..?"

Suara Siegfried memohon dengan muka meringis. Katharina mendelik kesal. Siegfried mengguar rambut gondrongnya.

Lelah melihat tidak ada sedikit pun perubahan dari Istrinya. Siegfried akhirnya merebahkan tubuhnya yang terasa lelah di sofa. Dia memejamkan matanya dan mengistirahatkan pikirannya yang tiba tiba terasa suntuk.

Tapi tidak lama, karena dia sepertinya mendengar Istrinya terisak. Ya Tuhan. Ada apa dengan Istriku, batinnya.

Siegfried berjalan mendekati Istrinya yang merebahkan tubuhnya di karpet.

" Sayang, kenapa tidur di karpet. Kau juga menangis. Ada apa sih?"

Siegfried bertanya dengan suara selembut mungkin. Wanita itu terisak, lalu memeluknya erat. Siegfried menggendong hati hati Istrinya, lalu merebahkannya di atas tempat tidur.

" Aku, aku tadi melihat ada seorang wanita terus menatapmu. Aku lihat dia juga menunjuk dirimu lalu tertawa tawa bersama temannya."

Katharina menarik narik kaos Siegfried. Tangisnya terdengar keras dan air matanya membanjiri pipinya. Siegfried dengan sayang mengelus kepalanya.

" Honey, aku tidak tahu dan tidak melihatnya." Jawab Siegfried lembut. Katharina menatap suaminya. Air mata tampak menggenang dipelupuk matanya. Siegfried mengangguk untuk meyakinkan Istrinya.

" Wanita itu mungkin temanmu dan kau lupa." Ucap Katharina sinis. Siegfried menggeleng.

" Aku tidak pernah punya teman wanita. Mingkin saja dia menatapku dan menunjukku, karena aku bersamamu." Ucap Siegfried pelan, tangannya memainkan rambut pirang terang Istrinya yang menjuntai.

" Memang kenapa jika kau bersamaku?" Tanya Katharina dengan tatapan manja.

" Karena kau sangat cantik dan aku lelaki yang sangat beruntung karena bisa mendapatkanmu." Ucap Siegfried lembut yang kemudian mengecup bibir Istrinya.

Katharina tersenyum teramat manis. Wanita itu dengan manja bergelung dalam pelukannya. Siegfried mengerutkan kening menatap Istrinya. Kelakuan Istrinya yang terasa tidak seperti biasanya membuat Siegfried benar benar bingung.

Lalu ketika tarikan napas Katharina terlihat teratur dengan mata terpejam. Siegfried beranjak menuruni tempat tidur, dimana sebelumnya mencium lembut kening Istrinya.

Lama Siegfried terdiam sambil menatap Istrinya yang sedang terlelap tidur. Wajah cantiknya terlihat begitu damai. Ingin rasanya dia segera membangunkannya, tapi dia mengurungkan niatnya. Dia hanya mengecupi wajah wanita cantik itu lalu mengusap lembut seluruh tubuhnya.

" I love you, I love you much." Ucapnya berulang ulang.

Lalu Siegfried kembali duduk sambil menautkan tangannya dan menopang wajahnya. Dia menatap lekat tubuh Istrinya. Bibirnya tidak putus mengulas senyum. Pikirannya melayang ke waktu beberapa menit lalu. Dimana setelah beranjak dari tempat tidur dan meninggalkan Istrinya terlelap damai. Dia mendial nomer Carl.

" Jadi dia marah?"

Itu pertanyaan Carl setelah Siegfried menceritakan keadaan dan kelakuan Istrinya yang membuatnya bingung.

" Siegi, apa Istrimu sakit. Mual misalnya atau muntah muntah?"

Itu pertanyaan Ivory yang sudah pasti menemani Carl menerima panggilannya.

" Dia sehat, sangat sehat. Dia hanya marah marah tidak karuan. Dua hari ini bertingkah aneh, mudah marah dan sangat manja. Dia juga sering memelukku dan menciumiku. Apalagi jika, ehm ada wanita yang sedang menatapku."

Ucapan Siegfried ditanggapi tawa oleh Carl dan Ivory. Siegfried mendengus kesal.

" Sekarang kemana Kathy?" Tanya Ivory dengan nada khawatir.

" Tidur. Tidur begitu lelap setelah marah marah dengan masalah yang sangat sepele, bahkan terkesan tidak jelas." Jawab Siegfried dengan nada lemah.

" Dia bahkan tadi menangis keras dan rebahan di atas karpet. Kemudian memelukku erat dan tertidur lelap." Lanjut Siegfried dengan ditanggapi tawa oleh pasangan menyebalkan itu.

" Siegi, besok kau tanya Kathy. Apakah dia sudah mendapatkan tamu bulanannya. Jika belum segera beli test pack atau cari dokter kandungan di rumah sakit atau klinik terdekat. Mungkin saja dia hamil."

" Hamil."

Kini Siegfried mengulang ulang kata itu sambil terus menatap penuh cinta kekasih hatinya. Belahan jiwanya.

* Aku jadi up ulang, karena yang td aku delete dulu karena ternyata hanya ke up sebagian.

* Naah..klo yg ini udah siap buat dibaca, divote dan dikomen...silahkan...

Happy reading...🥰🥰🥰








SIEGFRIED BALDRIK   ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang