fünfundvierzig

1.8K 85 17
                                    

Siegfried tidak henti mengecupi wajah Istrinya. Kebahagian begitu nyata hadir diantara mereka. Keluarga besar keduanya sudah ramai menunggu di luar ruangan, tapi Siegfried belum memperbolehkan mereka masuk. Perawat masih membantu Katharina yang dengan meringis belajar menyusui kedua anaknya. Siegfried enggan payudara Istrinya menjadi tontonan orang lain. Siegfried menatap Istrinya yang sepertinya kesakitan sambil mengernyitkan keningnya.

" Apa itu sakit, dear?" Tanyanya khawatir. Katharina menggeleng menahan rasa perih dan panas yang terasa di kedua putingnya. Dia tidak ingin membuat Suaminya khawatir.

" Terima kasih sayangku, kau hebat sekali." Ucap Siegfried mesra.

" Kau seperti singa betina ketika melahirkan tadi." Ucapnya lagi yang mendapatkan pelototan dari Katharina.

" Apa seperti itu, jika Celia melahirkan?" Tanya Katharina sambil membulatkan matanya. Siegfried terkekeh.

" Kau lebih hebat, Sayangku. Bayangkan setelah sekian lama menunggu. Rasanya seperti lima tahun aku menunggu. Penantian yang sangat panjang dan aku melihat kau begitu hebatnya berjuang. Membuat dua jagoan ini hadir ke dunia." Ucap Siegfried lembut.

" Aku tidak punya kata-kata untuk mengucapkan rasa terima kasihku padamu, terima kasih, dear. Telah memberiku hadiah paling indah dan sangat luar biasa di dunia. Kau tahu, honey. Sejak mengenalmu, setiap hari aku berterima kasih kepada Tuhan karena telah mempertemukanmu, kamu adalah pelengkap hidupku." Ucap Siegfried lagi yang membuat Katharina matanya berkaca kaca.

" Kau sudah berjuang begitu hebat, selama berbulan bulan merasakan pusing, mual dan tidak napsu makan. Kita tidur bersama tapi kau tidak bisa bergerak. Aktivitasmu yang sedikit terhalang oleh perut buncitmu. Tapi kau terlihat begitu menikmatinya. Senyummu selalu terulas, begitu tulus. Kau wanita hebatku, sayang."

Mata Siegfried berkaca kaca dan Katharina tidak sanggup untuk tidak meluncurkan butiran kristal bening di pipinya.

" Semuanya sepadan pada akhirnya, Siegi. Lihat, dua bayi tampan akan menemani hidup kita." Ucap Katharina sambil menatap dua bayi mungil yang masih mengisap air susunya. Senyum terkembang di bibir keduanya.

Siegfried menunduk mengecup pipi kedua anaknya. Lalu bagai ucapan selamat datang dia berucap lirih.

" Welcome to the world of Eduard and Edwyn. I just hope you are healthy and happy with the love that is blown into our homes and into our families. You and your Mommy are my world."

Katharina menatap haru Suaminya. Lelaki yang dia cintai sepenuh hati. Lelaki yang membuatnya menunggu selama hampir sepuluh tahun, tapi dia tadi sudah berkata. Semuanya sepadan dengan apa yang saat ini dirasakannya.

Lalu ketika dua bayi tampan itu terlelap. Katharina meminta Siegfried menggendongnya satu. Siegfried mengambil Edwyn dan Katharina memangku Eduard. Kemudian pintu dibuka lebar, dengan segera perawat mempersilahkan semua keluarga untuk masuk. Ruangan menjadi penuh. Mereka menyambut dua penerus Baldomero.

" Selamat, Brother." Ucap Carl dan Oliver bersamaan.

Mereka saling merangkul sebentar. Lalu Tobias yang sepertinya sudah bisa mengambil hati Wynona ikut merangkul Siegfried dengan ucapan selamatnya.

" Sayang, selamat ya." Ucapan itu keluar dari mulut Wynona. Lalu disusul oleh Ivory dan juga Grace.

Lalu bergantian mereka memeluk Katharina. Mendaratkan ciuman sayang dipipinya yang masih terlihat pucat.

Tampak dua lelaki tua juga ikut sumringah menatap dua bayi tampan, cucu mereka. Mereka memeluk lama Katharina lalu mencium keningnya. Titik bening terlihat di pelupuk matanya. Mereka juga menepuk lembut bahu Siegfried, kemudian merengkuhnya. Bahu Dad malah terlihat sedikit berguncang karena tangis harunya tidak mampu di tahan.

" Hei, Ernest. Lihat cucu kita begitu mirip dirimu." Ucap Dad keras sambil menatap Eduard. Ayah tertawa pelan.

" Dan satunya mirip sekali dengan Baldomero." Timpal Ayah tidak mau kalah. Dad menyeringai.

Mereka tertawa menanggapi dua lelaki tua yang begitu bahagia mendapatkan cucu kembar. Sayang, seorang lelaki tua lainnya tidak ada diantara mereka. Pap. Siegfried sedikit menerawang.

" Kau pasti melihat kami yang sedang berbahagia. Aku yakin kau pasti tersenyum senang."

Gumaman Siegfried pelan. Sangat pelan. Tapi Katharina selalu tahu. Wanita itu menatap suaminya lalu tersenyum. Siegfried merengkuh tubuh lelah itu. Mencium sayang keningnya. Matanya menatap keluarganya yang bergantian menggendong bayi kembar mereka. Kebahagian tampak begitu jelas terasa.

END

SIEGFRIED BALDRIK   ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang