zweiunddreißig

1.1K 104 18
                                    

Siegfried merasa malam ini begitu sunyi. Satu sisi hatinya seolah terasa kosong setelah kepergian Pap. Walau bagaimana pun, Pap adalah orang yang telah hadir di hidupnya. Memberikan cinta seorang Ayah dan perhatian penuh kasih sayang.

Kehilangan, sudah pasti rasa itu terselip di ruang hatinya. Walau kini hadir sosok lelaki tua yang lain, semua itu pasti akan berbeda dan Siegfried merasakan itu.

Siegfried menatap langit malam yang semarak bertabur bintang. Tampak bulan naik dengan perlahan. Dia menatap raut cantik tersipu dalam pelukannya. Tanpa ada sedikit pun suara berbincang terdengar, hanya pelukan erat yang merengkuh hangat.

Lalu seolah aroma wangi bunga yang bertiup diantara mereka. Siegfried memulai ciuman sayang penuh cintanya di seluruh bagian tubuh istrinya.

" Baby, aku selalu menginginkanmu." Bisik Siegfried parau.

Lalu ketika hasrat mengantarkan gairah asmara. Siegfried menciumi lembut perut Katharina. Seolah mengucap mantra di sana, agar berseminya cinta mereka.

" Aku tidak sabar menunggu perut ini segera membuncit. Menunggu kau merengek manja meminta sesuatu. Menunggu tubuh mungilmu ini lebih berisi. Lalu lengkingan tangis bayi akan menemani hari hariku. Aku pasti akan sebahagia Carl atau Tobias, menjadi seorang Ayah."

Katharina mengusap sayang kepala Suaminya yang masih menunduk menciumi perut ratanya.

" Apakah aku masih terlihat cantik, kalau nanti jadi gemuk eh, gendut?" Tanya Katharina dengan mulut mengerucut. Siegfried tertawa pelan.

Dia beranjak mendekatkan wajahnya kehadapan wajah Istrinya yang cantik.

" Kau mengkhawatirkan itu?" Tanya Siegfried dengan wajah serius.

Katharina mengangguk tapi kemudian menggeleng tegas. Wanita itu tersenyum senyum.

" Aku tidak peduli kalau menjadi gendut dan tidak cantik lagi, asal kau tetap mencintaiku." Ucapnya sambil mengerling manja.

Siegfried gemas, segera dia membawa tubuh telanjang itu masuk ke dalam pelukannya.

" I love you, what the way you are." Bisik Siegfried.

" I love you too."

Katharina merebah manja di dada Siegfried. Tubuhnya yang diputar menjadi tengkurap memudahkannya untuk menciumi dada telanjang suaminya. Dengan nakal bibir itu memberikan kecupan kecupan basah di sana. Meninggalkan jejak jejak kepemilikannya serta melenguhkan gairah lelaki yang baru saja surut dari hasratnya.

" Apa kau sengaja menggodaku, sayang?"

Siegfried mengerang disela tanyanya. Seolah mengabarkan hasratnya kembali tersentuh.

" Apa kau tergoda, sayang?"

Katharina balik bertanya, wanita itu betul betul menggodanya. Wanita itu tidak lagi mengecupi dadanya tapi menjilatinya dengan suara mendesah desah.

Siegfried mendesah keras lalu menerjang Istrinya yang terkikik senang karena ulahnya. Lelaki itu kini menciumi tubuh Istrinya yang menggelinjang kegelian. Tawa renyah wanita itu menggema memenuhi ruang kamar yang senyap.

" Bagaimana mungkin aku tidak tergoda, jika Istrinya nakal seperti ini." Ucap Siegfried di sela ciumannya yang bertubi tubi dia daratkan di tubuh dan wajah Istrinya.

Kemudian tawa itu terhenti, berganti irama insan yang sedang memadu kasih. Tiada lagi ada kata yang terucap. Hanya desahan bersahutan disela lenguhan kenikmatan.

Malam beranjak kian larut, merangkak perlahan menuju terbukanya hari baru. Dua insan masih saling berpeluk mesra menikmati kebersamaan rasa.

Setelah tetesan peluh yang meluruh dan kelelahan yang menyenangkan. Siegfried membawa Istrinya untuk menyelami alam mimpi nan bahagia. Membentangkan keinginannya menyongsong masa depan. Merangkai citanya untuk mengisi kehidupan.

" Bahagialah selalu bersama cintaku, sayang. Cerialah terus bersama kasih sayangku. Melangkahlah disisiku bersama dekapan hangatku." Bisik Siegfried di telinga Istrinya yang terlelap.

Saat pagi menjelang dan mentari menyapa. Sinarnya berkilau menerpa kehidupan yang akan kembali dimulai.

Siegfried memulai hari ini dengan memeluk dan menciumi Istrinya yang seolah enggan membuka matanya.

" Sayang, aku masih mengantuk."

Suara rengekan serak terdengar dari mulut wanita yang masih tetap memejamkan matanya dengan rapat.

" Pesawat kita mengudara pukul sepuluh sayang, sekarang sudah jam tujuh lewat. Kau tidak mau tertinggalkan." Ucap Siegfried pelan dihadapan wajah Istrinya. Lelaki itu tidak berhenti menciumi wajah Istrinya.

Katharina tersentak lalu segera mendudukan dirinya. Dia menatap suaminya dengan tatapan heran.

" Pesawat?" Tanyanya dengan kening berkerut.

Siegfried tersenyum menatapnya. Lelaki itu mengusap lembut pipi Istrinya lalu mengangguk.

" Honeymoon?" Tanya Katharina dengan mata melotot. Siegfried kembali mengangguk.

" China?"



SIEGFRIED BALDRIK   ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang