fünfundzwanzig

1.1K 106 14
                                    

Pap sepertinya belum siap bertemu Siegfried. Berulang kali dia mengatakan kepada Katharina agar Siegfried tidak menemuinya dulu.

" Aku tidak siap. I mean, belum siap untuk menjelaskannya secara gamblang kepada anak itu, Kathy. Tolong pahami aku."

Katharina mengerti akan perasaan Pap saat ini. Dia akan mencoba menahan Siegfried yang ingin bertemu Pap malam ini.

Lalu ketika itu belum diutarakan. Lelaki yang menyambutnya di selasar rumah sakit itu, dengan senyum menatapnya tajam. Tubuh besarnya mendorong perlahan tubuh mungil Katharina sampai membentur dinding. Kemudian dengan sekali gerakan dia meraup bibir Katharina yang menjerit tertahan dengan mata melotot.

Siegfried tidak peduli mereka sedang berada di selasar rumah sakit. Dia terus saja memagut bibir itu. Melumat dan menyecapnya seirama dengan gerakan tangannya yang seenaknya menelusuri tubuh kekasihnya. Wanita itu meronta dan berusaha bersuara.

" Sieg..mmmphh..kau..mmmppphh.."

Suaranya tidak berhasil keluar karena lelaki itu terus tanpa henti melumat bibirnya. Ketika Katharina terengah. Siegfried hanya menjeda sebentar lalu kembali melakukan hal yang sama. Menikmati bibir manis wanita itu.

Siegfried tidak peduli dengan tatapan geli dan ada juga yang sinis dari orang orang yang berlalu lalang di sana. Dia juga tidak memperdulikan teriakan orang orang yang mengingatkannya.

" Go get the room, man."

" Hei, what the hell are you doing?"

" Don't do it here."

Siegfried tidak peduli. Dia kini malah lebih berani dengan menciumi leher Katharina.

" Oh my God, Siegi. What's wrong with you. Siegi, aku malu." Ucap Kathatina berbisik. Wajahnya sudah memerah.

" Ini semua salahmu, sayang. Kau membuatku menunggu terlalu lama." Ucap Siegfried sambil terengah di dera gairah.

" Oh my gosh, Siegi. Aku hanya pergi beberapa jam."

Katharina berusaha melepaskan diri dari pelukan erat Siegfried yang masih saja terus menciuminya.

" Kau pergi dari pagi sampai malam, sayangku." Ucapnya disela sela ciumannya.

" Ini belum malam, Siegi." Elak Katharina dengan tubuh yang sudah lelah meronta. Dia kini diam dan pasrah menerima ciuman ciuman dari Siegfried.

" Ini sudah gelap. Aku setengah gila menunggumu. Aku khawatir. Aku ketakutan. Bahkan kau sulit sekali dihubungi. Aku takut sesuatu terjadi padamu. Aku tidak akan pernah memaafkan diriku jika itu terjadi. Aku salah tadi tidak menemanimu."

Katharina terpana dengan ucapan lelaki yang masih memeluknya itu. Bibirnya pun tidak henti mengecupi bagian wajahnya.

" Aku hanya terlalu mencintaimu. Aku takut kehilanganmu, karena aku tidak akan sanggup hidup tanpamu."

" So romantic and sweet." Desis Katharina.

Mata gadis itu berkaca kaca. Dia mencari bibir lelaki yang masih menciumi wajahnya itu dan menyatukan bibirnya. Melakukan lumatan dengan lembut tanpa rasa malu. Ucapan Siegfried memicunya untuk melakukan hal itu. Lalu dia menarik diri begitu napasnya terasa sesak.

" I'm sorry, Siegi. Maaf telah membuatmu khawatir. I love you too, Siegi. I love you even more." Ucap Katharina sepenuh hati. Air mata menggantung manis di matanya. Siegfried menatapnya dengan senyum.

Lalu tiba tiba lelaki itu berlutut dihadapan Katharina. Tangannya terulur dan menggenggam tangan gadis itu. Lalu mengecup punggung tangannya.

" Katharina, will you be a part of my life?"

Katharina terperangah. Ucapan Siegfried yang lembut tapi penuh penekanan, disertai terbukanya sebuah kotak kecil berwarna merah yang menampilkan sebentuk cincin berlian bermata merah di hadapannya. Membuat air mata Katharina melompat tidak tertahankan.

" Oh Siegi, of course. Yes I do."

Suara Katharina yang terdengar jernih dan begitu tegas terdengar oleh setiap orang yang berada di sana. Lalu ketika Siegfried dengan tersenyum lebar memasangkan cincin di jari manis Katharina. Suara tepuk tangan terdengar riuh.

Siegfried kembali berdiri lalu segera merengkuh Katharina ke dalam pelukannya. Mengecupi puncak kepala dengan rasa sayang yang begitu mengguar.

" Aku menunggu saat ini sudah sejak lama." Bisik Katharina dalam pelukan lelaki itu.

" Maafkan aku yang membuat dirimu menunggu terlalu lama. Aku akan menebus waktu yang terbuang itu dengan mencintai dan juga menyayangimu sepenuh hatiku. Aku akan menjagamu dengan nyawaku, sepanjang umurku. I love you with all my heart, dear."

Katharina tidak mampu bersuara. Dia hanya bisa terisak meresapi semua perkataan Siegfried. Rasa cinta yang begitu besar dari lelaki yang kini memeluknya erat.

SIEGFRIED BALDRIK   ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang