einunddreißig

1.1K 102 12
                                    

Tidak ada kebahagian yang begitu sempurna, selain berkumpul dengan seluruh keluarga. Berbagi cerita sambil mengumbar gelak tawa ceria. Melarutkan perhatian dalam cinta kasih nan tulus.

Setelah ikrar yang terucap tanpa keraguan, Siegfried dan Katharina meleburkan diri bersama kebahagian sebuah keluarga yang lengkap.

Tiga orang lelaki tua, terlihat seolah bernostalgia. Berbincang tentang cerita lalu. Mereka tampak akrab seolah tidak pernah ada masalah diantara mereka.

Lalu tiga orang Ibu muda yang repot tapi sangat menikmati perannya. Memberikan buaian kenyamanan untuk bayi bayi lucu yang tertidur lelap dengan mimpi indahnya.

Katharina memandangi mereka dengan mata berbinar. Satu orang sahabat yang tetap menjadi sahabatnya. Satu orang sahabat yang kini menjadi Ibunya dan satu orang teman yang telah menjadi sahabatnya. Kebahagian yang teramat sulit untuk diucapkan.

Lalu mata bermanik biru Katharina beralih, menatap lelaki dengan rambut gondrong yang sedang tertawa ceria diantara lelaki yang belakangan ini akrab merecoki hari harinya.

" Istriku selalu terlihat cantik, jangan terlalu cantik seperti ini. Aku tidak rela jika ada orang yang menatapinya dengan pikiran mesum."

Ucapan itu terbisik ketus di telinga Katharina. Wanita itu melirik dengan senyum lelaki tercintanya yang memeluk tubuhnya erat.

" Hanya kau yang selalu menatapiku seperti itu." Ucap Katharina sambil mengusap pipi Siegfried.

Lelaki itu tergelak. Kemudian tangannya menarik lembut lengan Katharina, sedikit menjauh dari keramaian.

" Honey, please tell me. You won't go." Ucap Siegfried dengan mata menatap lekat Katharina.

" No, I won't." Jawab Katharina dengan mata yang juga lekat menatap lelaki itu.

" Baby, I just wanna hear you say. You really love me."

Raut wajah Siegfried tampak melembut menatap Istrinya. Bibirnya mengecup lembut bibir wanita itu setelah berucap mesra. Katharina memejamkan matanya.

" I can't stop loving you, Siegi. No matter what you say or do. I do love you."

Pernyataan Katharina seolah membuat Siegfried menggila. Dia memeluk erat wanita yang teramat dicintainya itu. Lalu dengan mata menggelap dia meraup bibirnya dan melumatnya lembut. Menyalurkan decapan penuh gairahnya.

" Ouh baby. I love you, honey. Ouh sugar, I love you."

Ucapnya dengan suara parau disela ciumannya. Lalu keduanya tersentak dan menegang, ketika suara teriakan Oliver seakan membungkam kebahagian yang sedang mengalir.

" Oh my God, Pap. Pap. Oh my God. Somebody.. please."

Semua konsentrasi beralih ke Pap. Lelaki tua itu tampak merapatkan matanya. Wajahnya pucat tidak lagi menyiratkan kehidupan di sana. Napasnya berhenti tidak berhembus sedikit pun. Tampak senyum kedamaian samar terulas di bibirnya.

Tangisan pecah menyeruak dalam keheningan yang sesaat terjadi. Mata mata penuh kesedihan dan tatapan haru tergambar segera di wajah mereka.

Dad menatap kosong ke depan. Pikirannya terus memutar rangkaian kejadian yang baru saja dia alami. Tangan bergetar Rainart yang menggenggamnya dan ucapan pelannya yang ditujukan padanya.

" Aku akan menyusul Ibu Oliver dan Carl, segera. Aku juga akan menjaga Ibu Siegi, Istrimu Darek. Aku tahu, Halley hanya mencintaimu. Aku serahkan anak anakku padamu, Darek. I'm so sorry for the last."

Lalu ketika senja menjelang dan  berpayung awan kelabu yang pekat. Berkumpullah mereka dengan isakan yang tertahan dan linangan air mata yang mengalir. Sosok tua yang selalu mereka akrabi dengan panggilan Pap itu dikebumikan. Kembali menghadap sang penciptanya.

Kebahagian yang tadi mereka luapkan tertutup rundungan kesedihan yang kini menyelimuti setiap hati yang menatap gundukan tanah merah basah. Pakaian indah berwarna kecerian berganti dengan hitam kelam duka cita.

" Sayang, hujan segera turun. Ayo kita pulang."

Ucapan lembut Katharina membuat Siegfried menolehkan tatapannya. Senyum cantik istrinya mendamaikan suasana hatinya yang kelabu.

Dengan langkah perlahan mereka meninggalkan gundukan tanah merah yang menyemayamkan sosok terkasih. Gerimis menitik menerpa segala, meluruh menebarkan bau basah. Melebat dan semakin deras.

Siegfried memeluk tubuh basah istrinya. Mobil belum juga melaju. Mereka masih ingin saling meringankan rasa duka nestapa dengan saling merengkuh kehangatan.

" Hari ini, kita akan memulai perjalanan hidup yang sesungguhnya. Aku sebagai suami dan kau sebagai istriku. Kebahagian kita diliputi kesedihan, begitulah hidup kita nanti. Akan ada kebahagian dan kesedihan." Ucap Siegfried pelan.

" But whatever happens, stay by my side and love me because I'll never leave you and never stop loving you." Bisik Siegfried kemudian.

SIEGFRIED BALDRIK   ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang