neununddreißig

942 82 26
                                    

Pernikahan bukanlah sebatas kata kata mesra tetapi kalimat kalimat kehidupan, yang di dalamnya ada aneka permasalahan cinta yang akan teruji. Tidak ada satu pernikahan pun yang mulus tanpa diiringi salah paham, masalah dan juga selisih pertengkaran. Tapi yang penting kita harus terus berjalan dan tidak pernah berhenti.

" Pernikahan yang baik, bukan karena salah satu pihak berhasil untuk mengendalikan. Tetapi karena kedua belah pihak memiliki pengertian."

Siegfried dan Katharina selalu mengingat petuah itu. Petuah yang diucapkan Pap di hari pernikahan mereka dan menjadi hari terakhir Pap menghirup udara di bumi ini.

" Jangan mempertengkarkan hal yang tidak penting. Hal ini membuang waktu karena meributkan masalah kecil. Cobalah mengurangi drama dalam hubungan pasangan suami istri."

Itu yang diucapkan Dad, ketika mereka akan pergi honeymoon. Siegfried dan Katharina mengangguki semua pesan bijak yang diberikan.

Lalu ketika pertengkaran membuat Siegfried kebingungan dan Katharina seolah memaksakan keegoisannya. Suara Ayah seolah selalu terngiang di telinga mereka.

" Dia bukanlah dirimu. Dia adalah pribadi lain yang mengikatkan diri padamu, tidak perlu mengubahnya seperti maumu tapi berjalanlah beriring bersama perbedaan itu."

Kemudian hati akan kembali bertaut dan senyuman kembali mengeratkan perasaan.

" Aku sangat mencintaimu, juga anak anak yang kau lahirkan. Anak anak yang benih cintanya kutanam di rahimmu lalu dengan perjuangan kau berusaha membuat mereka melihat dunia."

Siegfried mencium penuh cinta bibir Istrinya. Bibir yang tidak pernah henti membuatnya tergoda. Lalu menarik tubuh itu untuk dipeluk. Tubuh yang tidak pernah mampu dia tolak untuk menuntaskan hasratnya.

" you will never be replaced. you are my beloved, forever." Ucap Siegfried mesra di telinga Istrinya.

" Lima belas tahun bersamamu. Tidak sedikit pun aku merasakan cinta dan kasihmu berubah. Aku bahagia. Sangat bahagia. Terima kasih untuk semuanya." Balas Katharina pelan.

Siegfried menatap sayang Istrinya. Pelukan tidak sedikit pun merenggang. Lalu ketika bibirnya mencari bibir manis Istrinya. Wanita itu mendesah menggoda, menarik hasratnya yang selalu tanpa ragu dan malu menggelegak tidak tertahan.

" Honey, honey I could never resist your tease." Ucap Siegfried didera gairah.

Kemudian secara alamiah hasrat itu akan beriringan dengan gairah. Saling  berbagi kenikmatan dalam kecupan hangat. Saling menaut bergumul menuntaskan kepuasan. Tidak sedikit pun rasa itu tercela karena penolakan.

" Daddy, Uncle Carl menunggumu. Cepatlah turun."

Itu suara gadis remajanya, Geraldine. Gadis yang sudah beranjak remaja itu sangat cantik dengan mata hazel dan rambut pirang terang. Perpaduan sempurna Orang tuanya.

" Okay, baby." Jawab Siegfried sedikit berteriak, setelah meredam deru napasnya yang masih memburu.

Katharina menghela napas sambil tersenyum. Wajahnya menampilkan kilatan bahagia dengan peluh diterpa mentari pagi. Mata birunya berbinar ceria, teramat terang. Rambut pirang terangnya tampak setengah basah.

" Sangat cantik." Guman Siegfried seperti biasa.

" Turunlah dulu, aku membasuh diri sebentar. Carl pasti datang bersama Ivory." Ucap Katharina sambil beranjak menuju kamar mandi.

Siegfried menuruti ucapan Istrinya. Setelah berpakaian dia membawa dirinya untuk menemui Carl yang betul saja datang bersama Ivory.

" Hei, Man. Masih saja betah menghabiskan waktu di kamar." Sambut Carl dengan tawa.

Siegfried ikut tertawa. Ivory menggeleng dengan senyuman terulas di bibirnya.

Siegfried manatap Geraldine yang telah rapi dan bersiap berangkat.

" Baby, hendak pergi?" Tanya Siegfried sambil beranjak menghampiri gadis remajanya.

" Yes, Daddy. Aku harus menghadiri Ulang Tahun Tania, Daddy kenalkan."

Geraldine mencium pipi Siegfried lalu beranjak mencium pipi Katharina yang baru keluar dari kamar. Kemudian menghampiri Carl dan Ivory lalu bergantian mencium pipinya. Gadis remaja itu melambaikan tangannya sambil berjalan keluar rumah. Katharina melongokkan kepalanya ke luar melalui jendela.

" Oh ternyata, si ganteng Edgar yang menjemput. Aku harus segera bicara dengan Wynona dan meminta Edgar tidak sembunyi sembunyi menjemput anakku." Ucap Katharina sambil tersenyum. Dia membawa langkahnya menuju dapur yang diikuti oleh Ivory.

" Leonard Edgar, Sepertinya kau akan berbesan dengan Wynona." Ujar Ivory sambil tertawa.

" Dan anakmu akan menjadi adikku." Ucap Katharina sambil tertawa.

" Ya, aku memergoki adikmu mencium anakku." Ucap Ivory dengan senyum. Katharina melotot.

" Serius, ya Tuhan Kean. Aku harus bicara dengan anak itu. Lalu apakah Allyssa tidak marah?"

Katharina menatap Ivory yang tersenyum sambil menggeleng.

" Anak itu malah seharian tersenyum senyum sendiri."

Kemudian terdengar tawa lepas keduanya. Kebahagian tampak sekali menyelimuti suasana.

SIEGFRIED BALDRIK   ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang