neunundzwanzig

1.1K 107 14
                                    

Siegfried memasuki rumah sakit diikuti Katharina yang berjalan sedikit bergegas di belakangnya. Langkah kecil gadis itu berusaha menjajari langkah Siegfried yang lebar. Seigfried segera menyadari itu, dia berusaha memperlambat langkahnya lalu memeluk pinggang ramping gadisnya.

" Berjalanlah selalu disebelahku. Jika aku berjalan terlalu cepat dan meninggalkanmu dibelakang, tolonglah tegur aku." Bisik Siegfried di telinga Katharina.

Katharina tersenyum lalu terlihat mengangguk menanggapi ucapan Siegfried. Tangan gadis itu merangkul erat lengan lelaki itu.

Mereka memasuki ruangan Pap, di sana terlihat wajah wajah sedih Carl, Ivory, Oliver, Warren dan yang lainnya. Siegfried langsung menghampiri ranjang Pap. Lelaki tua itu terpejam tidak berdaya. Raut wajah tuanya tampak sekali memancarkan penderitaan dan kesedihan.

" Pap, aku datang." Ucap Siegfried pelan dihadapan Pap.

Lelaki tua itu bergeming. Siegfried menatapnya dengan pikiran bergejolak. Katharina yang masih merangkul lengannya menyenderkan kepalanya di bahu lelaki itu. Siegfried mencium puncak kepalanya.

Siegfried dan Katharina mengambil duduk di sebelah Oliver. Lelaki itu menatap Oliver dengan memiringkan wajahnya.

" Bagaimana kejadiannya?" Tanya Siegfried kemudian. Oliver mengangkat bahunya.

" Carl yang menemukan Pap tidak sadarkan diri di ruangannya." Jawab Oliver sambil menunjuk Carl.

Siegfried menatap Carl yang melangkah ke arahnya. Kemudian duduk disebelah Siegfried. Sementara Oliver berpindah ke sebelah Ivory.

" Aku mendengar suara gelas pecah dari ruangan Pap. Aku bergegas masuk ke ruangannya. Aku lihat Pap sudah terjatuh tidak sadarkan diri, dengan tangan memegang dada kirinya. Aku langsung membawanya ke sini."

Carl terlihat kalut, suaranya bergetar. Matanya berkaca kaca. Ivory menghampirinya lalu mengusap pelan pundaknya. Carl bangkit dari duduknya.

" Aku rasa, aku butuh kopi. Ivory, temani aku ke kantin." Ucap Carl sambil berjalan keluar ruangan setelah menepuk pundak Siegfried.

" Kalian pergilah untuk makan dulu, biar aku dan Katharina yang menunggu Pap." Ujar Siegfried mengerti, sepertinya mereka semua belum makan malam.

Ruangan menjadi sepi sepeninggal mereka semua. Siegfried menatap Katharina yang kepalanya masih menyender di bahunya.

" Tidurlah, jika kau mengantuk. Kau pasti lelah, seharusnya tadi kau tidak usah ikut." Ucap Siegfried lembut. Tangannya yang merengkuh pundak gadisnya memberikan usapan lembut.

" Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri, apalagi dalam keadaan kalut." Ucap Katharina pelan. Tangan gadis itu mengusap lembut wajah kekasihnya.

Siegfried memejamkan matanya. Merasakan kedamaian yang menjalari hatinya setiap kali tangan itu dengan lembut memberikan belaian belaian penuh kasih.

" Katharina, I don't know what to say, but I love you so much. you're a gift in my life."

Siegfried mencium lama puncak kepala kekasihnya itu. Matanya terpejam merasakan setiap irama yang mengalun indah di hatinya. Rasa cintanya yang begitu besar kepada wanita yang berada didalam pelukannya kini. Wanita yang begitu terbuka memperlihatkan penerimaan akan dirinya. Wanita yang pastinya akan selalu dia jaga sepanjang hidupnya dan sepenuh hatinya.

Lelaki itu mendesah tanpa sadar. Jari jari halus nan lentik itu masih nakal menari di wajahnya. Memberikan pola pola abstrak di sekitar sisi wajahnya yang berbulu. Lalu menelusuri bibirnya yang tanpa ragu mengecupi jari jari itu. Bahkan Siegfried memberikan gigitan pelan yang membuat Katharina meloloskan desahannya.

" Siegi.."

Suara parau dan lemah itu membuat mereka tersentak. Siegfried segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ranjang Pap. Tapi tangannya tidak lupa merangkum tangan Katharina dan membawa gadis itu  mengikuti gerakannya.

" Pap, ini Siegi. Pap, bangunlah dan bicaralah. Aku tahu tadi Pap memanggilku."

Siegfried berucap dengan suara bergetar sambil menatap Pap yang masih diam tidak bergerak. Deru napasnya tampak lemah dengan mata yang terpejam begitu rapat.

" Pap, please. Siegi akan menikah dengan Katharina. Siegi sudah melamarnya. Lihat cincin di jari manisnya itu dan Ayahnya sudah merestuiku. Pap, aku ingin kau juga hadir di sana. Di pesta pernikahanku. Kau, Dad dan juga Ayah Katharina. Aku senang mempunyai tiga orang lelaki tua kini. Please, wake up."

Siegfried mengusap lembut tangan tua Pap. Sementara sebelah lagi tangannya terus menggengam tangan Katharina. Dia seolah mempunyai kekuatan dari genggaman tangan hangat itu.

Lalu ketika dengan perlahan mata Pap terlihat terbuka. Siegfried seolah menegang.

" Siegi, kau disini"

SIEGFRIED BALDRIK   ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang