drei

1.7K 148 16
                                    

Siang ini, sebelum makan siang Katharina menemui atasannya. Kehadirannya disambut dengan senyum terkembang lebar oleh atasannya itu. Katharina benci sekali melihat senyuman itu.

Sebenarnya dia selalu berusaha menghindari bertemu langsung dengan atasannya itu. Pernyataan hati lelaki tua itu yang sedikit memaksa membuatnya merasa tidak nyaman jika berada di dekatnya.

Katharina masih mengingat jelas ketika sore itu dia diminta untuk datang ke ruangan lelaki itu. Sebagai pegawai bawahan, Katharina menurutinya. Tapi dia tidak menyangka bahwa kehadirannya di ruangan itu hanya untuk mendengar curahan hati dan pernyataan cinta lelaki tua mesum itu.

" Kau tahu, Kathy sayang. Aku sudah bosan dengan istriku yang tua dan gendut itu. Aku sudah bosan dengan wajahnya yang selalu berdandan seperti badut. Aku memimpikan dirimu, Kathy. Memimpikan kau menggantikannya."

Ucapan lelaki itu diiringi dengan tangan yang mulai mengusap lembut pipinya. Katharina memejamkan matanya dengan gigi mengetat dan bibir terkatup rapat. Tangannya menepis kasar tangan jahil atasannya itu.

" Ayolah sayang, kau tidak harus lelah bekerja jika mau menjadi istriku. Kau akan kumanjakan, apa pun keinginanmu akan kuturuti. Kau tahu sayang, Aku selalu membayangkanmu jika sedang bercinta dengan istriku. Membayangkan tubuh mulusmu yang seksi ini."

Rayuan itu membuat Katharina serasa ingin muntah. Dia bergidik ngeri membayangkan jika itu terjadi.

Sore itu dia berlari keluar dari ruangan atasannya itu dengan mengumpat keras. Kata kata kotor keluar mulus dari mulutnya. Lalu ketika esoknya dia dipindah tugaskan kebagian pengarsipan, dia menerimanya dengan sedikit kesal. Tapi tetap bersyukur, dia jadi tidak akan bertemu dengan atasannya itu.

Lalu siang ini dia harus bertemu dengannya lagi, karena tadi ketika dia meminta ijin kepada Yolanda, atasannya di bagian pengarsipan. Wanita itu memintanya bertemu dengan atasannya itu untuk meminta ijin. Dengan wajah cemberut dan kekesalan yang membayanginya, maka berdirilah dia kini dihadapan atasannya itu.

" Bagaimana cantik, sudah terpikir keputusan untuk menerima tawaranku kan."

Itu sebuah pernyataan bukan pertanyaan. Katharina memandang kesal atasannya. Dia menghela napasnya lalu menghembuskannya dengan kasar.

" Aku sudah punya kekasih." Jawabnya ketus. Lelaki tua itu menyeringai.

" Aku tidak pernah melihatmu bersama seorang lelaki."

Katharina mendelik menanggapi ucapan lelaki tua itu. Lalu mendengus kesal. Lelaki tua tidak tahu malu itu mengeluarkan smirknya.

" Aku tidak harus memberitahukanmu jika ingin bertemu dengan kekasihku."

Ucapan sinis Katharina membuat lelaki tua itu terkekeh. Dia berjalan menghampiri gadis itu. Katharina mempersiapkan dirinya untuk melakukan sesuatu jika saja lelaki tua itu berlaku tidak baik.

" Baiklah, kau sudah punya kekasih." Lelaki tua itu menjeda, tawanya terdengar mengejek," apakah dia sekaya aku, cantik?"

" Tidak sekaya kau, tapi juga tidak setua kau." Ucap Katharina sarkas.

Lelaki itu membulatkan matanya. Wajahkan terlihat tidak suka mendengar ucapan gadis itu. Dia mengangkat tangannya hendak menyentuh pipinya. Katharina dengan sigap menepisnya.

" Don't touch me."

Gertakan Katharina tidak menyurutkan tangan nakal itu untuk mengurungkan niatnya. Dia tetap menyentuh pipi gadis itu. Debaran rasa ketakutan yang menghentak, amarah yang merambatinya. Dengan gerakan cepat Katharina melayangkan tangannya. Sebuah tamparan mendarat keras di wajah lelaki tua itu.

Lelaki tua itu menatap tajam ke arahnya. Wajahnya memerah karena amarah. Matanya yang sipit membulat sempurna. Katharina sendiri seolah baru tersadar dengan apa yang diperbuatnya. Dia menatap lelaki di depannya dengan tatapan serba salah dan takut.

" Kau membuatku marah, cantik."

Desisan lelaki tua itu seolah mengancamnya. Katharina bersiap untuk sesuatu yang lebih buruk. Dia memejamkan matanya ketika tubuh tambun itu terasa merangsek tubuh mungilnya.

" Mohon maaf Tuan Lazaro, ada petugas Rangers ingin bertemu denganmu. Anakmu berbuat ulah lagi, kali ini pohon di hutan marga satwa jadi sasarannya."

Suara dan kehadiran Assisten lelaki tua itu menyelamatkan Katharina. Dengan raut kesal lelaki tua itu melepaskan tubuh Katharina yang kini bergetar hebat, air mata sudah membasahi pipinya. Gadis itu tampak sekali ketakutan. Matanya masih terpejam dengan isakan halus lolos dari bibirnya.

" Hei, kau tidak apa apa?"

Suara yang dikenali Katharina membuatnya membuka matanya dengan segera. Dia menatapi wajah yang berada tepat di depan wajahnya. Lelaki tinggi dan tegap itu sedikit merunduk untuk mensejajarkan tingginya dengan gadis itu.

" Siegi..." Gumam Katharina.

Tubuh mungil itu menghambur cepat ke dalam pelukan lelaki itu yang merengkuhnya hangat. Air mata mengalir lebih deras. Semua mata yang ada di sana menatapnya tanpa kedip. Terutama Tuan Lazaro, matanya memicing tidak suka.

SIEGFRIED BALDRIK   ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang