zwei

1.9K 152 10
                                    

Sepulang bekerja Katharina membuka laptopnya dan mulai mencari informasi tentang Siegfried, lelaki yang diyakini menolongnya malam itu.

Berbekal penglihatannya pada seragam yang dipakai lelaki yang masuk ke dalam mobilnya, dia pun mencari tahu. Seragam yang di gunakannya seperti seragam Ranger yang sering menjaga hutan cagar alam.

Katharina mulai membuka situs Ranger yang tersedia. Senyumnya terkembang begitu melihat kesamaan seragam dengan apa yang ada di kepikirannya. Lalu dia mencari data Ranger yang masih aktif bertugas. Terbukalah banyak nama dengan foto di sana. Dengan lincah tangan Katharina mengetikkan sebuah nama yang sangat dihapalnya.

" Siegfried Baldrik." Desisnya.

Dia nyaris melompat sambil berteriak senang begitu di layarnya terpampang nama yang dia cari. Di sana bisa di lihat CV lelaki itu lengkap dengan fotonya. Katharia mengusap perlahan foto lelaki yang dicarinya.

" Finally, I found you." Gumamnya.

Dia segera mendial sebuah nomor dan senyumnya terkembang begitu nada sambung terdengar.

" Hei, ada apa?" Tanya suara diseberang. Nadanya serak seperti orang bangun tidur.

" Wynona, my best. I found him." Teriaknya kegirangan.

" Jangan berteriak.  Kasihan bayiku, dia pasti kaget. Lagi pula ini sudah malam Kath sayang." Gerutu Wynona kesal. Katharina terkekeh.

" Sorry honey bunny. Aku terlalu gembira. Aku sudah mencarinya selama sepuluh tahun ini. Lalu begitu bertemu dia seolah tidak mengenalku.  Makanya ketika aku menemukan CV lengkap dengan fotonya, aku begitu bahagia. Maaf telah mengagetkanmu. Jangan marah, please."

Suara Katharina yang penuh penyesalan membuat Wynona jadi merasa bersalah. Wynona yakin gadis itu sudah berkaca kaca matanya.

" No, baby Kath. Aku tidak marah. Hanya kaget. Okay, setelah ketemu datanya. Apa yang akan kau lakukan?"

Suara lembut Wynona membuat Katharina tersenyum. Dia menghela napas pelan.

" Aku akan menemuinya. Aku akan mendatangi kantornya." Ucapnya penuh keyakinan.

" Apa perlu kutemani?" Tanya Wynona penuh perhatian.

" Tidak. Tidak perlu, Wy. Aku akan pergi sendiri. Kau istirahat saja. Nikmati saja hari hari menjelang kelahiran bayimu. Aku akan menemuimu dan menceritakan padamu semua, setelah bertemu dengannya nanti." Jawab Katharina dengan suara tenang.

" Baiklah." Ucap Wynona singkat.

" Doakan saja agar dia tidak lagi mengusirku."

Tawa hambar terdengar di ujung kalimat Katharina. Wynona mengernyit mendengarnya.

" Mengusirmu?" Tanyanya antusias.

" Ya, Esok hari setelah aku ditolongnya dulu. Aku mendatangi rumahnya untuk berterima kasih. Aku mencari tahu tentangnya dari Edward, teman sekelasku. Awalnya dia menerimaku dengan baik. Tapi ketika aku bertanya tentang keluarganya, dia sepertinya tidak suka. Dia memintaku untuk pergi."

Katharina kembali mengingat peristiwa itu. Dimana dengan wajah garang lelaki itu menghardiknya untuk pergi.

" Tolong kamu pergi. Pergi aku bilang."

Suara bentakan itu masih terngiang ditelinga Katharina. Saat itu dengan berurai air mata, Katharina terpaku menatap wajah pemuda di depannya.

" Go...I said go.."

Teriakan itu membuat Katharina berlari. Tapi dia sempat menjatuhkan sebuah kalung. Dia berniat akan memberikan kalung itu untuk pemuda itu.

" Kath, are you okay?"

Suara Wynona yang lembut membuyarkan lamunan Katharina. Gadis itu menggelengkan kepalanya sambil memejamkan matanya.

" I'm okay, Wy. It's okay."

Wynona menarik napas lega mendengar jawaban sahabatnya itu.

" Syukurlah. Tidurlah, Kath. Istirahatlah. Aku tahu kau lelah."

Katharina menggangguki ucapan Wynona.

" Okay, Wy. Good nite. Take care, Wy. Your baby too." Ucap Katharina pelan.

" Good nite, Kath. You too."

Katharina menutup panggilannya. Dia menyimpan ponselnya di atas meja. Dia meminum air mineral yang ada di sisi kanan laptopnya. Lalu matanya kembali menatap layar laptopnya yang masih menyala. Seraut wajah yang begitu di rindukannya terpampang di sana. Wajah itu terlihat lebih dewasa kini. Lebih tampan. Bukan lagi seorang pemuda dengan rambut panjang acak acakan. Walau dulu pun Katharina mengakui bahwa dia begitu tampan. Buktinya dia tidak dapat melupakannya.

Dia melihat lagi seorang lelaki dewasa dengan rambut panjang terkuncir rapi. Bulu bulu memenuhi kedua bagian sisi pipinya. Dia mengusap kembali wajah tampan di layar laptopnya.

" Besok aku akan menemuimu, Siegi. Aku akan mengingatkanmu. Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar untuk mencarimu. Semoga aku tidak kecewa lagi."

SIEGFRIED BALDRIK   ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang