Siegfried dan Katharina sedang menikmati makan malam bersama Ayahnya dan juga Grace, ketika terdengar bunyi panggilan di ponsel Siegfried. Lelaki itu memohon ijin untuk mengangkatnya begitu melihat nama yang tertera di layar.
" Siegi, kau bisa pulang sekarang?" Ujar suara di sebrang begitu panggilan tersambung.
" Carl, ada apa?" Tanya Siegfried bingung.
Katharina yang mengikutinya segera menggandeng lengan Siegfried. Gadis itu merasa ada sesuatu yang terjadi. Siegfried menoleh lalu merengkuh tubuh gadisnya.
" Carl, tolong katakan ada apa?" Tanya Siegfried lagi, ketika tidak ada satu jawaban pun dari Carl di sebrang sana.
" Siegi," Carl menjeda, dia menarik napas dan menelan salivanya," Pap kena serangan jantung..."
" Carl, don't be kidding me." Potong Siegfried cepat, suaranya meninggi.
Katharina segera melingkarkan kedua tangannya diseputar tubuh kekasihnya itu. Menyurukkan kepalanya di dadanya. Sejenak Siegfried menegang lalu kembali tenang. Dia menutup sambungan dan menatap gadisnya. Lalu dengan rasa sayang dipeluknya erat.
" Honey, kau yang selalu membuatku tenang. Tidak ada seorang pun yang dapat meredakan kemarahanku, kecuali dirimu. Itulah mengapa aku tidak akan bisa hidup tanpa dirimu. Katharina, my love, my everything, my live. I love you." Bisik Siegfried ditelinga Katharina, suaranya bergetar. Katharina tahu Siegfried sedang bersedih.
" Apa terjadi sesuatu di sana?" Tanya Katharina lembut.
" Pap terkena serangan jantung." Jawab Siegfried pelan.
" Kita harus segera ke sana." Ucap Katharina sambil menarik tangan Siegfried yang bergeming.
" Kau tidak apa apa?" Tanya Siegfried ragu.
" Ya, ada apa?" Katharina balik bertanya. Siegfried tersenyum karenanya.
" Aku tidak mungkin membiarkanmu pergi sendiri. Ayo, kita pamit dulu." Ajak Katharina.
" Ada apa?" Tanya Ayah yang tiba tiba sudah berada di hadapan mereka, sebelum sempat mereka melangkah ke dalam.
" Kami harus kembali, Pap terkena serangan jantung." Jawab Katharina cepat. Siegfried mengangguk di sebelahnya.
" Baiklah, hati hati di jalan. Siegi, salam untuk Pap. Semoga lekas pulih dan mungkin besok pagi aku akan menengok Dad. Kami harus segera membicarakan tentang pernikahan kalian."
Siegfried mengangguki ucapan Ayah dan Katharina mengulas senyum. Wajahnya tampak merona, begitu cantik. Siegfried yang menatapnya seolah tidak kuasa untuk menahan diri. Lelaki itu merangkul pundak gadisnya lalu berbisik, dimana sebelumnya sekilas mencium pelipisnya.
" Jangan terlalu sering merona dengan senyum seperti itu. Aku tidak tahan melihatnya."
Katharina makin tersipu karena bisikan Siegfried. Ayah yang melihat itu berdecak, kemudian berlalu ke dalam. Grace yang baru datang menatap Katharina dengan mata menyipit.
" Honey, ayo kita pergi." Ucap Siegfried lembut. Katharina mengangguk. Gadis itu menatap Grace yang masih menatapinya. Lalu melangkah mendekatinya.
" Grace, kami pergi dulu. Besok, ikutlah bersama Ayah. Ajak juga adik kecilku."
Grace memeluk Katharina dengan rasa sayang. Dia merasa lega dengan perubahan sikap sahabatnya itu. Air mata tidak kuasa dia tahan. Meleleh bebas mengaliri pipinya.
" Thank you, beautiful." Ucap Grace pelan. Grace mengurai pelukannya.
" Kau selalu memanggilku seperti itu." Ucap Katharina. Grace memang selalu memanggilnya beautiful, semenjak mereka memutuskan menjadi sahabat.
" Dan akan selalu memanggilmu seperti itu." Jawab Grace cepat. Kathatina tersenyum.
" Tapi aku tidak akan memanggilmu Ibu, karena Ibuku hanya satu dan dia sudah tiada."
Katharina memandang Grace yang tertunduk. Ada kilau kecewa tertangkap di manik matanya.
" Aku akan memanggilmu, Mom. Seperti yang biasa aku lakukan."
Grace menatap tidak percaya pada Katharina yang tersenyum lebar. Lalu dia kembali memeluk sahabat tercintanya itu. Gadis yang membuatnya mau menikahi Ayahnya, karena dia begitu menyayanginya.
" Kau tahu, beautiful. Aku begitu menyayangimu." Bisik Grace. Katharina mengangguk dalam pelukan wanita yang tiga tahun lebih tua dari dirinya itu.
" Aku tahu, kau yang selalu berperan seperti Ibuku setelah dia tiada. Terima kasih, Mom. Sorry, kemarin kemarin aku egois." Ucap Katharina pelan dengan air mata merebak.
Grace mengurai pelukannya lalu menatap Katharina dan beralih ke Siegfried yang seolah sudah tidak sabar untuk segera pergi. Lelaki itu tampak gelisah.
" Pergilah. Hati hati di jalan. Siegi, please take care my beautiful girl."
Siegfried mengangguk, menanggapi ucapan Grace. Dengan lembut Siegfried menggenggam tangan Katharina menuju mobil. Dibawanya tangan itu ke bibirnya lalu dikecupnya dengan sayang.
" I'll take care of you with all my heart." Desisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
SIEGFRIED BALDRIK ( COMPLETED )
General FictionKatharina Leota Ernest, selalu teringat dengan seorang pemuda yang mencuri ciuman pertamanya. Pemuda itu bernama Siegfried Baldrik, seorang berandalan yang menolongnya ketika dia hampir di perkosa segerombolan pemuda jalanan. Lalu ketika esoknya dia...