Siegfried kembali duduk di sebelah Katharina setelah selesai berpakaian. Celana pendek dan kaos santai berwarna navy tampak pas di tubuh lelaki itu. Katharina menatapinya. Mata biru gadis itu terlihat berbinar. Terpesona.
Tatapan berbinar Katharina membuat Siegfried ingin memeluk tubuh gadis itu. Dengan segera Siegfried membawa tubuh itu ke dalam pelukannya. Dia tidak peduli akan tatapan lelaki tua di hadapannya.
" Sepertinya aku harus meninggalkan kalian berdua. Kathy, senang bertemu denganmu. Jaga putraku tetap ditempatnya." Ucap lelaki tua itu sambil beranjak menuju pintu.
" Apa maksudmu Pap?" Tanya Siegfried sedikit berteriak.
" Aku yakin sebentar lagi kau akan berpindah tempat." Ujarnya sambil tergelak. Tawanya masih terdengar setelah dia menghilang di balik pintu.
" Kunci pintunya, Siegi. Kau tidak mau nanti jadi tontonan Oliver yang sering masuk tanpa mengetuk pintukan"
Teriakan lelaki tua itu terdengar dari luar diselingi tawa kerasnya. Siegfried berdecak kesal sambil berjalan menuju pintu dan menguncinya. Sementara Katharina menutup wajah meronanya dengan kedua belah tangannya.
" Pap, bicara apa tadi?" Tanya Siegfried setelah mereka duduk berdua bersisian. Katharina menggeleng. Siegfried memeluk erat gadis itu. Bibirnya menciumi puncak kepala dan pelipisnya.
" Tidak ada, hanya sedikit mengingatkan saja. Agar aku tidak pernah meninggalkanmu." Jawab Katharina dengan senyum jahil. Siegfried meringis.
" Apa betul Pap bicara seperti itu?" Tanyanya sambil menyipitkan matanya. Tangannya mengusap lembut pipi gadis cantiknya.
Katharina tergelak. Siegfried gemas dikerjai oleh gadisnya. Dia memeluk gadisnya lebih erat lagi dan menciumi wajahnya. Katharina tertawa tawa lepas. Siegfried juga ikut tergelak.
Kemudian mereka terdiam dan saling menatap. Siegfried mempertemukan bibirnya dengan bibir Katharina. Lalu mereka saling berciuman dengan sangat lembut. Saling melumat dan menyecap seiring rasa cinta yang menggelora. Tangan gadis itu mengalung di leher lelaki itu.
Katharina mendesah ketika Siegfried memberikan ciuman basah di leher jenjangnya. Tubuhnya menggeliat seolah menggoda pertahanan lelaki yang kini telah di landa hasrat yang berbalut gairah.
" Tidakkah kau bisa untuk tidak menggodaku, sayang?" Suara serak Siegfried di penuhi rasa frustasi.
Katharina malah menyuarakan desahan di telinga lelaki itu. Tangan halusnya seolah menari menyusuri tubuh lelaki itu. Siegfried kalah, dia memejamkan matanya rapat dan mengerang.
" I can't handle it any more, baby. You tease me and you make me insane. Honey, I love you." Gumam Siegfried dalam gairah.
Lelaki itu membawa gadis itu menuju ke tempat tidur. Dengan ringan dia menggendongnya. Ciuman mereka tidak terlepas. Dia membaringkan gadis dalam gendongannya dengan perlahan.
" Apakah kita harus melakukannya saat ini?" Tanya Siegfried di sela ciumannya. Gadis yang berada di bawahnya itu menatapnya. Mata birunya terlihat berkabut gairah.
" Apa kau harus menanyakannya setelah aku menunggu hampir sepuluh tahun ini?"
Katharina tidak menjawab, malah balik bertanya. Siegfried seolah semakin tertantang.
" Tidakkah nanti kau menyesalinya karena setelah ini aku tidak akan pernah berhenti dan setiap hari nantinya aku akan selalu menginginkannya."
Katharina memandangi lelaki yang kini menggodanya dengan ciuman di lehernya.
" Aku akan selalu menginginkan perhatian dan kemesraanmu. Jangan pernah kau meninggalkanku karena hidupku tidak akan pernah sama tanpa kehadiranmu."
Suara parau Siegfried terdengar indah ditelinga Katharina. Gadis itu membalas ciuman lelaki itu. Tangan halusnya menelusuri wajah tampan berbulu di bagian sisi pipinya itu. Memainkan rambut gondrongnya yang kini tidak lagi terkuncir. Siegfried semakin gila karenanya.
" No, I won't. I never let you down. You always on my mind, Siegi, I love you."
Ucapan Katharina dengan suara lembutnya, membuat mata Siegfried menggelap. Dia tidak dapat lagi menahan diri. Dia menjemput gairahnya. Dia ingin menuntaskan hasratnya dengan segera.
" I'll do it gently and very slowly, baby." Bisik Siegfried di telinga gadisnya.
Katharina mencari bibir yang membisikkan kata di telinganya itu lalu melumatnya lama. Siegfried mengerang karena ulahnya. Gumaman tertahan Siegfried terdengar di antara decapan.
" I need you, always need you and I never let you go, dear. I love you even more."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIEGFRIED BALDRIK ( COMPLETED )
General FictionKatharina Leota Ernest, selalu teringat dengan seorang pemuda yang mencuri ciuman pertamanya. Pemuda itu bernama Siegfried Baldrik, seorang berandalan yang menolongnya ketika dia hampir di perkosa segerombolan pemuda jalanan. Lalu ketika esoknya dia...