Minyoon
Gs Area
This Story is Mine
Happy Reading
.
.
.
.Angin berhembus cukup kencang, menerbangkan surai kelam panjang milik Yoongi yang baru saja keluar dari mobilnya, perempuan itu nampak melihat sekeliling sebelum akhirnya menyusul langkah sang suami yang berada beberapa langkah didepannya.
Bibirnya lantas mengukir senyum kecil kala melihat bagaimana dengan sabarnya Daniel menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan Taehyun yang tengah berceloteh panjang lebar dalam gendongan Daniel. Tidak merasa terganggu sekalipun pemuda itu terlihat cukup kerepotan dengan sebuah koper besar ditangan kiri.
Dimasa yang lalu, Yoongi pernah memimpikan hal yang sama. Dimana ia akan berjalan dibelakang sambil memperhatikan bagaimana interaksi antara suaminya dan anak mereka kelak, pasti terlihat begitu manis.
Bodohnya, saat itu Yoongi membayangkan pemuda itu adalah Jimin, tanpa pernah menyangka bahwa mimpinya akan terwujud dengan tokoh yang berbeda. Yoongi tersenyum tipis saat menyadarinya, yah manusia hanya bisa berangan bukan?
Karna pada akhirnya Tuhan lah yang menentukan segalanya, Yoongi percaya apa yang telah digariskan kepadanya adalah hal yang paling baik.
Tujuh tahun yang lalu Yoongi yakin pada dirinya sendiri untuk tidak kembali menginjakan kakinya di Korea, untuk tidak lagi melihat pada masa lalu.
Ia telah yakin dapat memulai hidup yang baru bersama Daniel, tapi nyatanya itu hanya sebuah angan. Karna lihat saat ini, ia bahkan kembali menapakan langkahnya pada bandara ini.
Incheon sangat berarti baginya, di tempat inilah ia mengucapkan selamat tinggal untuk kisah cintanya yang memilukan, sekaligus kembali dengan membawa kehidupan yang diimpikannya.
Tempat yang menjadi saksi bagaimana Yoongi pernah menjadi serpihan kaca yang tak berharga untuk kemudian kembali menjadi kaca yang sempurna.
TUK
Yoongi berjengkit saat kemudian keningnya menubruk sesuatu yang keras juga hangat disaat yang sama dan diiringi oleh kekehan ceria dari putra semata wayangnya, sedikit mendengus Yoongi mendongak untuk kemudian terperangkap dengan tatapan teduh milik suaminya yang masih menahan senyum sambil menatapnya.
“ Ada apa?”
Tanya Yoongi bingung, tangannya refleks mengusap pelan keningnya yang tadi berbenturan dengan dada sang suami.
“Sudah sampai” Kata Daniel lembut memberikan pengertian, cukup membuat Yoongi refleks melihat sekeliling dan meringis kecil begitu menyadari mereka memang sudah samapi.
“Aku mau chek in dulu. Kau dan Taehyunie tunggu di ruang tunggu saja, aku akan menyusul setelah chek in”
“ Eum.. hati-hati Daniel”
Peringat Yoongi yang langsung ditanggapi oleh kekehan.
“ Sayangku, kita hanya akan terpisah beberapa langkah. Kenapa kau bertindak seolah aku akan pergi jauh huh?”
“Kau kan memang akan pergi jauh, aku tidak rela” Daniel tergelak, tangannya bergerak mengusak surai kesayangan istrinya itu dengan lembut.
“ Hei.. hanya satu bulan, tidak akan lama.Jangan mau kalah dengan Taehyun, dia bahkan tidak menangis sekarang”
Yoongi mendengus dan Daniel terkekeh pelan, lelaki itu mengahadiahi sebuah kecupan kecil dikeningnya sebelum beranjak pergi menuju tempat chek in dan meninggalkannya bersama Taehyun.
“ Ma.. Papa pasti pulang bukan?”
Yoongi menyirit mendengar pertanyaan mendadak dari putranya itu, ia lantas menoleh dan mengulum senyum saat melihat Taehyun kembali murung. Ah.. anak ini, jika dihadapan Daniel akan terlihat ceria tapi ketika Daniel tidak ada Taehyun akan kembali bersedih.
![](https://img.wattpad.com/cover/182923888-288-k132570.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
House of Card
Fanfiction[End] Tidak semua cinta harus diungkapkan. Terkadang sesakit apapun perasaan itu lebih baik tetap dipendam. Tetap menjadi rahasia kecil yang dibalut dengan senyuman. Hanya untuk menjaga, apa yang baik tetap berjalan baik. Ikatan mereka memang telah...