Minyoon
Gs Area
This Story is mine
Happy Reading
..
.
.
.Jungkook mengetuk ruangan Yoongi pelan, tapi ketika tak mendengar sahutan apapun ia memilih melangkah masuk dan menghela nafas kesal saat melihat sahabatnya masih duduk bersandar diranjang sambil menatapnya datar.
Setengah kesal ia melangkah masuk, menutup kembali pintunya sebelum beranjak mendekati ranjang dan menjitak kepala sahabatnya itu sedikit lebih keras
"Sakit, Jeon. Kau baru saja menganiaya pasien rumah sakit" protes Yoongi sambil mengelus kepalanya sayang.
Jungkook mendengus malas, kemudian memilih mendudukan dirinya disamping ranjang. Daniel sudah pulang beberapa waktu lalu bersama dengan Taehyung dan anak-anak, Jungkook yang mengajukan diri untuk menemani Yoongi hingga nanti malam, yah.. Daniel juga butuh istirahat sejenak.
" Salahmu, aku mengetuk pintu bukannya dijawab, kau malah melamun seperti orang bodoh, ku pikir kau sudah tidur"
Yoongi hanya menghela nafas panjang, kemudian lebih memilih kembali diam sambil memandang jauh pada langit-langit rumah sakit, total mengacuhkan Jungkook yang menatapnya tidak terima. Yoongi justru kembali mengingat kejadian di kantor Jimin tadi siang dan juga saat Jimin mendengar berita kehamilannya.
Jimin memang tidak menangis didepannya, tapi sorot luka penuh kehancuran itu terlanjur terlihat dengan begitu jelas olehnya, menghantarkan sengatan rasa sakit yang merasuki hatinya sendiri. Menghantarkan buliran air mata yang bahkan tanpa disadarinya yang bergerak turun melewati pipi putihnya.
Sial, Yoongi pikir semuanya sudah selesai. Ia pikir semua sudah baik-baik saja dan lembaran baru bersama Daniel sudah terlaksana dengan begitu baik, bahkan Yoongi berpikir bila hatinya mulai mengukir nama Daniel secara perlahan.
Tapi kejadian siang tadi benar-benar menamparnya, membuatnya tersadar bahwa sekeras apapun usahanya selaa ini sia-sia saja. Dia belum bergerak sedikitpun dari titik awal.
" Yoon, kenapa kau menangis?"
Jungkook terkejut saat mendapati Yoongi justru tengah menangis, memang tidak terisak tapi air matanya mengalir dengan begitu banyak menuruni pipinya.
Dan panggilan Jungkook itu berhasil membuat Yoongi tersadar dari lamunannya, ia memandang Jungkook dalam sekalipun tak menutupi kesedihannya.
" Jeon.." panggil Yoongi lirih
Jungkook menghela nafas pelan kemudian mendudukan diri diatas ranjang rumah sakit dan memeluk sahabatnya itu dengan lembut. Dia tidak tahu Yoongi kenapa, tapi rasanya tetap terasa sedih melihat Yoongi seperti itu.
" Ada apa?"
"Aku tidak tahu Jungkook" bibir Yoongi bergetar menahan tangis yang luar biasa mendesak.
" Kenapa aku masih sebegitu terluka melihatnya sedih begitu?"
Jungkook terdiam, ia mulai menyadari siapa yang dimaksud sahabatnya itu. Sedikit meringis, bukankah dulu Yoongi tidak pernah mau membahas tentang Jimin, tapi hari ini Yoongi justru membicarakan Jimin lebih dulu. Sesuatu yang buruk pasti sudah terjadi.
" Aku tidak tahu dimana letak kesalahannya?. Kenapa aku masih merasa hancur melihatnya bersedih begitu?"
Yoongi pada akhirnya terisak hebat, tubuhnya ikut bergetar hebat dalam rengkuhan sang sahabat yang semakin menguat. Hatinya terlalu pilu, logikanya terlalu lelah. Yoongi hanya ingin menangis, mencoba mengeluarkan segala sesak yang terasa semakin menghimpit dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
House of Card
Fanfic[End] Tidak semua cinta harus diungkapkan. Terkadang sesakit apapun perasaan itu lebih baik tetap dipendam. Tetap menjadi rahasia kecil yang dibalut dengan senyuman. Hanya untuk menjaga, apa yang baik tetap berjalan baik. Ikatan mereka memang telah...