Minyoon
Gs Area
This Story is Mine
Happy Reading
.
.
.Setiap manusia memiliki jalannya sendiri, memiliki takdir masing-masing yang tidak bisa dihindari. Suka dan duka itu seimbang, setiap kali bergulir secara bergantian demi memberikan pelajaran bagi setiap manusia yang menjalaninya. Termasuk Yoongi, ia tidak bisa menolak manakala dering teleponnya berbunyi nyaring dan sebuah berita buruk menyusul kemudian.
Isi kepalanya nyaris kosong, tidak lagi dapat berpikir jauh. Langkahnya tergesa menyusuri koridor, terseok-seok dengan gamang. Ia sangat berhara ini semua hanya mimpi, dia pasti akan segera bangun dan semua akan baik-baik saja.
Ah.. atau Jimin hanya sedang mengerjainya? Membuatnya sedemikian cemas hanya untuk membalas sakit hati atas apa yang diucapkannya tempo hari?
Apapun itu.... Yoongi berharap ini bukanlah kenyataan. Dibelakangnya nampak Daniel menyusul dengan raut tak kalah cemas, takut-takut Yoongi melakukan kecerobohan karna kepanikannya.
Namun harapan tinggalah harapan. Karna detik kesekian Yoongi merasakan dunianya sedemikian runtuh kala mendapati Jungkook yang terisak kalap dalam pelukan suaminya tepat didepan ruang operasi. Tubuhnya seolah mengambang tak lagi memiliki tumpuan, melangkah tanpa tenaga menuju arah keduanya.
Tidak... tidak mungkin... ini tidak benar....
"A--apa yang terjadi?"
Ia tergagap, langkahnya terasa begitu berat kala Taehyung menatapnya dengan pandangan kosong, terlihat begitu hancur meski pemuda itu berusaha terlihat tegar.
"Aku tidak tahu, polisi menghubungiku jika Jimin kecelakaan, mobilnya hancur dan ia ditemukan tak sadarkan diri tak jauh dari lokasi mobilnya"
Yoongi melemas, ia hampir saja tersungkur jika Daniel tak sigap merengkuhnya.
Seakan kekuatannya terhisap begitu saja, Yoongi merasakan tubuhnya meringan. Otaknya buntu, dadanya sesak, pasrah ketika Daniel memeluknya dengan erat seakan memberikan kekuatan, sebuah afeksi yang sama sekali tak membantu.
Yoongi terlalu tenggelam dengan kekalutannya hingga ia tak lagi dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.
Suara pintu ruangan operasi terbuka, seorang dokter keluar dengan raut wajah tenang namun dengan tatapan sedemikian tajam, membuat keempatnya merasa resah.
"Bagaimana keadaannya Dok?"
"Tuan Park, mengelami benturan hebat dan mendapatkan pendarahan serius di pelipis kirinya, rusuk kirinya tertusuk, dia juga mengalami pendarahan di bagian perutnya akibat benturan dan lagi kakinya kirinya mengalami fraktur yang cukup serius"
Yoongi meraung, tidak... tidak..
"Kami harus melakukan oprasi secepatnya, namun tuan Park membutuhkan tranfusi secepatnya. Apa disini ada yang memiliki golongan A berhesus negatif? Saya sudah berusaha menghubungi pusat, namun golongan tersebut kosong "
Keempatnya hening, tidak ada... tidak ada dari mereka yang memiliki rhesus negatif.
Yoongi hampir saja kembali ambruk kala bayangan buruk itu semakin melemahkan ketegarannya.
Perempuan itu tak bisa berhenti menangis. Hingga kemudian sebuah langkah terburu dari belakang terdengar begitu nyaring, berlari dengan helaan nafas yang terdengar terputus-putus.
"Bibi Hwang?"
Yoongi menatap perempuan yang nampak begitu kacau dengan air mata yang masih mengalir dan nafas yang kacau itu sejenak, tak mengerti kenapa asisten rumah tangga ini terlihat begitu panik
KAMU SEDANG MEMBACA
House of Card
Fanfiction[End] Tidak semua cinta harus diungkapkan. Terkadang sesakit apapun perasaan itu lebih baik tetap dipendam. Tetap menjadi rahasia kecil yang dibalut dengan senyuman. Hanya untuk menjaga, apa yang baik tetap berjalan baik. Ikatan mereka memang telah...