Epilog

1.6K 152 35
                                    

Minyoon
Gs area
This Story is Mine
Happy Reading
.
.
.


Deburan ombak di pantai Busan terdengar begitu kencang, berkali-kali menabrak karang. Senja menyingsing, mentari perlahan-lahan pulang ke peraduan, menciptakan semburat magis yang menghiasi langit.

Namun itu semua tidak menyurutkan langkah sepasang merpati tua yang masih menyusuri pantai dengan pelan. Kedua tangan mereka terpaut rapih, menyamakan gerak kaki pada setiap langkah yang diambil.

Tidak ada pembicaraan, hanya diam sambil menikmati sunset yang perlahan meredup,

Matanya memandang awas pada anak-anak kecil yang tengah bermain bergitu lepas dipinggir pantai, seakan tak peduli jika sebentar lagi malam akan menjemput. Anak-anak itu masih kekeh berlari kesana kemari, saling mengejar dengan tawa riang.

Setelah dirasa cukup lelah, keduanya lantas menghentikan langkah, sama-sama menghadap pantai yang tegah menyajikan sunset yang luar biasa indah, sunset yang entah ke berapa ribu kali mereka saksikan bersama setiap harinya.

Si pria menggenggam tangan wanitanya erat, tersenyum cerah kala sang istri menatapnya dengan begitu lembut.

“Aku bahagia Yoon” suaranya terdengar serak karna usia “Aku bahagia karna bisa mewujudkan mimpi terbesarku.. disini”

Wanita di sampingnya tersenyum, tangannya yang bergetar pelan terangkat, membingkai wajah pria-nya yang sampai kapanpun akan tetap tampan sekalipun kini sudah dipenuhi kerutan. Park Jimin tetap tampan, meski tiga puluh tujuh tahun telah terlewat dari pernikahan mereka.

“Aku mewujudkan mimpi besarku, menatap matahari terbenam sambil berpegangan tangan dengan mu ditemani cucu-cucu kita”

Yoongi terkekeh pelan, suaranya memang tidak seindah dulu, kini sedikit tersenggal karna dimakan usia. Namun Jimin bersumpah suara itu masih terdengar bak nyanyian siren di telinganya.

Baginya tidak ada yang berubah, entah itu kemarin, bertahun lalu, esok atau bahkan lusa, Yoongi nya tetap sama. Tetap mebuatnya berdebar seperti pertama kali hatinya berhasil di curi puluhan tahun yang lalu.

“Kalau begitu selamat Jimin.. mimpimu terkabul”

Jimin tersenyum, kemudian meraih perempuan itu kedalam dekapannya, mebiarkan Yoongi merebahkan kepala didadanya.

Samar-samar pendengaran tuanya mendengar teriakan sang anak yang memanggil cucu-cucu mereka, bisa ia bayangkan dibelakang sana pasti tengah ricuh. Jelas paham cucu-cucunya sungguh tidak bisa diam.

Matanya masih menatap jauh pada lautan, menyaksikan sendiri bagaimana perlahan-lahan mentari itu tenggelam, terlihat begitu indah.

Tiga puluh tujuh tahun ini terasa luar biasa baginya, peralahan-lahan buku besar mereka terisi beragam cerita, entah itu bahagia ataupun duka mereka arungi bersama.

Pernikahan mereka terasa begitu menyenangkan, Yoongi hamil lagi saat itu dan pada akhirnya mereka mendapatkan anak kembar hingga memiliki empat anak yang sudah memiliki keluarga kecil sendiri. Jungkook dan Taehyung juga bahagia dengan ketiga anaknya, begitu pula Seokjin dan Namjoon atau Daniel dan Minhyun. Semuanya bahagia tidak ada yang terlupa.

“Besok kita ke Seoul kan? Aku ingin mengunjungi Taehyung dan Jungkook, aku merindukan mereka”

Jimin tersenyum kemudian menganggukan kepala seraya mengeratkan rangkulannya, ia juga merindukan pasangan itu. Sebelas tahun tak bertemu dan hanya dapat mengunjungi pemakaman untuk mengutarakan rindu

“Tentu.. aku juga merindukan mereka, mungkin kita akan bertemu Yeonjun, Nara dan Taejung disana”

Jimin menghela nafas panjang, merasa begitu sedih karna menyadari ia tidak lagi memiliki kawan untuk saling mengejek satu sama lain, sedih karna Taehyung dan Jungkook tidak sempat melihat bagaimana cucu-cucu mereka tumbuh sedemikian sehat. Namun Jimin yakin mereka ikut berbahagia di atas sana.

Yah... semua  kebahagiaan selalu beriringan dengan duka bukan? Begitu pula hidup, Jimin dan Yoongi telah begitu banyak menyaksikan kematian dan menyisahkan beragam luka dibenak mereka, satu persatu sahabatnya pergi menyisahkan dirinya dan Yoongi saja.

Baik Jimin ataupun Yoongi tidak pernah menduga bahwa kini mereka yang menggantikan peran Chanyeol sebagai saksi terakhir dari kisah indah yang mereka miliki.

Menjadi saksi hidup bahwa di dunia ini pernah ada beberapa pasangan yang harus jatuh bangun mempertahankan cinta. Menjadi penyimpan cerita indah dari kenangan-kenangan bahagia yang diciptakan mereka bersama.

Jimin menunduk, membingkai wajah istrinya lembut dan mengecup kening perempuan itu penuh sayang.

“Aku mencintaimu Yoon... selamanya akan tetap begitu”

Yoongi tersenyum kecil, mengangguk pelan “dan aku pun mencintaimu Jim.. terimakasih telah menepati janji mu.. terimakasih karna masih disini bersamaku”

Dan begitulah kisah mereka berakhir, Jimin dan Yoongi pada akhirnya bahagia hingga senja terakhir yang mereka saksikan bersama.

Dua tahun kemudian, mereka pada akhirnya selesai menulis kisah cinta mereka, buku-buku itu tertutup, seiring dengan mata keduanya yang memberat dan pada akhirnya terlelap dengan begitu damai di suatu senja sambil berpegangan tangan, menatap senja yang menguning di teras rumah mungil mereka.

Tepat diusia ke 75 Park Jimin tutup usia bersama dengan istrinya Park Yoongi yang di usianya yang ke 65 tahun.

.
.
.

Fin







House of Card pada akhirnya selesai...

Terimakasih untuk selalu setia membaca sampai selesai.. terimakasih... banyak yang udah votte dan komen... aku sayang banget sama kalian.. maaf kalo book ini banyak banget typo nya.. aslinya udah coba buat edit sendiri tapi kecolongan mulu wkwkwk.. maaf juga kalo up nya ga teratur dan kadang lama.. eehehehhe

Sebetulnya awal aku nulis ini ragu.. bisa engga ya aku nulis sampai ending.. beberapa kali kehilangan plot.. tapi syukurnya aku bisa selesai sampai akhir..

Boleh tulis kesan pesannya tentang House of Card... dan ya.. sampai jumpa di work-work aku yang lain ya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

House of CardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang