Chapter 25 - Our Page

1.3K 155 26
                                    

Minyoon
Gs Area
This Story is Mine
Happy Reading
.
.
.

Yoongi menatap datar seorang pemuda yang satu minggu belakangan ini terus saja mengganggu hidupnya.

Pemuda yang tanpa tahu malu melakukan hal sesuka hati hingga rasanya Yoongi ingin sekali mendorongnya jatuh ketengah laut. Jimin sialan! Pemuda itu tidak bisa dibiarkan melakukan hal-hal begini, Yoongi tidak mau kembali jatuh untuk yang kesekian kali.

“ Cha.. sudah siap”

Jimin melepaskan sarung tangannya begitu selesai mengangkat kue dari dalam oven dan meletakannya di hadapan Yoongi. Nampak luar biasa lues seakan tatapan kesal Yoongi semenjak tadi bukanlah hal yang penting.

Seperti pagi-pagi sebelumnya, Park Jimin kembali merusak paginya yang tenang. Yoongi baru akan memasak sarapan ketika bell rumahnya berbunyi nyaring dan berkali-kali seakan si tamu akan segera mati jika Yoongi tak membuka kan pintu.

Tadinya ia pikir itu Jungkook yang sengaja ingin mengerjainya, Yoongi sudah menyiapkan rentetan kalimat kekesalan yang siap dilontarkan pada sahabatnya itu, tapi nyatanya semuanya tertelan lagi ketika yang didapatinya saat membuka pintu bukanlah Jungkook, tapi Park Jimin.

Pemuda yang tidak punya rasa malu langsung menyerobot masuk menuju dapur miliknya, mengacak-ngacak peralatan masaknya dengan dalih akan membuat kue untuk anak-anak. Menyebalkan.

“ Hey... apa Yoonji dan Taehyunie sudah bangun?”

Ah ya, semalam Yoonji tak ingin berpisah dari Yoongi dan berakhir dengan menginap. Jimin sangat bersyukur karna putrinya itu sangat mempermudah jalannya utuk mendekati Yoongi lagi. Ia berjanji akan membelikan Yoonji apapun yang diinginkannya nanti. Yoongi memutar bola matanya malas, ia bersidekap sambil menatap pemuda itu angkuh

“ Pikirmu? Ini masih pukul enam pagi Jimin. bahkan para pekerja rumahku saja belum datang. Dan kau sudah bertanya anak-anak bangun?”

Jimin meringis dalam hati, benar juga ini memang masih terlalu pagi untuk bangun apa lagi untuk mengganggu rumah orang seperti dirinya, tapi mau bagaimana lagi?

Jimin tidak tahan untuk berjauhan dengan Yoongi, rasanya rindu sekali hingga ia nekat menerobos rumah perempuan itu dengan alasan yang sebenarnya tidak tidak terlalu penting.

“ Maafkan aku... aku hanya ingin membuat kue untuk anak-anak. “

“ kau bisa membuatnya dirumahmu, kau bahkan memiliki orang yang dapat membantu”

“ Tidak bisa”

Jimin menggeleng kuat, nampak sangat tidak setuju dengan ucapan Yoongi

“ Aku ingin membuat ini dari tanganku sendiri. inikan untuk anak-anakku”

Yoongi memutar bola matanya malas untuk kali kedua. Malas meladeni sisi kekanakan dari pemuda park, cukup menyebalkan baginya. Ia hendak beranjak pergi, namun cekalan ditangannya membuatnya terhenti, menatap datar pada pemuda itu.

“ Mau kemana?”

“ Ini rumahku.. terserah aku mau kemana pun.. yang penting tidak satu ruangan denganmu”

Jimin menghela nafas pelan, berdiam diri ketika Yoongi melepaskan cekalan tangannya kemudian melangkah menjauh, meninggalkannya yang kini termenung memandangi punggung sempit itu dengan pandangan nanar.

Ia paham, yang dilakukannya selama ini pasti membuat Yoongi tidak nyaman, membuat perempuan itu ketakutan jika suatu saat kembali jatuh padanya, ia tahu hati Yoongi terlalu lembut untuk melukai orang lain.

House of CardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang