Chapter 38 - Jungkook's Blessing

1.1K 113 12
                                    

Minyoon
Gs
This Story is Mine
Happy Reading

.
.
.
.
.

Ketika Jungkook mengajaknya untuk melakukan Women Time, maka itu benar-benar menjadi waktu paling panjang dalam sejarah kehidupannya.

Yoongi dibuat sakit kepala, karna nyatanya sahabatnya ini benar-benar aktif melakukan kegiatan ini dan itu seolah tanpa lelah, membuat Yoongi harus berulang kali memberi tahu bahwa dalam perutnya yang masih datar itu terdapat kehidupan baru yang tengah berkembang.

Seakan belum cukup membuatnya nyaris gila hanya karna cemas dengan kandungan sang sahabat, Jungkook justru memaksa Yoongi untuk menemaninya berjalan-jalan ke Busan seharian ini.

Yoongi nyaris mengumpat dan menolak keras, tapi tetap saja akhirnya ia tetap menurut untuk menaiki kereta dan berakhir duduk bosan selama hampir tiga jam

“Yoon, ayo main air pantai, kita sudah lama kan tidak bermain air?”

Yoongi hanya mendengus lelah, berakhir dengan mendudukan diri dibawah salah satu payung pantai yang telah mereka sewa sebelum masuk tadi, total abai pada permintaan Jungkook yang semakin menyebalkan ditelinganya.

Setibanya di Busan, Jungkook dengan semangat mengajaknya menuju Haneundae, rindu pantai katanya karna selama di Seoul Jungkook bahkan hampir tidak pernah keluar rumah.

Merasa diacuhkan, Jungkook justru mendengus, kemudian menggerakan lengan sahabatnya itu berusaha membujuk

“Yoon, ayolah. . . aku betulan rindu pantai”

“Ya sudah bermain sendiri saja Kookie, aku tunggu disini, dan hati-hati jangan lakukan hal ceroboh. Ingat kau sedang punya bayi sekarang”

Jungkook mendengus seraya memutar bola matanya kesal, moodnya memang sering kali naik turun karna hormon kehamilannya.

Perempuan itu lantas menghentakan kaki sebelum akhirnya meninggalkan Yoongi sendirian, memutuskan untuk bersenang-senang sendiri di bibir pantai, dalam beberapa detik moodnya sudah kembali baik dan mulai asik bermain dengan ombak.

Tak jauh dari sana Yoongi masih diam ditempatnya, memperhatikan sahabatnya itu dengan seksama, mengawasi dalam diam. Jungkook itu meski terkadang bisa menjadi dewasa, tetap saja dalamnya seorang bayi ceroboh. Terbiasa dimanjakan sejak kecil membuat Jungkook terbiasa bergantung dengan orang lain.

Getaran ponselnya membuat perhatian Yoongi sedikit teralih, ia segera meraih ponselnya dan sedikit tersenyum saat mendapati nama Daniel tertera dilayar, meminta persetujuan untuk panggilan video, maka tanpa berpikir ia segera menjawabnya.

Haloo cantik”

Yoongi tersenyum kecil membalas sapaan kelewat manis dari sang suami, sayang sapaan itu tidak pernah membuat jantungnya berdebar anomali. Daniel terlihat sedikit pucat dengan mata yang sedikit cekung, kentara kekurangan istirahat.

Apakah pekerjaannya seberat itu hingga suaminya ini tidak beristirahat degan benar? Atau terjadi sesuatu yang buruk disana?.

“Daniel, sudah makan? Ini sudah jam makan siang bukan?”

Belum sayang, disini masih pukul sebelas siang. Aku masih harus berdiam didepan layar meski bosan”

Yoongi tersenyum kecil karenanya, sedikit ia mulai merasa bersalah jika mengingat kelakuannya beberapa minggu kebelakang. Ia harus jujur, tapi bagaimana cara menyampaikan keputusan itu? sumpah demi Tuhan, baru melihat wajah kuyu Daniel saja sudah hampir membuat Yoongi goyah.

“Ah. . kalau begitu jangan lupa makan kalau sudah waktunya, aku tak ingin kau sakit, Niel”

Daniel terkekeh lagi, begitu gemas hingga Yoongi bisa membayangkan kepalanya akan diusak begitu brutal oleh pemuda itu.

House of CardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang