Chapter 50 - Finnaly I'm Yours

1.4K 121 15
                                    

Minyoon
Gs
The Story is Mine
Happy  Reading
.
.
.

“Dengan menimbang beberapa fakta yang diserahkan, maka memutuskan untuk mengabulkan permintaan saudari Min Yoongi, dengan demikian mulai saat ini saudara Kang Daniel dan saudari Min Yoongi resmi bercerai”

Ketukan palu tiga kali terdengar seiring dengan desahan lega yang beriring kemudian. Serentak semua orang yang berada dalam ruang sidang berdiri dari duduknya begitu hakim meninggalkan ruangan, setelahnya satu persatu hadirin yang menjadi saksi ikut meninggalkan ruangan, menyisakan beberapa orang disana.

Jimin tersenyum lega kala menyaksikan ikatan kedua orang itu benar-benar terputus, dibantu dengan sebuah tongkat ia beranjak mendekat kearah Yoongi yang masih berdiri di tempatnya dan asik berbincang dengan Daniel. 

“Selamat atas perpisahan kalian, kurasa”

Daniel menoleh kemudian terkekeh pelan kala mendengar kalimat menggelikan dari pemuda dihadapannya, berusaha tidak ikut meledek manakala Jimin dengan posesifnya menarik Yoongi mendekat seraya merangkul pinggangnya dengan erat meski pada prosesnya Jimin sempat meringis karena kaki yang lukanya tak sengaja ikut tertarik.

“Yah.. terimakasih, aku lega sekali ini sudah selesai”

“Tentu saja, kau bisa menikahi Mihyun akhir pekan nanti, bukan?”

Daniel terkekeh lagi, kepalanya mengangguk kecil membenarkan. Tahu benar Jimin berkata begitu bukan semata-mata hanya untuk menggodanya, tapi juga seakan meminta kepastian bahwa dirinya selepas ini tidak akan berhubungan lebih jauh dengan perempuan itu. 

“Ya.. ya tentu.. “

Daniel melirik jam tangannya sejenak kemudian kembali menatap pasangan di hadapannya

“Ah.. aku harus pergi sekarang, Minhyun menunggu ku untuk memeriksa baby bersama”

“Ohh.. pergilah, jangan biarkan perempuan menunggu kalau kau tak ingin membuat mereka berubah menjadi kucing liar”

“Jimin!” 

“Oppss.. aku lupa”

Daniel terkekeh lagi melihat pertengkaran kecil didepannya itu, bagaimana Yoongi yang mengeluarkan beberapa ekspresi menggemaskan yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Dan bagaimana Jimin yang begitu jahil meladeni kekesalan Yoongi. Lucu sekali.

“Ya sudah aku pergi dulu, ya.. baik-baik kalian” 

Daniel menganggukan kepala sebagai tanda pamit, sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan Jimin dan Yoongi yang masih berdebat kecil disana. Semuanya selesai.. buku-buku lama telah tertata apik dalam memori kepala selayaknya kenangan yang harus dihormati dan buku-buku baru sudah siap ditulis ulang dengan kisah-kisah baru tentang perjalanan mereka.

Jimin menghembuskan nafas pelan begitu kegugupan tiba-tiba menyerangnya, menarik perhatian dari perempuan yang sejak tadi berdiri di sampingnya. 

“Ada apa? Kakimu sakit lagi? Mau pulang sekarang?”

Jimin menggeleng pelan, membiarkan Yoongi tenggelam dalam kecemasannya sendiri. Pemuda itu lantas terdiam sejenak, merogoh saku celana bahannya sebelum akhirnya menatap sang terkasih dengan tatapan paling teduh yang pernah ia lakukan.

Hatinya berdenyut hebat, ia sudah tahu jawabannya tapi tetap saja rasa gugup itu mencekiknya hingga sulit untuk bersuara.

“Jimin.. ada apa?”

“Satu hal yang paling aku syukuri kepada Tuhan di hari pertama kita bertemu” Jimin tersenyum kala perempuan itu menyirit tak mengerti

“Aku bertanya-tanya, bagaimana jika hari itu aku tidak melewati toko roti itu? Bagaimana jika hari itu aku mengikuti sikap acuhku untuk tak peduli pada gadis yang menangis di sebelah toko itu? Atau.. bagaimana jika setelahnya kau tidak merasa bersalah karena membasahi bajuku sehingga kita tidak bertukar nomor telepon? Berpisah selayaknya orang asing dan tak pernah bertemu lagi?”

House of CardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang