Chapter 36 - You Don't Know Me so Well

1.1K 118 20
                                    

Minyoon
Gs Area
This story is Mine
Happy Reading
.
.
.

Satu minggu berlalu dengan cepat, dan Yoongi semakin tenggelam dalam euforianya bersama Jimin. Tenggelam dalam kebahagiaan..

Lalu apakah ini masih dapat disebut dengan kebahagiaan semu jika Yoongi saja masih terjatuh pada hal yang sama dua kali?

Yoongi tidak habis pikir, sekalipun logikanya sudah berulang kali meneriaki dirinya untuk berhenti, tapi hatinya yang bodoh justru berkata sebaliknya. Sepertinya semesta senang sekali bercanda dengannya.

Yoongi berkali menjauh, mencoba melupakan Jimin tapi lihat akhirnya, ia bahkan tidak bisa mengelak saat pelukan pelukan itu memerangkapnya dari belakang, sama-sama memandang jalanan Seoul diatas atap mansion Jeon dalam diam.

Tidak ada yang berbicara, hanya menikmati hembusan angin yang bertiup pelan disekitar mereka.

“Kenapa kau menjadi sedikit pendiam seharian ini Yoon?”

Jimin mengeratkan pelukannya, mengecup pundak Yoongi sekilas sebelum akhirnya kembali memandang jalanan Seoul yang mulai tenang begitu berajak malam.

“ Terjadi sesuatu?”

“Aku hanya sedang memikirkan hubungan kita”

Yoongi menghela nafas pelan, memilih berkata jujur sambil menyenderkan beban tubuh sepenuhnya pada Jimin.

“Ini salah Jimin... tapi aku tidak bisa menghindar... selalu berhenti disini.. bersamamu”

“Apa kau menyesal kembali padaku, Yoon?”

Yoongi tidak langsung menjawab, terdiam dengan mata yang tertutup. Sesungguhnya ini sebuah dosa.

Apa yang mereka lakukan ini Yoongi tahu bagaimana rasa sakitnya jika semesta kembali tidak mempersatukan mereka, tapi dia tidak bisa lagi mengelak. Seakan tak memiliki lagi kekuatan untuk membangun kembali puing-puing pertahanannya yang sudah terlanjur patah.

“Sejujurnya.. Ya” Yoongi tersenyum sendu

“Kita pernah sama-sama tahu bagaimana akhirnya Jimin... aku benci sekali karna harus menghianati Daniel.”

Nadanya terdengar begitu pelan, karna bagaimana pun Daniel tetaplah orang baik.

“Tapi.. aku tidak pernah bisa untuk pergi dari mu lagi.. aku tidak bisa mengelak lagi”

Jimin tersenyum tipis, jauh dilubuk hatinya yang masih memiliki sisi kemanusiaan, jelas ia juga merasa tidak enak. Merebut sesuatu yang berharga bagi orang lain tentunya bukan hal yang dapat dibenarkan oleh nuraninya.

Seperti berkaca kepada masalalu, Jimin juga merasakan ketakutan untuk kembali dihancurkan oleh angan.

Tapi Jimin memang manusia egois, mungkin ini kali terakhir Yoongi akan memberinya kesempatan. Untuk itu Jimin tidak akan ragu untuk kembali mempertaruhkan semuanya.

Dia yakin kali ini ia yang akan menang. Yoongi akan menjadi miliknya.

“Aku turut menyesal atasnya”

Jimin berkata pelan, tapi tak terkesan merasa bersalah sedikitpun. Pemuda itu malah membalikan tubuh Yoongi agar berhadapan dengannya, sebelah tangannya terangkat naik, mencakup dagu mungil itu agar menatapnya.

“Tapi aku tidak menyesal atas pilihan mu Yoon...” tangan itu menjalar lembut kearah pipi putih milik sang gadis kemudian mengelusnya pelan

“Aku sangat bersyukur Tuhan mau membuka hatimu untuk kembali melihatku. Ini mungkin terdengar jahat, tapi aku senang saat kau memutuskan untuk menceraikan Daniel dan memulai semua denganku”

House of CardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang