Seventeen

11.1K 681 67
                                    


F A K E   L O V E R

F A K E   L O V E R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Recommended Song :
BIGBANG Lies


********






Kinal tersenyum penuh arti melihat Jemian dan Chiara yang kaget melihatnya. Ia harus meluruskan semuanya. Dan ini yang pertama. Identitas aslinya harus ia tunjukkan. Sudah cukup selama ini ia menyembunyikan identitasnya demi mencari sebuah informasi. Sekarang, semuanya sudah hampir sempurna. Kinal rasa inilah saatnya untuk membongkar semua yang ia tahu.

"Bukan ini yang gue mau Chiara. Lo gak boleh jatuh cinta sama Jemian."

Kinal berbalik. Menyadari ada langkah kaki yang mendekat, Kinal membalikkan tubuhnya. Sesuai dugaannya, Chiara pasti menghampirinya. Gadis itu pasti ingin menanyakan banyak hal kepadanya.

"Kenapa selama ini lo gak cerita ke gue? Gue pikir lo sahabat dekat gue, Nal. Hampir setahun kita dekat dan gue bener-bener percaya sama lo. Gue cerita apapun ke lo. Tapi lo malah gak pernah terbuka sama gue." Chiara mengepalkan tangannya. Ia kecewa, marah, dan kesal bercampur jadi satu.

"Lo anggap gue apa selama ini?"

Kinal memalingkan wajahnya. Jujur, hatinya agak tersentil. Tapi ia tidak boleh goyah demi tujuan utamanya. "Kenapa lo gak pernah nanya langsung ke gue?" tanyanya santai.

"Karena gue sadar akan posisi lo. Gue menghargai privasi lo dan gue juga nunggu lo yang akan cerita sendiri. Bukan begini harusnya. Gue harusnya tahu dari mulut lo langsung, bukan dari orang lain."

Chiara kecewa. Sangat. Ia seperti dipermainkan. Apa gara-gara ia anak miskin makanya Kinal bisa seenaknya mempermainkannya? Kinal anak orang kaya, itu pasti. Chiara tersenyum miris. Memang sejak awal ia tidak punya teman.

"Ah, jadi ini alasan kenapa menu lo VIP terus? Karena lo anak yang berpengaruh? Atau jangan-jangan.... lo tinggal di Royal Real Estate juga?" air mata Chiara menetes. Ia juga merutuki dirinya sendiri yang begitu bodoh. Bisa-bisanya gampang tertipu.

"Gue selama ini emang pura-pura jadi anak biasa lalu kerja di cafe, karena gue mau dekat sama lo."

Chiara berdecih. "Karena gue gampang dibodohi?"

Kinal menggeleng pelan. "Bukan. Tapi karena seseorang. Ada yang harus gue cari dari diri lo."

"Jangan berbelit-belit. Langsung saja ke intinya. Tujuan lo bohong ke gue apa?"

"Lo tahu kenapa Clarissa meninggal?"

Chiara mengerutkan keningnya. Kenapa malah membahas Clarissa? Ia saja tidak kenal siapa itu Clarissa. Tahu wajahnya saja tidak. "Gue gak tahu dan gak mau tahu."

Fake Lover [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang