F a k e L o v e r
Recommended Song :
Bruno Mars — When I Was Your ManSedikit lagi menuju ending🙂
8 jam sebelum interogasi.
Chiara meringkuk dan mencari kenyamanan ditengah ulasan kepala yang begitu lembut. Beberapa kali ia meringis saat luka di bahunya terasa perih. Chiara duduk di jok samping kemudi sambil menaikkan kaki. Bersandar ke jendela sambil memegangi bahu kanannya yang terasa ngilu. Ia ingin menangis tapi mungkin saking lamanya ia menangis, sekarang tidak ada satupun air mata yang keluar.
"Apa ikatannya kurang kencang?" Jemian bertanya khawatir. Ia mengehentikan mobilnya mendadak lalu memperbaiki ikatan kain agar darahnya berhenti keluar. Kain itu ia dapat dari baju bekas yang ada di bawah jok. Biasa Jemian gunakan sebagai lap. Karena situasi genting, darah ini harus dihentikan dengan cara instan. Yaitu mengingatnya dengan kain.
"Tetap saja masih sakit. Bahuku seperti mati rasa. Pecahan kaca yang aku cabut tadi sebesar ponsel asal kamu tahu."
"Kenapa bisa Juanda mengejarmu?"
"Mana aku tahu? Dia mengejarku dengan truk tronton seperti kejadian 10 tahun yang lalu. Dia ingin membunuhku, lagi. Bukankah dulu yang jadi target adalah aku? Ibumu tidak bersalah karena dia hanya menyelamatkanku. Justru dia yang meregang nyawa."
Jemian menahan amarahnya sendiri. Melihat bagaimana Chiara yang susah payah menahan sakit, wajahnya penuh lecet, membuat ambisi Jemian ingin membunuh Juanda semakin kuat. Ah, tidak. Ia harus membunuh Kinal terlebih dulu. Keinginan untuk membunuh Kinal masih ada. Sahabat macam apa yang tega melakukan hal keji begini? Menjatuhkan mental orang terdekatnya demi mencari kebenaran.
"Sepertinya dia tahu kamu masih hidup dan mengetahui keberadaanmu. Kamu masih yakin ingin ke kantor polisi besok?" Jemian mengendarai mobilnya lagi.
"Ini satu-satunya cara agar Juanda dihukum mati."
"Dia bisa saja mengejarmu lagi. Apapun bisa dia lakukan untuk menggagalkan rencanamu melapor ke kantor polisi. Temasuk menghilangkan nyawamu."
Chiara tidak menjawab. Ia mengalihkan pandangannya ke jendela dan menatap jalan asing ini yang tampak sepi. Sebenarnya ia tidak tahu Jemian akan membawanya kemana. Yang jelas, Chiara sudah merasa aman karena ada Jemian disisinya. Jalan yang awalnya gelap tanpa sinar lampu mendadak terang saat lampu-lampu jalan mulai muncul. Masih di area penuh tumbuhan tinggi dan itu membuat bulu kuduk Chiara meremang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Lover [END]
Teen Fiction⚠️❌ DILARANG PLAGIAT ❌⚠️ [Lover Series #1] Karena keisengan sahabatnya Chiara harus jadi pacar sewaan seorang laki-laki bernama Jemian. Meski mendapat bayaran mahal, hidup Chiara berubah drastis. Chiara harus masuk ke kehidupan keluarga konglomerat...