Fake Lover [END]

Forty Five

1 part lagi, dan benar-benar ending.

Makasih semuanya karena sudah ngikutin Fake Lover dari awal sampai tamat. Padahal story ini complicated banget wkwkw. Banyak plot twist, karakternya gila semua, banyak masalah, dan tentunya punya teori jelimet. Tantangan aja buat aku karena aku memang sedang keluar dari zona nyaman. Selama ini aku cuma nulis romance gitu. Dan akhirnya bisa menamatkan story ini jadi prestasi sendiri buatku, hehe.

Disini karakter Chiara memang aku buat menderita tapi bukan berarti aku benci dia. Mana mungkin aku membenci tokoh yang aku buat sendiri. Aku hanya ingin memberitahu saja kalau ada sosok perempuan muda yang tidak pantang menyerah demi mencari keadilan demi orang-orang terdekatnya. Meskipun ini cuma fiksi, semoga bisa menginspirasi kalian semua. Seberat apapun masalah, percayalah ada Tuhan dibalik kalian. Jangan pantang menyerah dan lakukan yang terbaik. Dan bagi orang yang jahat ke kalian, semua akan kena karma pada waktunya. Karma is exist, believe that. Apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai. So, be careful of your words.

Di part ini ada spoiler menuju sequel👀⚠️

Jangan lupa dukung NCT di album terbaru mereka nanti 💚

Recommended Song :
Taeyeon — If

15 menit sebelum interogasi.

Chiara semakin bergetar hebat. Di depan matanya, Jemian tampak bersimbah darah. Ken dengan cepat mencabut pisau itu dan darah langsung merembes membasahi baju yang Jemian pakai. Chiara buru-buru ke belakang dan air matanya luruh begitu saja.

“Jemi… please bangun… Jemi, jangan tinggalin aku! Buka matamu, Jemi!” jari-jari Chiara tampak bergetar saat memangku tubuh Jemian yang tak berdaya. Matanya menutup dan hembusan nafasnya terdengar lemah. Chiara semakin takut. Pikiran buruk mulai menghantui pikirannya. Tapi disaat yang bersamaan, truk itu semakin dekat.

“Kita ke rumah sakit sekarang.”

Ken tampak bingung. “Tapi anda—“

“Tidak ada yang lebih penting selain Jemian! Bawa dia biar aku yang mengendalikan mobil ini.” Chiara kembali ke tempat duduknya dan bersiap kembali menuju rumah sakit. Jangan sampai Jemian juga meninggalkannya. Jemian harus segera ditangani sebelum makin parah. Ia kembali menginjak pedal gas dan meninggalkan area kantor polisi yang hampir dekat itu.

Chiara terus mengendarai mobil itu dengan perasaan was-was. Ia melirik ke spion dan truk tronton itu sudah tidak terlihat. Apa mungkin polisi berhasil menangkapnya? Semoga saja begitu. Ia akan ke kantor polisi lagi jika Jemian sudah ditangani nanti. Saat ia sibuk menginjak pedal gas, tiba-tiba muncul mobil mewah lain dari arah berlawanan. Membuat Chiara reflek mengerem mendadak dan hampir saja ia menabrak mobil tadi. Belum sempat Chiara mengumpat, pengemudi mobil tadi tiba-tiba turun dan mengetuk kaca mobilnya berulang kali.