Thirty Five

7K 480 44
                                    


F A K E    L O V E R

F A K E    L O V E R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Recommended Song :
Becky Hill, David Guetta — Remember






Seperti hint di chapter sebelumnya, chapter ini akan fokus ke flashback Kiara (Clarissa) dengan Kinal.





************















"Ayah, kita mau kemana?"

Seorang gadis kecil berumur sekitar 7 tahun tampak bingung saat diajak ke rumah sakit. Ia melihat kesana-kemari karena merasa asing dengan rumah sakit luar negeri. Dari bangunan pun sudah berbeda dengan Indonesia. Dia terus mengikuti langkah orangtuanya didepan sambil terus memperhatikan kanan-kiri nya.

"Kita akan menjenguk sepupumu, Kinal."

Gadis bernama Kinal itu hanya mengangguk. Ia masih sibuk memperhatikan hingga tatapannya tertuju ke belokan sebelah kanan. Ada gadis kecil lain mungkin seusianya muncul dari belokan itu. Dia menangis dan seperti mencari seseorang. Wajahnya penuh luka dan orang-orang yang melihat pun tidak ada niat menolong. Cuma ditatap saja. Kinal menarik tangan sang Ayah sambil menunjuk ke arah gadis itu.

"Ayah, lihat itu."

Sean Adijaya ikut menoleh ke arah yang ditunjuk anaknya. Karena iba, Sean mendekat dan berjongkok didepan gadis itu yang terus menangis. Dan Sean ikut ngeri saat melihat banyaknya luka lecet di wajah cantiknya.

"Paman, tolong bantu cari adikku." gadis kecil itu tiba-tiba bersuara. Sean sampai kaget saat menyadari kalau anak ini orang Indonesia, sama sepertinya.

"Adikmu dimana? Harusnya kamu jangan keluar kalau sedang dirawat. Lukamu harus sembuh dulu baru bisa mencari adikmu." Sean tersenyum lembut. Bermaksud ingin mengantar gadis ini kembali ke ruang rawat inapnya. Sean berpikiran kalau gadis ini kabur karena masih memakai baju khas rumah sakit.

"Aku hanya ingin bertemu adikku. Aku tidak peduli dengan luka ini. Aku harus bawa dia pulang..."

Sean dan istrinya saling tatap. Tak tahu harus berbuat apa. Kinal juga diam saja melihat gadis ini menangis sejak tadi. Masih ada darah yang menetes dari kulit wajahnya. Membuat Kinal agak takut untuk mendekat. Kinal hanya bisa bersembunyi dibalik tubuh sang Ibu.

"Lebih baik kita bawa anak ini ke Fukuoka. Luka di wajahnya harus diobati lalu kita bawa dia kesini lagi," saran sang istri.

"Kamu mau ikut Paman? Nanti akan Paman bantu untuk mencari adikmu."





Fake Lover [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang